Mapala Piranha Kalsel Raih Juara III Lomba Wana Lestari 2021 Tingkat Nasional

BANJARBARU – Masih dalam suasana HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 76, mewakili seluruh kelompok Pecinta alam di Kalimantan Selatan (Kalsel), Organisasi Pecinta Alam (Mapala) Piranha Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berhasil membawa pulang Tropi Juara terbaik III Lomba dan Apresiasi Wana Lestari 2021 tingkat Nasional kategori Kelompok Pecinta Alam Se Indonesia. Dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tersebut.

Ketua Mapala Piranha, Abdul Tiar (baju adat Banjar)

Penyerahan plakat sebagai simbol penghargaan kepada para pemenang dan apresiasi diberikan langsung oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar, secara virtual yang disiarkan langsung di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat melalui youtube Kementerian LHK, Kamis (19/8).

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengucapkan selamat dan terima kasih kepada para teladan dan para penerima penghargaan atas upaya yang tiada henti untuk membina masyarakat. Baginya langkah-langkah tersebut sangatlah penting dalam Grass Roots Management untuk LHK.

“Kementerian LHK dan Pemerintah atas inisiatif, prestasi dan kinerja serta dharma bakti kepada para teladan dalam mendungkung suksesnya program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan di lapangan di daerah masing-masing,” tutur Menteri LHK.

Ia mengaku, pemberian penghargaan kerap di gelar di hadapan sidang bersama MPR, DPR dan DPD RI di setiap 16 Agustus dalam rangka hut Kemerdekaan RI. Namun, karena kondisi tanah air masih diselimuti oleh Pandemi COVID-19 terpaksa penghargaan diselenggarakan secara virtual.

“Tapi saya kira situasi dan kondisi saat ini rasanya tidak mengurangi makna dari penghargaan kepada para teladan dan penerima penghargaan,” ujarnya.

Atas dasar apresiasi dan penghargaan tersebut, Kementerian LHK katanya, memberikan ruang kepada masyarakat untuk berartisipasi dan terlibat langsung sebagai kader konservasi alam, kelompok pecinta alam dan masyarakat peduli api.

Sehingga keberadaan hutan dan fungsinya mampu menjadi penyangga bagi kehidupan disamping menyediakan hutan untuk kehidupan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.

“Keberadaan kelompok pecinta alam telah menunjukan keberhasilan dan dampak yang membanggakan dalam mendukung pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan serta pemberdayaan masyarakat di dalam dan disekitar hutan,” terang Menteri Siti.

Sementara itu Ketua Mapala Piranha, Abdul Tiar mengatakan, sangat bersyukur dan bangga atas capaian prestasi yang kembali ditoreh Mapala Piranha meskipun dalam kondisi ibu pertiwi yang tengah dilanda pandemi COVID-19.

Atas prestasi itu, Tiar (panggilan akrab <-red) mengucapkan, rasa terimakasih kepada seluruh anggota, senior dan anggota kehormatan Mapala Piranha, kampus FPK, ULM, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) serta stakeholder lainnya yang tiada henti memberikan dukungan terhadap seluruh kegiatan aksi sosial Mapala Piranha dalam mendukung program-program pemerintah daerah, provinsi hingga pemerintah pusat terutama.

“Alhamdulillah, prestasi kesekian kali yang kita peroleh ini tentu saja tidak lepas dari dukungan dan bimbingan abang-abang kami, orang tua kami yakni pihak kampus serta pemerintah daerah dan provinsi,” ucap Tiar.

“Terima kasih semuanya, semoga berkat apresiasi dan penghargaan yang kami peroleh ini dapat menjadi suntikan imun serta semangat kepada kami, agar kami bisa terus berkarya dan berkreativitas demi kelestarian hutan dan alam,” tandasnya kepada.

Sekedar informasi, Lomba Wana Lestari adalah salah satu metode penyuluhan yang dilaksanakan untuk menetapkan perorangan, kelompok atau aparatur pemerintah yang berprestasi dalam memberdayakan dan mengubah perilaku masyarakat dalam pembangunan bidang lingkungan hidup dan kehutanan melalui mekanisme penilaian tertentu. (RILIS-RDM/RH)

Peringati 10 Muharram, Pemko Banjarbaru Santuni Anak Yatim

BANJARBARU – Setiap tanggal 10 Muharram tahun Hijriah, tidak sedikit umat Muslim mengaitkannya dengan hari lebaran anak yatim. Demikian pula dengan kota Banjarbaru, setiap tanggal tersebut dijadikan sebagai hari Anak Yatim se-Kota Banjarbaru.

