Disdag Kalsel Antisipasi Tingginya Harga Gula Pasir di Pasaran
1 min read
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Birhasani
BANJARMASIN – Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan mengantisipasi tingginya harga gula pasir putih, dengan menggelar rapat koordinasi bersama Bank Indonesia, Reskrimsus Polda Kalsel, Bulog dan pelaku usaha distributor di Kalimantan Selatan.
Kepada Abdi Persada FM, Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan Birhasani, pada Senin (17/1) mengatakan, saat ini harga gula pasir putih, setelah natal dan tahun baru mengalami kenaikan. Perkilonya dikisaran Rp14.000 dan Rp15.000. Hal itu disebabkan musim panen tebu sudah lama berakhir, musim giling dan produksi sudah berakhir sejak Juli dan Oktober lalu, otomatis hingga sekarang beberapa pabrik gula ada yang tidak berproduksi.
“Ketersediaan gula pasir putih memang menurun, maka perlu dilakukan antisipasi,” ucapnya
Birhasani menjelaskan, pihaknya meminta
seluruh pelaku usaha distributor di Kalimantan Selatan, untuk menjaga stok dan berupaya meningkatkan pasokan barang dengan cara mencari pabrik gula baru di luar daerah.
“Kami siap mengawal dalam memberikan informasi dengan pabrik gula diluar Kalsel,” jelasnya.
Lebih lanjut Birhasani mengimbau, para distributor gula di Kalimantan Selatan, agar tidak menaikkan harga yang tidak wajar di pasaran, jangan sampai terjadi penimbunan barang serta melakukan distribusi dengan mengutamakan daerah kabupaten/kota.
“Reskrimsus Polda Kalsel beserta Polres kabupaten/kota, kita minta meningkatkan pengawasan, mencegah penimbunan barang,” katanya
Birhasani meminta, seluruh lapisan masyarakat untuk tetap tenang, jangan melakukan aksi memborong gula pasir. Pemerintah daerah terus berupaya ketersediaannya tetap mencukupi, meski terjadi kenaikan harga yang masih wajar.
“Semoga di Februari ini gula mentah dari import akan datang, nanti diolah oleh semua pabrik di Indonesia, supaya terjadi penurunan harga di pasaran,” tutupnya. (NHF/RDM/RH)