Pemprov Kalsel Imbau Petani Untuk Tidak Bakar Lahan Dimusim Kemarau
2 min readBANJARBARU – Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kemarau ditahun 2023 diprediksi menjadi kemarau terpanas dibanding kemarau ditahun-tahun sebelumnya. Apalagi fenomena El Nino yang terjadi selama musim kemarau, yang dapat memicu kekeringan, minimnya curah hujan, juga berpotensi meningkatkan jumlah titik api, sehingga makin meningkatkan kondisi rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kekeringan. Oleh karena itu, dimusim kemarau ditahun 2023 ini, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel mengimbau kepada seluruh petani di banua ini, agar tidak membakar lahan mereka dimusim kemarau. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel Syamsir Rahman, melalui Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel Imam Subarkah, Selasa (13/6) sore.
Disampaikan Imam, setiap tahunnya saat menghadapi musim kemarau, pihaknya akan melayangkan surat edaran Gubernur Kalsel kepada para bupati-walikota di Kalsel untuk dapat melakukan strategi mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di Daerah masing-masing. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan gerakan pengendalian melalui sosialisasi dilapangan, seperti pemasangan spanduk-spanduk untuk dapat mengingatkan bahaya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
“Menyikapi fenomena El Nino yang dapat membuat musim kemarau lebih panjang dibanding tahun-tahun sebelumnya, kami akan menjalin koordinasi lintas sektor SKPD terkait agar dapat mengantisipasi terjadinya Karhutla,” ungkap Imam.
Ia melanjutkan, dalam waktu dekat, pihaknya akan dengan segera memberikan himbauan pencegahan Karhutla kepada Masyarakat, terlebih khususnya para petani di banua Kalsel.
“Kami akan sebarkan spanduk-spanduk baliho yang bertujuan untuk menghimbau dan mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan secara sembarangan,” ujarnya.
Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dinilai perlu diantisipasi pada saat musim panen datang. Hal ini dikarenakan para petani setelah musim panen biasanya melakukan pembakaran lahan untuk menyuburkan tanah serta mengusir hama penyakit yang ada dilapangan.
“Jadi dengan adanya musim kemarau sebenarnya itu salah satu untuk memutus penyebaran mata rantai hama, sehingga mudah- mudahan petani bisa diimbau untuk lebih arif melakukan pembakaran lahan dan itu sedang kita usahakan melalui intruksi Gubernur,” tambah Imam.
Ia mengharapkan, para petani bisa tetap melakukan pembakaran lahan, namun dengan batasan-batasan tertentu, seperti pembakaran lahan hanya dalam suatu area tertentu dan diawasi, serta dijaga agar pembakaran tidak menyasar area lain. (MRF/RDM/RH)