Awali Tahun 2024, Paman Yani Serap Aspirasi Fordayak
2 min readTANAH BUMBU – Mengawali tahun 2024, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi (Paman Yani) menggelar kegiatan reses atau menyerap aspirasi masyarakat di Desa Sepunggur, Kecamatan Kusan Tengah, Kabupaten Tanah Bumbu, Minggu (21/1).
Di titik pertama itu, Paman Yani bertemu dengan penduduk asli Kalimantan yang tergabung dalam DPD Forum Komunikasi Pemuda Dayak (Fordayak) Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Banyak hal yang disampaikan Fordayak, diantaranya meminta pengakuan dari pemerintah melalui kesetaraan ekonomi dan pendidikan.
Menanggapi itu, Paman Yani menilai aspirasi mereka sangat layak diperjuangkan. Khususnya kebutuhan mendasar suku dayak kelestarian hutan, adat budaya hingga pengakuan pemerintah terhadap suku dayak itu sendiri.
“Sehingga kemudian hari, suku dayak ini bukan hanya tinggal cerita tetapi harus terus tumbuh di masyarakat dalam kehidupan bernegara,” kata Paman Yani.
Menurut legislator Daerah Pemilihan (Dapil) IV Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru itu, semua keinginan Fordayak merupakan tanggung jawab semua pihak.
“Termasuk saya disini bertanggung jawab sebagai jembatan penghubung antar kepentingan masyarakat dengan pemerintah. Pemerintah juga jangan menutup diri, coba lebih terbuka dan lihat bahwa ada komunitas asli penduduk Kalimantan,” tutur Paman Yani.
Disamping itu, lanjut Paman Yani, pemerintah juga harus memperhatikan keberadaan suku dayak sebagai penduduk asli Kalimantan. Sehingga tidak tergeser oleh pendatang.
“Jangan hanya menjadikan Kalimantan sebagai lokasi IKN. Tetapi masyarakat disini harus diperhatikan kesejahteraannya. Adat istiadatnya juga jangan sampai dilupakan,” tegas Paman Yani.
Paman Yani berharap komunikasi seperti ini jangan sampai tersumbat. Supaya aspirasi masyarakat khususnya suku dayak benar-benar bisa sampai ke pemerintah.
“Saya ingin masyarakat dayak harus dilibatkan dalam setiap pembangunan,” pinta Paman Yani.
Senada, Ketua DPD Fordayak Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru Imper Sona, menginginkan perpindahan IKN ke Kalimantan tidak membuat masyarakat Dayak menjadi semakin terisolir.
“Semoga pemerintah lebih memperhatikan kami,” harap Imper Sona.
Melalui organisasi yang dikelolanya, Imper Sona bahkan memastikan kualitas anggota mereka bisa bersaing dengan pendatang.
“Pelan-pelan kami juga terus mengasah kemampuan anggota kami agar tidak kalah dengan suku lain,” pungkas Imper Sona. (SYA/RDM/RH)