Berpusat di Aula Gawi Sabarataan, Balai Kota Banjarbaru, Kamis (19/8), Pemerintah kota Banjarbaru memberikan santunan yang secara simbolis dilakukan oleh Wakil Wali kota Banjarbaru Wartono, bersama dengan Sekretaris Daerah kota Banjarbaru, Said Abdullah, kepada 10 perwakilan anak yatim di kota ini.

Usai memimpin kegiatan, Wakil Wali kota Banjarbaru, Wartono, dalam wawancaranya mengatakan, santunan yang diberikan kepada anak-anak yatim tersebut berupa peralatan sekolah, perlengkapan sholat, serta uang tunai.

“Dana yang kita dapatkan itu merupakan gabungan dari dana APBD serta donatur-donatur di kota Banjarbaru, mereka (donatur) yang memberikan uang tunai, sedangkan perlengkapan sholat dan peralatan sekolah itu kita pakai APBD,” ucap Wartono.

Ditahun ini, tercatat sebanyak 435 anak yatim di 20 kelurahan kota Banjarbaru yang mendapatkan santunan. Wartono berharap, dengan adanya bantuan ini, dapat meringankan beban anak yatim di kota Banjarbaru, terlebih dimasa pandemi ini

“Pemerintah kota sudah berusaha maksimal untuk memberikan bantuan kepada masyarakat umum yang lebih membutuhkan. Namun terbatasnya anggaran dimasa pandemi ini membuat pemberian bantuan sedikit terhambat,” pungkasnya. (TR21-01/RDM/RH)

Webinar Literasi Digital Nasional Kota Banjarbaru, Wakil Wali Kota Banjarbaru: Nasionalisme Era Digital

BANJARBARU – Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono SE dalam webinar literasi digital mengingatkan perlunya di kedepankan nasionalisme era digital, Rabu (18/8/2021)

Lalu, berdasarkan temuan survei, 66.4 persen warga senang menyebut mereka sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.

Tak sampai disitu, Wartono juga menerangkan bahwa Kota Banjarbaru ini sebagai miniatur suku dan budaya, karena Kota Banjarbaru sangat beragam penduduknya mengenai budaya dan sukunya akan tetapi masyarakat saling bertoleransi.

Selanjutnya narasumber lokal, Iwan Hermawan SHut MM selaku Kepala Dinas Kominfo Kota Banjarbaru menerangkan, terkait kesiapan masyarakat Indonesia khususnya, Kalimantan Selatan dalam kesiapannya memasuki dunia di era digital.

Ia menerangkan masalah kesiapan Kota Banjarbaru dalam menyikapi digital.

“Mereka, warga Kota Banjarbaru ini telah siap karna dari segi regulator sudah menyiapkan beberapa regulasi dalam menyambut era digital ini,” katanya.

Kalkulator regulasi sudah mengantur kesiapannya yang diharapkan nantinya mempunyai daya saing dari kabupaten lainnya.

Terkait program khusus untuk meningkatkan rasa Nasionalisme, Wakil Wali Kota Banjarbaru menjelaskan situasi kita sedang pandemi.

“Terlebih Kota Banjarbaru sedang menjalankan PPKM level-4, maka hampir semua acara tidak ditiadakan untuk menghindari hal yang tak diinginkan,” paparnya.

Kendati tak adanya berbagai macam acara, namun disisi lain Wartono juga menyampaikan terkait pelaksanaan 17 Agustus tetap ia laksanakan akan tetapi dilakukan secara terbatas.

Dalam hal ini dirinya mengaku tidak mengurangi semangat sedikit pun dalam pelaksanan Hari Kemerdekaan Indonesia.

“Dulunya perayaan Agustus di Kota Banjarbaru sangat ramai akan tetapi 2 tahun ini tidak dilaksanakan karna sedang situasi pandemi, ditambah saya baru menjabat tahun ini,” jelas Wakil Wali Kota Banjarbaru, Wartono.

Wartono juga memaknai di Hari Kemerdekaan agar masyarakat tak melupakan akan sejahtera para pejuang kemerdekaan.

Tak kalah asik pemaparan dari Arief Madihin, warga Kota Banjarbaru ia menceritakan profesi sebagai pemadihin.

“Pemadihin adalah sebuah keseniaan suku banjar, merupakan syair-syair yang disusun dan dibawakan dengan logat banjar. Pemadihin ini juga mengarah ke komedi khas suku banjar,” jelasnya.

Arief menyampaikan profesinya sebagai pemadihin ini seperti standup comedi, terlebih masyarakat Kota Banjarbaru di Kalsel.

