Produktivitas Pangan Kalsel Ditarget Meningkat, Pemprov Bakal Maksimalkan Padi Apung
1 min readBANJARBARU – Hasil produksi padi Kalsel ditarget sebanyak 7 ton per hektare mulai tahun 2025. Salah satu upaya yakni melalui sistem padi apung.
Menurut Kepala Bappeda Kalsel Ariadi Noor, penanaman padi melalui sistem padi apung sangat efisien mengingat kondisi geografis Kalsel yang sebagian besar merupakan dataran rendah.
“Padi apung sangat memungkinkan dikembangkan di Kalsel, kita punya rawa monoton, kita punya bekas galian tambang. Itu bisa dimanfaatkan sebagai areal penggunaan padi apung,” kata Ariadi, Rabu (24/4).
Melalui penerapan padi apung, Ariadi menilai hasil produksi padi bisa mencapai 25 ton per hektare. Jauh dibanding cara menanam konvensional yang hanya menghasilkan kurang lebih 4 ton per hektare.
“Bahkan bisa panen setiap minggu, kalau pemeliharaannya dengan siklus yang benar,” ungkap Ariadi.
Di sisi lain, lanjut Ariadi, penerapan padi apung juga tidak menggunakan lahan yang luas. Hanya saja diperlukan modal awal yang sedikit lebih banyak untuk membeli alat apung sebagai media tanam.
“Hanya modal awal saja yang lebih banyak. Biaya operasional bisa lebih murah, bahkan alat itu bisa dipakai sampai 20 tahun,” beber Ariadi.
Diketahui peningkatan hasil produktivitas pangan Kalsel menjadi salah satu prioritas dalam penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) tahun 2025.
Sektor pertanian Kalsel pada tahun tersebut direncanakan bisa menggunakan sistem modern dan berkelanjutan seperti padi apung.
“Kami akan bekerjasama juga dengan Institut Pertanian Bogor dalam memaksimalkan penerapan padi apung ini,” tutup Ariadi. (SYA/RDM/RH)