Baayun Maulid di Museum Lambung Mangkurat Diikuti Peserta Berusia 76 Tahun dan Termuda 16 Hari
2 min read
Suasana baayun maulid di Museum Lambung Mangkurat di Banjarbaru mayoritas diikuti anak-anak dan balita
BANJARBARU – Warga dari berbagai daerah ikuti acara Baayun Maulid yang diselenggarakan di Museum Lambung Mangkurat, di Banjarbaru, Kamis (5/10). Ratusan ayunan turut menghiasi kegiatan tradisi adat Kalsel tersebut.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang diwakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setdaprov, Husnul Hatimah, menyampaikan, bahwa kegiatan tersebut turut meriah tanpa harus menghilangkan adat istiadat dari penyelenggaraan baayun maulid ini.

“Ini sebagai bentuk edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat betapa pentingnya menerapkan ajaran Rasulullah yang tidak lupa selalu bersholawat,” ujarnya.
Melihat antusias warga yang mengikuti, dirinya berharap, baayun maulid bisa kembali digelar tahun depan. Yang diharapkan, mampu mempererat tradisi di Kalsel.
“Mudah-mudahan ini berlanjut setiap tahunnya dan pesertanya juga terus bertambah,” harapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Museum Lambung Mangkurat, Muhammad Taufik Akbar, mengungkapkan, jumlah warga yang mengikuti baayun maulid mencapai 208 orang. Ini lebih meningkat dibandingkan tahun 2022.

“Kalau sebelumnya itu hanya sekitar 150 orang. Nah, tahun ini antusiasnya melebihi dari target yang kami bayangkan,” bebernya.
Ia menyampaikan, baauyun maulid yang sudah beberapa kali dilaksanakan itu dipastikan akan kembali digelar tahun depan.
“Ini memang agenda rutin kami dan semoga lebih meriah lagi acaranya,” pungkasnya.
Diketahui, tradisi baayun maulid ini tak hanya diisi tausyiah dan iringan maulid habsyie saja. Melainkan, juga melaksanakan prosesi adat betapung tawar yang diikuti mulai dari peserta termuda baru berumur 16 hari dan paling tertua mencapai 76 tahun. (RHS/RDM/RH)