Boleh dibilang salah satu interogen karna segi pendatang dan masyarakat dan sukunya itu beraneka ragam, meskipun banyaknya suku beragam harus diakui memang mempertahan nilai-nilai budaya.

“Seperti contoh di pernikahan itu saling menampilkan budaya mereka masing-masing akan tetapi tetap toleransi,” akunya.

Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang kita nikmati saat ini semakin pesat, terutama kecakapan di ruang digital harus lebih ditingkatkan dalam masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik menyejukkan dan menyerukan perdamaian.

Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar, seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bekerja sama dengan Siberkreasi menggelar acara webinar literasi digital dengan tema Nasionalisme di era digital, Rabu (18/8/2021) pagi, dipandu oleh moderator Aulia Mawardhika.

Seluruh peserta yang mengikuti webinar ini, di perkenankan untuk mendengarkan terlebih dahulu lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong masyarakat dalam menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.

Sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya untuk mengidentifikasi hoaks, serta mencegah terpapar dampak negatif penggunaan internet.

Kegiatan webinar yang dibuka Wakil Wali Kota Banjarbaru, Wartono SE dalam sambutannya ia berharap di dunia digital ini, masyarakat dituntut mampu menggunakannya dengan sopan.

Serta memiliki etika dalam berselancar di sosial media, demikian ia juga berharap dalam penyebaran informasi ada baiknya untuk saring sebelum share.

Kendati begitu, Wartono ingin masyarakatnya khususnya di Kota Banjarbaru agar dapat menjaga etika di dunia digital serta mampu menangkal informasi hoax.

Demikian narasumber nasional utama diberikan pada Wakil Wali Kota Banjarbaru, Wartono, dalam menanggapi nasionalisme di era digital menyampaikan.

“Berbicara tentang nasionalisme, pada jaman sebelum era digital adalah cerita tentang kepahlawanan, yang lebih mementingkan rakyat dari pada kepentingan pribadi,” katanya.

Masih kata Wartono, namun saat ini kita sudah berada di era digital dimana lebih 50 persen dari jumlah penduduk itu adalah dari generasi muda.

Tentunya dalam hal ini mereka sudah terhubung dengan teknologi maka rasa nasionalisme itu di generasi muda atau milenial.

“jangan sampai mereka dikendalikan oleh teknologi kalo bisa mereka yang mengendalikan teknologi,”ucapnya.

Menurut Lembaga Survey Indonesia (LSI) Identitas nasional atau nasionalisme warga Indonesia jauh lebih kuat dibandingkan identitas keagamaan dan kesukuan.

Lalu, berdasarkan temuan survei, 66.4 persen warga senang menyebut mereka sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.

Tak sampai disitu, Wartono juga menerangkan bahwa Kota Banjarbaru ini sebagai miniatur suku dan budaya, karena Kota Banjarbaru sangat beragam penduduknya mengenai budaya dan sukunya akan tetapi masyarakat saling bertoleransi.

Selanjutnya narasumber lokal, Iwan Hermawan SHut MM selaku Kepala Dinas Kominfo Kota Banjarbaru menerangkan, terkait kesiapan masyarakat Indonesia khususnya, Kalimantan Selatan dalam kesiapannya memasuki dunia di era digital.

Ia menerangkan masalah kesiapan Kota Banjarbaru dalam menyikapi digital.

“Mereka, warga Kota Banjarbaru ini telah siap karna dari segi regulator sudah menyiapkan beberapa regulasi dalam menyambut era digital ini,” katanya.

Kalkulator regulasi sudah mengantur kesiapannya yang diharapkan nantinya mempunyai daya saing dari kabupaten lainnya.

Terkait program khusus untuk meningkatkan rasa Nasionalisme, Wakil Wali Kota Banjarbaru menjelaskan situasi kita sedang pandemi.

“Terlebih Kota Banjarbaru sedang menjalankan PPKM level-4, maka hampir semua acara tidak ditiadakan untuk menghindari hal yang tak diinginkan,” paparnya.

Kendati tak adanya berbagai macam acara, namun disisi lain Wartono juga menyampaikan terkait pelaksanaan 17 Agustus tetap ia laksanakan akan tetapi dilakukan secara terbatas.

Dalam hal ini dirinya mengaku tidak mengurangi semangat sedikit pun dalam pelaksanan Hari Kemerdekaan Indonesia.

“Dulunya perayaan Agustus di Kota Banjarbaru sangat ramai akan tetapi 2 tahun ini tidak dilaksanakan karna sedang situasi pandemi, ditambah saya baru menjabat tahun ini,” jelas Wakil Wali Kota Banjarbaru, Wartono.

Wartono juga memaknai di Hari Kemerdekaan agar masyarakat tak melupakan akan sejahtera para pejuang kemerdekaan.

