Harga Beras Khusus Mahal, Ini Kata Disdag Kalsel
2 min readBANJARMASIN – Masih mahalnya harga beras khusus, disikapi Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan.
Kepada Abdi Persada FM, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Birhasani, pada Selasa (7/2) menjelaskan, harga beras lokal khusus (beras banjar) seperti siam, unus, mutiara, mengalami kenaikan, diakibatkan kurangnya pasokan beras jenis tersebut dari petani lokal. Hal ini disebabkan stok beras jenis di petani sangat menipis, sehingga menurun di tingkat produksi jenis beras tersebut.
“Sebagian akibat persawahan diserang hama, menjadi faktor lainnya berkurang produksi, sehingga suplai ke pasar menurun drastis, sedangkan permintaan tetap tinggi, kemudian terjadinya kenaikan harganya dipasaran,” ucapnya
Disampaikan Birhasani, dengan naiknya harga beras lokal Banjar seperti Unus, Mutiara, Siam dan sejenisnya adalah termasuk kategori beras khusus, yang merupakan khas Kalsel, karena beras ini berbeda dengan jenis beras yang tergolong kategori beras premium maupun medium.
“Memang ada beras lokal Kalsel yang setara dengan jenis Premium dan Medium, yaitu beras Banjar jenis Siganal, Beras unggul Sihireng, dan beras Bulog tergolong kategori beras Premium dan Medium, untuk
harga lebih murah dibanding beras khusus, bahkan stok di tingkat petani juga masih banyak,” katanya
Lebih lanjut Birhasani menambahkan, berdasarkan data dari BPS menunjukkan bahwa beras yang paling banyak diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat Banjar adalah jenis Beras Khusus, yaitu Unus, Mutiara, Siam dan sejenisnya, karena beras khusus (beras banjar) tidak bisa dibandingkan sama dengan kualitas beras premium.
“Beras khusus jenis Unus, Siam, Mutiara harganya sekarang Rp21.000 sampai dengan Rp21.500 per kg. Namun kalau jenis sekelas premium, seperti beras Sihirang, beras Siganal Rp11.000 sampai Rp12.000 saja,” tutup Birhasani. (NHF/RDM/RH)