14 November 2025

Sosialisasi Alat Tangkap JHD, Upaya Dislutkan Optimalkan Tangkapan Nelayan Kalsel

BANJARBARU  – Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan mengakui, teknologi tangkap yang dimiliki nelayan di Pulau Jawa, lebih canggih dibanding nelayan Kalimantan Selatan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan Rusdi Hartono, melalui Kepala Bidang Tangkap Dislutkan Kalsel Fajar Pramono menjelaskan, eksplorasi lautan di Pulau Jawa, sudah sangat banyak dilakukan sejumlah pihak. Sedangkan di Provinsi Kalimantan Selatan masih sedikit.

Kabid Tangkap Dislutkan Kalsel, Fajar Pramono.

“Nelayan bisa melakukan migrasi dari Laut Jawa, Selat Makasar, serta melewati perairan Kalimantan Selatan, dengan jumlah Sumber Daya Manusia yang melakukan eksplorasi di Pulau Jawa sudah sangat banyak, sedangkan dari Kalsel masih sedikit,” ungkap Fajar, kepada sejumlah wartawan, Kamis (23/10).

Sementara, lanjut Fajar, teknologi penangkapan jauh lebih canggih yang digunakan nelayan Jawa.

“Sehingga wajar, jika teknologi penangkapan yang dipakai nelayan Jawa, lebih canggih dibanding nelayan Banua,” ucap Fajar.

Karena kurang canggihnya alat tangkap nelayan tersebut, maka menurut Fajar, pemanfaatan ikan dari laut Kalsel pun, masih kurang optimal.

“Pemanfaatan ikan di lautan tersebut lebih sedikit dimanfaatkan oleh nelayan kita, karena kekurangan yang dialami tersebut,” jelas Fajar.

Maka dengan begitu, tuturnya, terdapat kesenjangan hasil pemanfaatan, maka menjadi daya tarik bagi nelayan luar, yang mempunyai teknologi lebih canggih, untuk menangkap ikan di laut Kalsel.

Untuk itu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan memberikan, sosialisasi serta pelatihan kepada para nelayan di Banua.

“Salah satunya sosialisasi alat tangkap, Jaring Hela Dasar (JHD) dan Jaring Tarik Berkantong, kepada nelayan Desa Hilir Muara, Kabupaten Kotabaru,” ujarnya.

Kegiatan sosialisasi ini merupakan tindak lanjut dari rapat dengar pendapat antara nelayan dan Komisi II DPRD provinsi, beberapa waktu lalu.

“Sosialisasi ini, tidak hanya berupa pemaparan materi, tetapi juga dilengkapi dengan praktik penggunaan alat tangkap, agar nelayan dapat memahami cara pengoperasian yang benar,” ucapnya.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan berharap, para nelayan di Banua, dapat menggunakan alat tangkap JHD sesuai arahan pada sosialisasi yang diberikan serta memahami aturan yang berlaku oleh kementerian Kelautan dan Perikanan. (SRI/RIW/EYN)

Tinggalkan Balasan

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.