Tak kalah asik pemaparan dari Arief Madihin, warga Kota Banjarbaru ia menceritakan profesi sebagai pemadihin.

“Pemadihin adalah sebuah keseniaan suku banjar, merupakan syair-syair yang disusun dan dibawakan dengan logat banjar. Pemadihin ini juga mengarah ke komedi khas suku banjar,” jelasnya.

Arief menyampaikan profesinya sebagai pemadihin ini seperti standup comedi, terlebih masyarakat Kota Banjarbaru di Kalsel.

Boleh dibilang salah satu interogen karna segi pendatang dan masyarakat dan sukunya itu beraneka ragam, meskipun banyaknya suku beragam harus diakui memang mempertahan nilai-nilai budaya.

“Seperti contoh di pernikahan itu saling menampilkan budaya mereka masing-masing akan tetapi tetap toleransi,” akunya.

Lalu, berdasarkan temuan survei, 66.4 persen warga senang menyebut mereka sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.

Tak sampai disitu, Wartono juga menerangkan bahwa Kota Banjarbaru ini sebagai miniatur suku dan budaya, karena Kota Banjarbaru sangat beragam penduduknya mengenai budaya dan sukunya akan tetapi masyarakat saling bertoleransi.

Selanjutnya narasumber lokal, Iwan Hermawan SHut MM selaku Kepala Dinas Kominfo Kota Banjarbaru menerangkan, terkait kesiapan masyarakat Indonesia khususnya, Kalimantan Selatan dalam kesiapannya memasuki dunia di era digital.

Ia menerangkan masalah kesiapan Kota Banjarbaru dalam menyikapi digital.

“Mereka, warga Kota Banjarbaru ini telah siap karna dari segi regulator sudah menyiapkan beberapa regulasi dalam menyambut era digital ini,” katanya.

Kalkulator regulasi sudah mengantur kesiapannya yang diharapkan nantinya mempunyai daya saing dari kabupaten lainnya.

Terkait program khusus untuk meningkatkan rasa Nasionalisme, Wakil Wali Kota Banjarbaru menjelaskan situasi kita sedang pandemi.

“Terlebih Kota Banjarbaru sedang menjalankan PPKM level-4, maka hampir semua acara tidak ditiadakan untuk menghindari hal yang tak diinginkan,” paparnya.

Kendati tak adanya berbagai macam acara, namun disisi lain Wartono juga menyampaikan terkait pelaksanaan 17 Agustus tetap ia laksanakan akan tetapi dilakukan secara terbatas.

Dalam hal ini dirinya mengaku tidak mengurangi semangat sedikit pun dalam pelaksanan Hari Kemerdekaan Indonesia.

“Dulunya perayaan Agustus di Kota Banjarbaru sangat ramai akan tetapi 2 tahun ini tidak dilaksanakan karna sedang situasi pandemi, ditambah saya baru menjabat tahun ini,” jelas Wakil Wali Kota Banjarbaru, Wartono.

Wartono juga memaknai di Hari Kemerdekaan agar masyarakat tak melupakan akan sejahtera para pejuang kemerdekaan.

Tak kalah asik pemaparan dari Arief Madihin, warga Kota Banjarbaru ia menceritakan profesi sebagai pemadihin.

“Pemadihin adalah sebuah keseniaan suku banjar, merupakan syair-syair yang disusun dan dibawakan dengan logat banjar. Pemadihin ini juga mengarah ke komedi khas suku banjar,” jelasnya.

Arief menyampaikan profesinya sebagai pemadihin ini seperti standup comedi, terlebih masyarakat Kota Banjarbaru di Kalsel.

Boleh dibilang salah satu interogen karna segi pendatang dan masyarakat dan sukunya itu beraneka ragam, meskipun banyaknya suku beragam harus diakui memang mempertahan nilai-nilai budaya.

“Seperti contoh di pernikahan itu saling menampilkan budaya mereka masing-masing akan tetapi tetap toleransi,” akunya.

Ia juga menceritakan untuk talent pemadihin sendiri, pelakunya susah untuk didapat dan sebagian dari mereka tidak mau terjun secara profesional karna takut mendapati kesalahan, namun untuk apresiasinya sangat baik.

Kembali ia menceritakan profesi pemadihin sendiri di dunia digital terdapat sisi negatif dan positifnya seperti, sisi positifnya keuntungannya bisa dilihat atau disaksikan oleh seluruh masyarakat tidak terbatas ruang dan waktu.

