Gelar Bimtek, Dispar Kalsel Tekankan Pentingnya Produk Purun Geopark Meratus
Suasana Bimtek di Banjarbaru
BANJARBARU – Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Bidang Pengembangan Destinasi, Seksi Pemberdayaan Masyarakat Wisata, menggelar Bimbingan Teknis Pengelolaan Destinasi Pariwisata Geopark Meratus 2025, bertempat di kantor Kelurahan Palam Kota Banjarbaru, Rabu (22/10)
Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, Iwan Fitriady, melalui rilis yang disampaikan Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Wisata, Dispar Kalsel, Musrefinah Ledya mengatakan, kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis memperkuat potensi lokal, khususnya melalui pengembangan produk purun yang menjadi ciri khas kawasan Geopark Meratus.
Dimana, produk purun tidak sekadar hasil kerajinan tangan, tetapi juga merupakan simbol keberlanjutan dan kearifan lokal masyarakat Banua.
“Tanaman purun yang tumbuh alami di lahan basah dimanfaatkan warga untuk membuat berbagai produk anyaman ramah lingkungan, seperti tas, tikar, dan keranjang,” ucapnya
Lediya menyampaikan, produk purun juga mengurangi penggunaan bahan plastik, pemanfaatan purun juga turut menjaga keseimbangan ekosistem alam. Oleh karena itu, kerajinan purun menjadi sarana pelestarian budaya anyaman tradisional Banjar yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Melalui keterampilan menganyam, nilai-nilai budaya lokal tetap hidup dan kini semakin dikenal hingga ke pasar modern.
“Dari sisi ekonomi, produk purun memberikan sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar kawasan Geopark Meratus. Kampung Purun menjadi contoh nyata bahwa pelestarian alam dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, 0lahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Banjarbaru, diwakili Kasi Pembinaan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata Disporabudpar, Silfiana Wahidah Hilmi
menambahkan, pihaknya menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini, yang merupakan bagian penting dari upaya bersama dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pelaku pariwisata, khususnya dalam pengelolaan kawasan Geopark Meratus sebagai salah satu destinasi unggulan Kalimantan Selatan.
“Geopark Meratus, yang kini telah mendapat pengakuan dari UNESCO merupakan warisan alam dan budaya yang sangat berharga. Tidak hanya menyimpan keunikan geologi dan keanekaragaman hayati, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya lokal yang patut kita jaga dan lestarikan,” katanya.
Lebih lanjut Silfiana menambahkan, Kota Banjarbaru sebagai salah satu pintu gerbang menuju kawasan Pegunungan Meratus memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan geopark ini.
Kampung Purun merupakan salah satu dari 3 Cluster yang masuk Geopark Meratus yang ada di Kota Banjarbaru.
Oleh karena itu, pengelolaannya tidak bisa dilakukan secara biasa-biasa saja dibutuhkan SDM yang terampil, peka terhadap kearifan lokal, dan mampu mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan.

“Pelatihan ini, para peserta dapat menyerap pengetahuan dan keterampilan praktis tentang bagaimana mengelola destinasi wisata berbasis geopark secara profesional, kreatif, dan bertanggung jawab,” tutupnya.
Bimbingan Teknis Pengelolaan Destinasi Pariwisata Geopark Meratus 2025 di Kota Banjarbaru, menghadirkan narasumber praktisi pariwisata Novyandi Saputra, menyampaikan materi tentang peningkatan kapasitas pengelolaan produk di kampung purun. (DISPAR.KALSEL-NHF/RIW/EYN)
