Implementasikan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Dispersip Kalsel Gelar Lomba Paduan Suara
2 min readBANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalsel menggelar Lomba paduan suara tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Sederajat dan Perguruan Tinggi.
Kegiatan yang diikuti sebanyak 28 grup paduan suara terdiri dari 14 grup SLTA/sederajat dan 14 grup perguruan tinggi dilaksanakan selama dua hari yaitu 21 dan 22 Juni 2023.
Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie yang diwakili Kepala Bidang Pengelolaan Koleksi Bahan Perpustakaan, Muhammad Hanafi mengatakan, lomba paduan suara ini merupakan bentuk dari implementasi perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk meningkatkan kemampuan mereka khususnya dalam hal tarik suara.
“Ini merupakan lomba paduan suara yang pertama kali dilaksanakan oleh Dispersip Kalsel, melalui kegiatan ini kita ingin mensosialisasikan bahwa perpustakaan bukan hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan para pemustakanya,” katanya kepada wartawan, Rabu (21/6).
Hanafi juga berharap melalui, lomba ini para peserta bisa lebih mengenal dan mencintai perpustakaan, sehingga mereka bisa lebih rutin mengunjungi perpustakaan untuk menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan mereka.
Menurutnya, hal tersebut sudah menjadi tugas pihaknya untuk meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat Banua mulai dari pra sekolah, pelajar, maupun masyarakat umum lainnya.
“Jadi lomba ini kami jadikan juga sebagai ajang promosi perpustakaan, selama mengikuti lomba, peserta yang sudah tampil kami perekenankan untuk melihat layanan dan fasilitas perpustakaan kami, bahkan kami ajak juga untuk menjadi anggota Perpustakan Palnam,” tutur Hanafi.
Sementara itu, perwakilan dewan juri lomba paduan suara Dispersip Kalsel, Dino Sirajuddin menjelaskan, ada empat hal yang juri nilai dari penampilan peserta lomba paduan suara ini diantaranya, vokal dasar, dan teknik menyanyi.
“Untuk vokal dasar kita lihat seberapa banyak peserta yang memenuhi SATB (jenis suara sopran, alto, tenor, dan bass) sebagai dasar produksi suaranya, setelah itu kita lihat teknik menyanyi mereka,” kata Dino.
Selain itu, lanjut Dino, dewan juri juga melihat bagaimana pembawaan dan penampilan peserta saat membawakan lagu.
“Jadi dalam teknik itu ada yang namanya pembawaan, pada indikator ini kita lihat bagaimana teknik-teknik yang dihubungkan dengan lagunya. Kemudian penampilan, ini berhubungan dengan fisik peserta, seperti sorot mata, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh mereka apakah menghayati atau tidak,” jelasnya.
Pada lomba hari pertama untuk kategori SMA/SLTA sederajat, SMK Negeri 1 Amuntai berhasil keluar sebagai juara pertama dengan total nilai 1.852, kemudian juara kedua SMK Negeri 4 Banjarmasin dengan total nilai 1.829, dan juara tiga diraih oleh MAN 2 Kota Banjarmasin dengan total nilai 1.823.
Sementara, lomba dihari kedua untuk kategori Perguruan Tinggi, Universitas Lambung Mangkurat (SBC) berhasil meraih juara pertama dengan total nilai 1.858, disusul juara kedua Universitas Islam Negeri Banjarmasin dengan total nilai 1.854, dan juara tiga diraih STIENAS dengan total nilai 1.770. (NRH/RDM/RH)