21 Maret 2025

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

Pimpin Rakor Antisipasi Dampak El Nino, SYL Dapuk Kalsel Jadi Penopang Pangan Nasional

2 min read

Mentan didampingi Gubernur, Ketua DPRD Kalsel dan Danrem 101/Antasari saat memberikan keterangan pada wartawan

BANJARMASIN – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus memacu pemerintah daerah untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim ekstrim kekeringan (El Nino), agar tidak berdampak terhadap penurunan produksi pangan.

Mentan saat memberikan arahan pada rakor antisipasi dampak El Nino

Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) salah satu lumbung pangan nasional, menjadi perhatian serius Kementerian Pertanian untuk dilakukan pengawalan dan didorong menerapkan berbagai program terobosan yang operasional.

“Kedatangan saya atas nama pemerintah dan perintah Bapak Presiden untuk meminta tolong sama-sama menghadapi ancaman global berupa perubahan iklim ekstrim, krisis ekonomi dunia dan dampak COVID-19 yang belum pulih,” papar SYL saat memimpin rakor antisipasi dampak El Nino provinsi Kalsel, di Banjarmasin pada Jumat (11/8).

Mentan berfoto bersama Forkopimda Kalsel yang hadir pada rakor antisipasi dampak El Nino

Pertemuan terkait antisipasi El Nino ini, menurut Mentan, sangat relevan dan penting sekali. Karena jika tidak diantisipasi dengan baik, El Nino mempunyai dampak yang signifikan terhadap penurunan produksi beras.

Mentan menuturkan, produksi pangan provinsi Kalsel sebenarnya tidak memiliki persoalan. Namun sebagai lumbung pangan nasional khususnya sebagai penyangga pangan Pulau Kalimantan, Kalsel harus meningkatkan lagi pengalaman dan praktik-praktik yang sudah berjalan dengan baik, dalam menanggulangi perubahan iklim ekstrem kekeringan (El Nino).

“Provinsi Kalsel adalah salah satu daerah penopang pangan nasional, selain 6 daerah lainnya. Saya minta Kalsel menyiapkan lahan untuk hadapi El Nino ini 100 ribu hektar, kita booster untuk menghasilkan pangan,” ujarnya di hadapan wartawan usai acara.

Metode TATIK LAJU yaitu tanam, petik, olah, jual, menurut Mentan, merupakan langkah yang sudah disusun agenda aksinya, sampai dengan marketnya.

“Jangan hanya tanam saja. Hasilnya kita simpan di pergudangan yang ada untuk suplai kebutuhan masyatakat hingga Papua,” tuturnya.

Sementara itu, dalam paparannya, Gubernur Kalsel, Sabirin Noor mengapresiasi upaya Kementan, mendorong pemerintah provinsi Kalsel dan petani mengantisipasi dampak El Nino.

Meskipun berdasarkan prakiraan BMKG, bahwa curah hujan di Kalsel pada Agustus hingga Oktober 2023 pada kategori rendah dan terverifikasi sebagai El Nino rendah sampai sedang, namun perlu ada upaya antisipasi dan adaptasi El Nino di sektor pertanian.

“Kami sangat mendukung arahan Menteri Pertanian ini, dengan cara identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan serta mengelompokan menjadi daerah merah, kuning dan hijau, percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan dan lainnya hingga penyiapan lumbung pangan hingga tingkat desa,” katanya.

Paman Birin (sapaan akrab Gubernur) juga mengungkapkan, untuk mengantisipasi El Nino di Kalsel, pihaknya sudah melaksanakan gerakan nasional (Gernas) dari Juli hingga September seluas 70.061 hektar yang tersebar di 13 kabupaten/kota.

Perkiraan produksi padi sampai dengan September 2023 berdasarkan kerangka sampel area (KSA) BPS sebanyak 646.074 ton gabah kering giling (GKG).

“Karena itu kita mampu menyiapkan 100.000 hektar lahan pertanian sebagai cadangan pangan menghadapi El Nino. Lahan ini tersebar di 13 kabupaten kota,” tambahnya di hadapan wartawan

Selain memimpin rapat koordinasi antisipasi dampak El Nino provinsi Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Menteri Pertanian juga menyempatkan diri hadir pada syukuran panen raya di Barito Kuala, sebelum bertolak pulang ke Jakarta, di hari yang sama. (RIW-KEMENTAN/RDM/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.