Pemprov Kalsel Berharap Festival Parang 2023 Jadi Kearifan Lokal
2 min readBANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel mengharapkan, Festival Parang 2023 dapat menjadi sebuah kearifan lokal.
Festival Parang 2023, saat ini tengah digelar oleh Museum Waja Sampai Kaputing milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang berkolaborasi dengan Museum Lambung Mangkurat, Museum Rakyat dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Komunitas Wasaka Korwil Banjarmasin, dibuka secara resmi Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, yang diwakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel, Muhammadun, didampingi Kabid Kebudayaan Kalsel, Raudati Hildayati, Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman, Arry Risfansyah, Kasi Kesenian, Sunjaya Adhiarso, bersama jajaran Disdikbud Kalsel, dan turut hadir Asosiasi Antropologi Indonesia. Kegiatan bertempat di halaman Museum Wasaka Jalan Kampung Kenanga Ulu Kelurahan Sungai Jingah Kecamatan Banjarmasin Utara, pada Kamis (22/6).
Kepada wartawan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalsel, Muhammadun, usai menghadiri acara pembukaan Festival Parang 2023, mengatakan, saat ini Kalimantan Selatan dikenal beragam jenis Parang tradisional yang berkembang, ini menunjukkan parang merupakan entitas yang penting bagi masyarakat, dengan adanya kegiatan ini dapat semakin melestarikan kearifan lokal, yaitu harus semakin mengenali beragam jenis Parang.
“Kami apresiasi Festival Parang ini, warga ayo kunjungi,” pintanya
Hal senada disampaikan, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kalsel, Raudati Hildayati. Ia menjelaskan, hasil penelitian yang dituangkan melalui buku Eksotisme Parang tradisional Kalimantan Selatan, ada beragam jenis Parang,yang menjadi khas di Kalsel ada empat seperti Parang Kayutangi, memiliki bentuk bilah bagian atasnya lurus rata, kemudian Parang Bungkul lebih banyak ditemukan di daerah Hulu Sungai, Parang Lais Antasari adanya ornamen berupa susuran darah di sepanjang bilah bagian atas, dan Parang Cingkuk yang tersebar di daerah yang mata pencaharian masyarakatnya berladang atau bertani.
“Selain Pameran Temporer Parang, kita juga gelar talk show tentang Parang, Wafak, kemudian penyampaian Lintasan Sejarah Industri Seni Tempa di Kalsel, Maturi Dahar, Silaturahmi Wasi Pusaka Banua dan Lomba Basumpit,” ungkapnya
Sementara itu, Kasi Cagar Budaya dan Permuseuman Disdikbud Kalsel, Arry Risfansyah, menambahkan, dalam kegiatan talk show tentang Parang dan Wafak, pihaknya mengundang perwakilan beberapa peserta didik dari Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi, agar para generasi muda dapat lebih mengenal beragam jenis Parang dan mengetahui sejarahnya.
“Festival Parang 2023 ini, warga tidak hanya akan melihat beragam jenis Parang, juga ada Bursa Wasi, Pandai Besi dan Pengumpangan,” tutupnya
Untuk diketahui, Festival Parang 2023 ini digelar selama empat hari, mulai tanggal 22 hingga 25 Juni, pada Pukul 09.00 hingga 20.00 WITA, dan khusus untuk Sabtu Malam sampai dengan jam 21.00 WITA, karena akan dilaksanakan Maturi Dahar, untuk pertama kalinya di Kalimantan Selatan. (NHF/RDM/RH)