HGN Jadi Momentum Pemenuhan Gizi Balita dan Ibu Hamil Kalsel
2 min readBANJAR – Puncak peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-63 di Kalimantan Selatan (Kalsel) dijadikan sebagai ajang untuk mengajak masyarakat mengkonsumsi ikan dan telur sebagai pemenuh gizi ibu hamil dan balita anak agar tidak kekurangan gizi hingga stunting.
Hal ini selaras dengan tema HGN tahun ini yakni “Protein hewani cegah stunting”.
Terlihat saat peringatan HGN di Posyandu Bunda Kenanga, Desa Pulau Nyiur, Kabupaten Banjar, Kamis (9/2), Pemprov Kalsel didampingi Ketua TP PKK Kalsel serta Kepala BKKBN Kalsel menyerahkan berbagai macam bantuan kepada puluhan balita dan ibu hamil.
Ketua TP PKK Kalsel Raudhatul Jannah mengatakan, momentum hari gizi ini sebagai wadah semua lintas sektor untuk mengampanyekan pola hidup sehat, khususnya terkait makanan bergizi.
“Pencegahan stunting itu bisa dengan mengonsumsi makanan bergizi, di antaranya adalah ikan dan telur. Apalagi telur ayam yang mudah didapat dan harganya murah, minimal satu kali saja sehari,” ucapnya.
Penanganan stunting menurutnya tak bisa hanya dilakukan satu pihak. Melainkan harus ada dukungan dari berbagai elemen termasuk masyarakat itu sendiri.
“Selama masih ada yang tidak peduli, maka mustahil stunting bisa dieliminasi apalagi diturunkan,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Diauddin mengatakan peringatan Hari Gizi Nasional ke-63 ini dapat menjadi momentum untuk menarik kepedulian serta meningkatkan komitmen bersama dalam membangun gizi dan bangsa yang sehat.
“Kita masih punya banyak tugas yang berat yaitu menurunkan target 14 persen stunting pada tahun 2024,” ungkapnya.
Meski saat ini prevelensi stunting Kalsel berdasarkan data SSGI sudah 24,6 persen ditahun 2022. Namun angka tersebut menurut Diauddin masih berada diatas angka nasional.
“Ini yang perlu kerja bersama untuk menurunkan hingga 14 persen,” imbuhnya.
Oleh karena itu, Diauddin mengajak semua masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan memenuhi gizi anak dengan menerapkan program “Isi Piringku”, yakni program pengganti konsep 4 Sehat 5 Sempurna, disertai penguatan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita serta penguatan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri.
“Untuk tablet penambah darah ini akan diperluas lagi hingga ke sekolah agama seperti pesantren, karena sebelumnya kurang terjamah sampai di sana,” tutupnya. (SYA/RDM/RH)