Jelang Haul Abah Guru Sekumpul, Paman Birin Gelar Pembacaan Manaqib
2 min readBANJARMASIN – Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor mengundang TGH Sa’duddin Salman (Imam Musala Ar-Raudah Sekumpul Martapura) untuk mengisi pembacaan Manaqib (riwayat hidup) Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul) yang digelar di Mahligai Pancasila Banjarmasin, pada Rabu (13/12) malam.
Acara yang dihadiri para habaib dan ulama, pejabat dan karyawan lingkup Pemerintah Provinsi Kalsel dan tokoh itu, turut disaksikan ribuan masyarakat Kota Banjarmasin dan Banjarbaru, ditambah dari Kabupaten Banjar, Barito Kuala dan sekitarnya.
Jemaah manaqib bahkan memadati area dalam dan luar gedung Mahligai Pancasila sebelum shalat magrib, walaupun prosesi manaqib dimulai pukul 20.00 WITA atau setelah Shalat Isya.
Paman Birin dalam sambutannya mengatakan, masyarakat Kalsel sejatinya bersyukur karena memiliki dua ulama besar yakni Datu Kelampayan dan Abah Guru Sekumpul yang memberikan cahaya untuk Banua tercinta ini.
“Terima kasih atas kehadiran semuanya dan mohon maaf jika ada kekurangan dalam pelayanan kami,” ujarnya.
Tak lupa Paman Birin mengajak jemaah membacakan Al-Fatihah untuk rakyat Palestina yang masih dalam situasi perang dengan Israel.
TGH Sa’duddin Salman di awal penyampaian manaqib, menyinggung tentang akhlak Abah Guru Sekumpul yang tidak mau memberatkan orang lain atau tidak mau membebankan orang yang mengundangnya hadir.
Akhlak lain Guru Sekumpul adalah pemurah atau suka menolong orang lain dan bakti dengan orangtua dan para guru-gurunya.
“Mudahan kita bisa meniru akhlak beliau (Abah Guru Sekumpul) tidak bisa banyak, sedikit yang bisa diikuti,” ujarnya.
Disebutkan, Abah Guru Sekumpul merupakan zuriat ke-8 dari Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (Datu Kelampayan) yang lahir pada 27 Muharram 1361 H (11 Februari 1942 M) di Desa Tunggul Irang Seberang, Martapura Kabupaten Banjar.
Dari beberapa referensi tentang Abah Guru Sekumpul, disebutkan ketika lahir Ia diberi nama Qusyairi, namun karena sering sakit kemudian namanya diganti menjadi Muhammad. Ayahnya bernama Abdul Ghani dan ibunya, Masliah.
Semasa muda mendapat pendidikan yang baik dari ayah dan neneknya yang bernama Salabiah dan di lingkungan keluarga Ia mendapat didikan yang ketat dan disiplin serta mendapat pengawasan dari pamannya, Syekh Semman Mulya.
Pada usia 5 tahun belajar Al-Quran dengan Guru Hasan Pesayangan dan pada usia 6 tahun menempuh pendidikan di Madrasah Kampung Keraton.
Pada usia 7 tahun masuk ke Madrasah Diniyyah Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
Abah Guru Sekumpul juga termasuk zurriyatul Rasulullah yang jalur nasabnya melalui Syekh Arsyad Al Banjari Bin Abdullah Bin Abu Bakar Bin Sultan Abdurrasyid Mindanao Bin Abdullah Mindanao Bin Zainal Abidin Abu Bakar Al Hindi Bin Ahmad Ash Shalaibiyyah Bin Husein Bin Abdullah 18 Syaikh Bin Abdullah Al Idrus Al Akbar Bin Abu Bakar As Sakran Bin Abdurrahman As Saqaf Bin Muhammad Maula Dawilah Bin Imam Ahmad Al Muhajir Bin Imam Isa Ar Rumi Bin Al-Imam Muhammad An Naqib Bin Al-Imam Ali Uraidhy Bin Al-Imam Ja’far As Shadiq Bin Al-Imam Muhammad Al Baqir Bin Al Imam Ali Zainal Abidin Bin Al Imam Sayyidina Husein Bin Sayyidah Fatimah Az Zahra Binti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pembacaan Manaqib Abah Guru Sekumpul diakhir dengan pembacaan wirid dan doa yang dipimpin KH Wildan Salman. (RIW-Biroadpim/RIW/NRH/RH)