Dislutkan Kalsel Kembangkan Budidaya Ikan Gabus
3 min read
Sekretaris Dislutkan Kalsel Nadyah (Tengah)
BANJARMASIN – Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Budidaya Ikan Gabus (Haruan) di Kalimantan Selatan, di gelar selama 3 hari Senin 28 sampai Rabu 30 April 2025, di salah satu hotel, di Kota Banjarmasin. Dibuka oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Selatan Rusdi Hartono diwakili Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel, Nadyah, Senin (28/4).

Dalam sambutan Rusdi menyampaikan, digelarnya kegiatan FGD ini dalam rangka mendukung Visi dan Misi Gubernur Kalsel 2025-2030, khususnya pengembangan klaster budidaya ikan gabus Haruan (Haruan Estate).
“Dalam beberapa bulan ini kita memasuki periode baru dalam pergantian kepemimpinan nasional dan kepemimpinan daerah baik di provinsi maupun di kabupaten/kota, sebagai konsekuensi dari perubahan kepemimpinan tiap tingkatan ini dan sesuai dengan siklus perubahan rencana Pembangunan jangka menengah baik nasional maupun daerah,” ucap Nadyah membacakan sambutan.

Maka, lanjut Rusdi, penyusunan RPJMD khususnya di Pemerintah provinsi Kalimantan Selatan melalui tahapan penelaahan teknoratik tentu semaksimal mungkin akan menyesuaikan (cascading) dengan visi misi gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Selatan terpilih yakni pasangan Muhidin dan Hasnuryadi Sulaiman.
“Harapan kami penyusunan rencana Pembangunan khususnya sektor keluatan dan perikanan dapat disusun secara selaras atau linier antara rencana Pembangunan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota,” ujarnya.
Dalam visi misi gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Selatan yang terdiri dari 33 program prioritas, khusus untuk sektor perikanan tercantum pada prioritas nomor 21 dan 27 dengan target mendorong produktifitas perikanan tangkap, mendorong produktifitas budidaya hasil kelautan dan mendorong produktifitas budidaya ikan air tawar, mendorong rehabilitasi mangrove dan terumbu karang, mendorong penjualan carbon di wilayah pesisir dan dalam rangka pengembangan Kalimantan Selatan sebagai gerbang logistik Kalimantan sektor perikanan secara khusus akan
mengembangkan Haruan estate dan Shrimp estate.
“Secara historis ikan gabus haruan merupakan jenis ikan yang sangat lekat dengan keseharian Masyarakat Banjar, bahkan beberapa jenis masakan rasanya kurang pas kalau tidak ada ikan haruan,” tutur Rusdi.
Sehingga, tambahnya, tidak mudah untuk digantikan dengan ikan subtitusi jenis lainnya, hal ini kadang mengakibatkan ikan haruan tetap dibeli oleh Masyarakat meskipun saat harga tinggi, situasi ini dalam beberapa bulan tertentu terutama pada saat hasil tangkapan di alam berkurang menyebabkan naiknya harga dan salah satu pendorong inflasi dari kelompok makanan dan minuman.
“Jenis ikan gabus haruan ini merupakan jenis yang belum terlalau banyak dan masif dibudidayakan hal ini karena beberapa kelemahan dibanding jenis ikan lainnya diantaranya, pertumbuhan lambat, konversi pakan tinggi harga jual berfluktuasi pada rentang yang tinggi karena sangat dipengaruhi pasokan dari alam,” jelas Rusdi lebih lanjut.
Disamping untuk keperluan konsumsi ikan gabus haruan sekarang ini juga sangat diperlukan untuk bahan baku ekstrak albumin sebagai salah satu produk turunannya, yang digunakan sebagai obat dan suplemen, jika hilirisasi produk ini sudah berkembang di Kalimantan Selatan maka tantangannya adalah menyediakan bahan baku yang cukup baik kuantitas, kualitas kontinuitasnya sepanjang tahun.
“Melalui acara focus grup discussion ini saya harapkan peserta acara dapat saling berbagi pengalaman dan berdiskusi berdasarkan pengalaman dan literasi yang sudah ada, besar harapan saya acara ini dapat memberikan masukan dalam rangka penyempurnaan perencanaan untuk mengakselerasi pengembangan ikan gabus haruan di Kalimantan Selatan dalam rangka menjaga pasokan dan mewujudkan visi misi Gubernur Kalimantan Selatan,” ucapnya. (SRI/RDM/RH)