UPTD Taman Budaya Kalsel Lestarikan Kesenian Khas Banjar
2 min readBANJARMASIN – Guna melestarikan kesenian khas Banjar, Taman Budaya Kalimantan Selatan, menggelar Workshop tentang Wayang Kulit Banjar, Minggu (29/10), bertempat di Gedung Wargasari Jalan Hasan Basri Kayu Tangi Banjarmasin.
Kepada wartawan, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Taman Budaya Disdikbud Kalsel, Suharyanti, usai membuka dialog atau workshop Wayang Kulit mengatakan, Workshop kali ini mengangkat tema “Belajar Wayang Bersama Generasi Z”, kegiatan bertujuan untuk lebih memperkenalkan kesenian khas yang dimiliki Kalsel, karena selama ini warga hanya mengenal wayang kulit dari pulau Jawa. Sehingga, harus mengetahui perbedaan mulai dari bahan pembuatan wayang, cerita wayang dan dapat langsung mempraktekkan cara mewayang.
“Peserta yang kita undang mulai mahasiswa hingga para pelajar dari SMA/SMK kabupaten/kota, agar dapat memiliki pengetahuan dan melestarikan untuk terus menyebarluaskan kesenian yang dimiliki kesenian khas di Kalsel,” pintanya
Disampaikan Suharyanti, setelah Workshop dilanjutkan Pergelaran Wayang Kulit Banjar, salah satu seniman lokal oleh Dalang Saidi Rahman, dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan bersama Group Arjuna Srikandi, berjudul “Hilang Satu Tumbuh Seribu” pada malam harinya. Hal itu dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan secara langsung kesenian khas Kalsel, agar banyak regenerasi mencintai melestarikan dan menjadi penggiatnya.
Sementara itu, Dalang Wayang Kulit dari Yogyakarta, Ki Catur Benyek Kuncoro, menambahkan, pihaknya mengapresiasi digelarnya Workshop oleh Taman Budaya Disdikbud Kalsel ini. Mereka diperkenalkan keseluruhan wayang, mulai dari lakon, cerita hingga bahan membuat wayang. Mengingat selama ini, wayang kulit hanya ada saat hajatan seperti sunatan dan perkawinan, itupun bukan di Kota besar, otomatis telah berdampak generasi muda tidak mengenal beragam jenis wayang, terutama perbedaan dengan pewayangan khas di Jawa dengan Kalimantan Selatan.
“Workshop ini, sebagai tahapan pertama kepada generasi muda, untuk mencintai kesenian sendiri, ditengah kecanggihan teknologi,” tutupnya
Dialog atau workshop Wayang Kulit ini, menghadirkan Narasumber yaitu Dalang Wayang Kulit dari Yogyakarta, Ki Catur Benyek Kuncoro dan Dalang Taupik Rahmad Hidayat, sebagai Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia Kalsel. Diikuti peserta dari ULM, STKIP PGRI Banjarmasin, perwakilan SMAN dan SMKN dari Kabupaten dan Kota, serta seniman. (NHF/RDM/RH)