Namun terdampat dampak negatifnya juga, madahin ini cenderenung lawak, komedi jadi untuk siap menerima ktitikan mereka yang tidak suka madihin seperti komentar contoh tidak lucu atau tidak baik perlu dipahami saja.

Ia pun menambahkan, pemadihin sendiri seperti memuji dan memberi nasehat darkjob atau receh akan tetapi didalam situ ada humor.

Tentunya Wartono dalam menanggapi profesi pemadahin itu pentasnya baik untuk di tampilkan, tentunya dalam hal ini warga Kota Banjarbaru diharap bisa menghargai dan menerima keberagaman.

Serta bisa mengayomi untuk semua budaya dan tetap menghormati serta menghargai .

Terlebih ia sangat menginginkan pandemi ini cepat berlalu dan dirinya mengaku sangat rindu akan kehidupan normal, agar dapat menampilkan keseniaan yang sangat beragam.

Kepala Kominfo Kota Banjarbaru, Iwan kembali menyampaikan dalam teknologi yang semakin pesat dan diera Di digital dirinya berkabolasi dengan staf holder dan diakhir 2020 tahun lalu.

“Literasi digital sudah kami backup dalam program tersebut kami membina dan membentuk kelompok menyasar setiap keluruhan salah satu contoh program program go to school untuk memberikan sosialisasi untuk memanfaatkan digital,” ujarnya.

Kemudian dirinya mengaku akan melaksanakan program yang sama dengan literasi digital yakni literasi juara khususnya dalam menghadapi era digital.

Turut dihadirkan juga Andy /rif, ia mengaku sangat baik sekali dalam pemanfaatan teknologi agar dapat bisa menyebarkan kemampuan kita.

“Tak seperti saya dulu saya kalo mau tampil harus turun dulu ke daerah-daerah untuk bisa tampil kalo sekarangkan enak dimudahkan oleh digital, cukup di rumah aja sudah bisa ngelakuin apa aja,” pungkasnya.

Dirinya pun mengaku pernah datang ke Kota Banjarbaru dan membawa makanan sangat banyak yakni amplang.

Kemudian kegiatan webinar diakhiri dengan penampilan menarik dari Arief dan Andy /rif. (RILIS)

HUT RI ke-76, Ratusan Warga Binaan Lapas Kelas IIB Banjarbaru Dapatkan Remisi

BANJARBARU – Hari Kemerdekaan RI ke-76 Tahun 2021 menjadi berkah bagi ratusan Warga Binaan Pemasyarkatan (WBP). Sebanyak 901 orang WBP di Lapas Kelas IIB Banjarbaru mendapat remisi umum 17 Agustus, dan 15 orang mendapatkan remisi bebas.

Penyerahan remisi umum kepada WBP dilakukan secara langsung oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Kalsel, Tejo Harwanto yang hadir didampingi oleh Kepala Bidang Kepala Bidang Pelayanan Tahanan, Kesehatan, Rehabilitasi, Pengelolaan Benda Sitaan, Barang Rampasan Negara dan Keamanan, Muhammad Susanni. Turut hadir Forkopimda Kota Banjarbaru di Aula Lapas Kelas IIB Banjarbaru, Selasa (17/8) Siang.

Pemberian remisi kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Dimana kali ini pemberian remisi dilaksanakan secara hybrid, langsung di Lapas Banjarbaru dan secara virtual se Indonesia dipimpin langsung oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly.

Tejo Harwanto menyampaikan bahwa remisi umum merupakan bentuk nyata Negara hadir bagi Warga Binaan Pemasyarakatan.

“Pada momentum hari kemerdekaan Republik Indonesia, negara hadir bagi WBP untuk memberikan pengurangan masa menjalani pidana yang diberikan kepada Narapidana dan Anak yang berkonflik dengan hukum sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan,” ucap Tejo.

Penerimaan RU II oleh warga binaan diharapkan Kakanwil agar dapat memberikan manfaat dan kesadaran warga binaan untuk tidak mengulangi kesalahan dengan melanggar hukum, terutama ditengah masa Pandemi COVID-19.

“Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa bagi interaksi manusia, salah satunya warga binaan pemasyarakatan, karena cukup lama tidak dapat bertemu tatap muka dengan keluarga melalui layanan kunjungan yang dihentikan sementara untuk menghindari penyebaran COVID-19 di Lapas dan Rutan. Saat ini kunjungan tidak dilaksanakan secara langsung namun melalui virtual dengan panggilan video. Oleh karenanya, ketika bebas nanti kebahagiaan bertemu keluarga diharapkan dapat memberikan kesadaran bagi mereka yang telah menjalani hukuman sekian lama, serta menjadi motivasi untuk tidak mengulangi kesalahannya,” harap Tejo.

