Menteri Pertanian Dukung Pengembangan Perkebunan Kopi Meratus di Kalsel
2 min read
Mentan RI Syahrul Yasin Limpo saat menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan perkebunan Kopi Meratus
BANJARBARU – Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo berikan peluang besar terhadap generasi petani milenial di Kalsel dalam mengembangkan hasil alam dari sektor komoditi tanaman berjenis kopi Meratus.

Bahkan, Syahrul mengutarakan, akan menginstruksikan kepada gubernur, bupati dan wali kota untuk menyiapkan lahan perkebunan untuk pengembangan disektor kopi.
“Jadi, nanti harus dua hektar yang disiapkan dan siap digarap bagi petani milenial,” ucapnya.
Saking mengapresiasi, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendukung penuh keberadaan Badan Usaha Pertanian Kampus (BUPK) yang disahkannya sebagai dorongan semangat bagi generasi petani milenial Kalsel dalam mengembangkan perekonomiannya khusus kopi.
“Apalagi adanya ini, pertanian itu sebenarnya dapat berkembang. Jangan salah ya, kopi ini mampu menggeliatkan perkonomian. Salah satunya, ULM yang mengembangkan ini, perlu diapresiasi,” ungkapnya kepada mahasiswa, saat memberikan kuliah umum di ULM, Jumat (25/11).

Sementara itu, Rektor ULM Prof Ahmad, mengatakan, sektor kopi saat ini tak hanya dibudidayakan oleh kaum dewasa saja melainkan sudah mulai merambah pengembangannya lebih kepada generasi petani milenial. Tak heran, jika bisnis kedai kopi juga mulai meggeliat dan menjamur. Rata-rata jejak usaha bisnisnya mulai diminati oleh mereka.
“Kopi sekarang jadi komoditi strategis nasional. Tidak semua negara bisa meminum kopi, ini adalah sebuah rahmat karena Indonesia dianugerahi dengan yang cocok dengan tanaman jangka panjang yakni mutiara hitam (kopi) ini. Bahkan, tadi Menteri Pertanian RI sangat mendukung,” paparnya.
Di temui di lokasi berbeda, Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel Dwi Putra Kurniawan mengapresiasi adanya rencana strategis ini dilakukan. Selain membangkitkan perekonomian juga menggeliatkan semangat generasi muda untuk mengeksplor kemampuannya dalam seni pengembangan pada sektor kopi.
“Tentunya, ini menjadi langkah tepat sebagai tonggak perekonomian agar sekiranya kopi itu tak hanya dikenal melalui orang tua saja, tetapi, kaum milenial pun patut berkontribusi,” tuturnya.
Apalagi, menurut Dwi, dukungan ini baik disegerakan. Supaya realisasi pelaksanaannya bisa tercapai sesuai harapan pemerintah. Termasuk mempercepat proses pemulihan ekonomi melalui sektor pengembangan bisnis jangka panjang melalui kopi.
“Sektor yang tidak pernah terdampak inflasi adalah kopi. Lihat saja, komoditinya bisa ekspor ke luar negeri dan sudah bisa dinikmati oleh semua orang. Bahkan, saat ini Kalsel punya satu bibit kebanggaan yakni kopi Meratus,” imbuhnya. (RHS/RDM/RH)