Dimintai informasi secara terpisah, Kepala Divisi Pemasyarakatan, Sri Yuwono menyampaikan bahwa saat ini di Kalimantan Selatan ada sebanyak 9.911 orang Tahanan dan Narapidana yang berada di Rutan dan Lapas.

“Tidak semua Narapida dan Anak yang mendapatkan remisi umum pada tahun ini, hal ini karena beberapa faktor yaitu di antaranya Narapidana dengan kode register F, sedang menjalani subsider, belum menjalani masa pidana lebih dari 3 (tiga) bulan (untuk anak), belum menjalani masa pidana lebih dari 6 (enam) bulan, belum menjalani 1/3 masa pidana terkait kasus narkotika, belum ada BA.8, pidana mati, dan pidana seumur hidup,” ucapnya.

Pada Kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Banjarbaru, Amico Balalembang mengatakan, sesuai usulan pihaknya ke Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham RI, ada 901 orang Narapidana yang diajukan remisi dari 1.900 narapidana di Lapas Banjarbaru.

“Puji syukur usulan kami disetujui, jadi 898 orang warga binaan dapat remisi. Dimana ada juga Warga Binaan yang langsung bebas (RU2) ada 28 orang. Tapi 14 orang masih menjalani pidana denda, jadi yang langsung bebas ada 14 orang saja,” terangnya.

Dijelaskannya, 901 narapidana yang mendapat remisi ini dari berbagai kasus, mulai dari narkotika sampai dengan pidana umum.

“Untuk warga binaan yang terjerat kasus pidana korupsi tidak ada yang dapat remisi. Namun remisi tahun ini memang lebih banyak dari tahun sebelumnya,” bebernya. (RILIS-RDM/RH)

Wawali Banjarbaru : Warga Isoman Harus Disiplin Prokes

BANJARBARU – Melihat kasus COViD-19 yang kian hari kian bertambah, Wakil Wali Kota Banjarbaru Wartono meminta kepadawarga yang menjalani isolasi mandiri  (isoman), karena dinyatakan positif terinfeksi COVID-19, harus tetap berada di rumah untuk mencegah penyebaran virus berbahaya itu lebih luas lagi.

“Kami benar-benar menghimbau, minta tolong, minta bantu, memohon kepada masyarakat yang menjalani isolasi di rumah tetap berada di dalam rumahnya dan tidak beraktivitas keluar rumah agar tidak terjadi penyebaran COVID-19,” ujarnya di Banjarbaru, Kamis sore (12/8)

Permintaan  itu disampaikan Wartono karena banyak ditemukan warga yang tengah menjalani isoman tetapi tetap beraktivitas di luar rumah karena merasa dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG).

Ditekankannya, meski pun hanya sebagai OTG, tetapi mereka sangat berpotensi menularkan virus kepada orang lain khususnya yang lemah pertahanan tubuhnya sehingga virus bisa semakin menyebar ke lingkungan lainnya.

“Mereka yang isoman mungkin OTG dan merasa biasa saja karena imun tubuhnya kuat. Tetapi bagi orang lain yang imunnya lemah, justru berpotensi tertular sehingga virusnya semakin menyebar,” ucapnya.

Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada setiap warga yang isoman agar disiplin protokol kesehatan dan tetap berdiam diri di dalam rumah selama masa isolasi sehingga tidak menjadi sumber bagi penularan COVID-19.

Dikatakan, Pemko Banjarbaru juga tidak berdiam diri untuk membantu warga isoman agar mendapat kebutuhan pokok sehari-hari terutama makanan siap saji yang diantarkan langsung ke rumah-rumah.

“Pemko sudah menjalankan Gerakan Peduli Isolasi Mandiri (Garda Lima) yakni gerakan membantu warga isoman dengan menyalurkan bantuan terutama makanan siap saji. Tujuannya agar mereka tetap di rumah,” kata wawali.

Ditambahkan, penyebaran COVID-19 di Kota Banjarbaru cukup tinggi sehingga menyebabkan banyak kematian dan salah satunya akibat warga yang tidak disiplin menjalankan aturan protokol kesehatan yang ditetapkan.

“Sekali lagi kami imbau, setiap warga disiplin menjalani prokes sehingga menekan penularan COVID-19 dan khusus bagi warga isoman agar sabar dan tidak keluar rumah selama menjalani masa isolasi,” pesannya mengakhiri perbincangan dengan abdi Persada FM. (RDM/RH)

Realisasi Capaian APBD Banjarbaru Lampaui Angka Nasional, Mendagri Beri Apresiasi

BANJARBARU – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi pencapaian realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021 Kota Banjarbaru dengan persentase melampaui persentase nasional.

Disampaikan Wali Kota Banjarbaru M Aditya Mufti Ariffin pihaknya menerima surat nomor 903/4308/SJ berisi apresiasi itu tanggal 12 Agustus ditandatangani langsung Mendagri.

“Kami bersyukur sekaligus bangga karena mendapat apresiasi langsung dari Mendagri terkait realisasi pencapaian APBD dengan persentase melampaui angka persentase secara nasional,” katanya, Jumat (13/8).

Disampaikan Aditya, pihaknya akan memaksimalkan penggunaan anggaran pembangunan agar tetap berjalan dan ekonomi juga berjalan baik walaupun ditengah pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.

Sebelumnya, Mendagri Tito dalam suratnya menyampaikan realisasi pencapaian APBD Pemerintah kota Banjarbaru sebesar 45,82 persen dari total belanja daerah yang melampaui angka nasional yakni sebesar 35,88 persen.

Pencapaian itu, berdasarkan data laporan realisasi APBD 2021 yang disampaikan Pemko Banjarbaru, dan hasil monitoring serta evaluasi yang dilakukan Kemendagri hingga 1 Agustus 2021 lalu.

“Apresiasi diberikan kepada Pemko Banjarbaru yang telah mendukung kebijakan pemerintah, terkait percepatan realisasi pencapaian belanja daerah dalam APBD,” tulis mendagri dalam suratnya.

Hal itu, sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri nomor 440/3687/SJ tanggal 28 Juni 2021 tentang percepatan pelaksanaan APBD 2021 untuk penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi.

“Pemko Banjarbaru diharapkan tetap konsisten dan berkesinambungan mempertahankan capaian realisasi pendapatan dan belanja daerah dalam APBD untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” tulis Tito lagi. (RDM/RH)

PPKM Level 4 Diperpanjang, Banjarbaru Tambah Titik Penyekatan

BANJARBARU – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di kota Banjarbaru sudah lebih dari dua pekan akibat tidak adanya penurunan kasus COVID-19 di kota ini.

Dengan adanya perpanjangan PPKM Level 4 di kota ini,  unsur terkait melakukan penambahan penyekatan di beberapa titik wilayah untuk menekan laju kasus penyebaran COVID-19.

Diketahui, sebelumnya kota Banjarbaru menerapkan penyekatan di dua titik wilayah, yaitu dijalan A Yani KM 36 bundaran simpang 4 dan dijalan A Yani KM 20 bundaran liang anggang.

“Penyekatan kita tambah di beberapa titik wilayah, yaitu simpang 3 jalan RO ulin, bundaran jalan Amaco, dan bundaran PDAM,” ujar Kasi Humas Polres Banjarbaru AKP Tajudin Noor, melalui sambungan telpon, Jumat (13/8).

Kasi Humas Polres Banjarbaru, AKP Tajudin Noor

Dilanjutkannya, penyekatan dilakukannya setiap hari guna mengingatkan masyarakat khususnya pengguna jalan agar tetap taat terhadap protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker dan mengurangi mobilitasnya

“Setiap pagi dan sore hari, namun tidak di kelima titik sekaligus tetapi tiga titik di pagi hari atau tiga titik di siang harinya,” pungkasnya. (TR21-01/RDM/RH)

Dinkes Banjarbaru Akui Varian Delta Masuk Daerahnya

BANJARBARU – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan M Muslim, mengatakan varian Delta COVID-19 di Kalimantan Selatan dikonfirmasi berada di kota Banjarbaru. Hal ini diketahuinya dari hasil laboraturium pada bulan Juni lalu.

Melalui sambungan telpon, Kepala Dinas Kesehatan kota Banjarbaru Rizana Mirza, mengakui hal tersebut.

“Domisilinya di Banjarbaru namun bekerja di Banjarmasin, KTP nya juga Banjarmasin,” jelasnya, Kamis (12/8).

Rizana menambahkan, dalam hal ini Dinkes Provinsi Kalsel sudah melakukan tracing (penelusuran) dan tracking (pelacakan) berkoordinasi dengan Dinkes Banjarbaru dan Banjarmasin

“Kami telurusi kontak-kontak eratnya, apakah ada temannya di kantor dan sebagainya yang sakit,” ucapnya.

Varian Delta juga diakuinya menjadi salah satu penyebab tingginya lonjakan kasus COVID-19 di kota Banjarbaru dalam satu bulan terakhir. Oleh karena itu Rizana selalu menghimbau kepada masyarakat agar selalu taat menjalankan protokol kesehatan

“Varian apapun yang namanya COVID-19 tetaplah berbahaya,” pungkasnya. (TR21-01/RDM/RH)

Pandemi COVID-19, Pengaruhi Kasus Perceraian dan Penelantaran Anak di Kalsel

BANJARBARU – Dampak pandemi COVID-19 tak hanya memukul sektor perekonomian saja, melainkan faktor lainnya pun seperti kasus perceraian dan penelantaran anak juga jelas ikut mengalami dampaknya.

Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kalsel, Riko Ijami mengatakan meski saat ini kasus anak masih dinyatakan mendominasi. Namun, nyatanya perceraian dan penelantaran justru menjadi sorotan dimasa wabah virus Corona.

“Untuk dua kasus ini yang membuat tinggi itu jelas dimasa pandemi COVID-19. Karena sektor ekonomi dan keuangan menjadi alasan utama adanya kejadian ini,” jelasnya kepada Abdi Persada FM, Kamis (12/8) siang.

Tak hanya itu, ia menjelaskan selain berdampak banyak. Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) juga menjadi pemicu utama dalam perceraian ini.

“PHK dimana-mana, keharmonisan rumah tangga dan keluarga pasti berkurang. Karena kondisi ekonomi tadi,” ungkapnya.

Selain itu, dia memaparkan karena kondisi keuangan juga menjadi penyebab atas kasus tersebut. Eksploitasi dan penelantaran kini juga tidak lepas dari penanganan yang mereka laksanakan selama ini.

“Banyak sekali sebenarnya masalah yang dapat menimbulkan kasus perceraian hingga penelantaran. Kalau tidak bisa mengontrol diri untuk sabar maka siap-siap akan berakibat fatal terhadap masalah,” ucapnya.

Bahkan, Riko tak memungkiri dimasa lonjakan angka COVID-19 di provinsi ini, dua kasus tersebut terus bergulir dan sering menjadi langganan pihaknya untuk diselesaikan baik melalui jalur hukum ataupun secara kekeluargaan.

“Bisa dengan dilaporkan ke pihak berwajib (polisi), atau sering pula naik ke meja Pengadilan Tinggi Agama (PTA) untuk menyelesaikan kasus perceraian ini. Hingga, terjadi perebutan hak asuh anak,” pungkasnya. (RHS/RDM/APR)

SISWI SMAN 1 BANJARBARU MASUK SELEKSI PASKIBRA HINGGA TINGKAT NASIONAL

BANJARBARU – Siswi kelas 11 Jurusan MIPA SMA 1 Banjarbaru berhasil lolos seleksi menjadi pasukan pengkibar bendera (Paskibra) di Istana Negara, Jakarta pada 17 Agustus Mendatang. Dengan adanya siswi dan siswa asal Kalsel yang berhasil lolos seleksi Nasional, merupakan suatu kebanggaan bagi daerah ini.

Hal ini disampaikan, Pembina Ekstrakurikuler Paskibra SMA 1 Banjarbaru Katrin Cahyani, kepada Abdi Persada FM pada Kamis (12/8). Disampaikan Katrin, untuk masuk seleksi hingga ketingkat Nasional, merupakan hal yang sulit, hal ini dikarenakan ketatnya seleksi yang diadakan ditingkat Nasional.

“Prosesnya sangat ketat, dari SMA 1 Banjarbaru terpilih 7 murid ditingkat provinsi, dan kemudian cuma 1 siswi kami yang masuk seleksi tingkat nasional,” ungkap Katrin.

Katrin menambahkan, selain Regina (Siswi yang masuk seleksi Paskibra tingkat Nasional tahun 2021), SMAN 1 Banjarbaru ditahun 2009 juga pernah mengirim siswa-siswi mereka dalam seleksi Paskibra hingga tingkat Nasional.

“Sekolah kami melakukan pembinaan bakat dan minat, salah satunya fasilitas Ekstrakurikuler Paskibra, sehingga kami bisa mengirim siswa-siswi kami dari tinggkat kota, provinsi, bahkan Nasional,” lanjut Katrin.

Dilanjutkan Katrin, dalam pembinaan ekstrakurikuler Paskibra hingga tingkat Nasional tidaklah mudah, mengingat Kota Banjarbaru sedang berstatus Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

“PPKM Level 4 ini, sejak masuk tahun ajaran baru hingga sekarang kami melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), sehingga dalam melakukan pembinaan ekstrakurikuler yant bersifat mengumpulkan orang banyak kami merasa kesulitan, sehingga kami selalu mengimbau kepada para siswa-siswi untuk menjaga kebugaran tubuh dan selalu beraktivitas sehat,” tutup Katrin. (MRF/RDM/APR)

Exit mobile version