Bioskop Bisik Volume 3, Hadirkan Pengalaman Menonton yang Lebih Inklusif
2 min read
Foto bersama usai pemutaran Film Bioskop Bisik Volume 3
BANJARBARU – Forum Sineas Banua kembali menghadirkan Bioskop Bisik yang merupakan bagian dari program Layar Film Banjar Inklusif, yang digelar di ruang audio visual Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Banjarbaru, pada Jumat (21/3).

Kegiatan ini turut dihadiri oleh berbagai komunitas disabilitas, seperti DPC Gerkatin Banjarbaru, Pertuni, Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra dan Fisik Fajar Harapan, serta murid-murid dari Sekolah Luar Biasa di Banjarbaru dan Martapura.

Memasuki volume ketiga, acara ini menawarkan pengalaman menonton yang lebih dekat dan eksklusif, dengan jumlah peserta yang lebih terbatas, yaitu tidak lebih dari 50 orang.
Konsep ini berbeda dari volume sebelumnya yang berlangsung di Wetland Square Banjarmasin, yang diikuti lebih dari 160 peserta. Dengan skala yang lebih kecil, suasana kali ini terasa lebih hangat dan memungkinkan interaksi lebih mendalam antara penonton, film, dan para sineas.
Inisiator Bioskop Bisik Layar Film Banjar Inklusif, Ridha Rezeqi Rahman, menyebutkan bahwa pelaksanaan volume ketiga ini dapat memberikan nuansa reflektif yang lebih kuat.
“Dengan jumlah peserta yang lebih sedikit, suasana kali ini lebih reflektif dan memberikan pengalaman yang lebih dekat antara penonton dan film,” ucap Edo (sapaan akrabnya).
Ia juga optimis bahwa para pembuat film lokal semakin menyadari pentingnya aksesibilitas dalam karya-karya mereka, sehingga semakin banyak film yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.
“Banyak filmmaker setuju bahwa bagaimana buhan pian himung manonton film kami, kami jua himung film kami ditonton buhan pian,” ungkapnya dengan penuh semangat.
Pada kesempatan ini, Bioskop Bisik menayangkan dua film lokal, yaitu Kasumbi (LK3 Banjarmasin, 2020) dan Ajak Tukup (TVRI Kalimantan Selatan, 2023). Kedua film ini tidak hanya menyajikan cerita yang menarik, tetapi juga membawa nilai budaya serta pengalaman hidup yang dekat dengan masyarakat Banua.
Salah satu pemeran Film Kasumbi, Novita Nuarbijk, yang turut hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan rasa bangganya atas semakin luasnya akses terhadap film-film lokal.
“Mengetahui bahwa film-film lokal bisa dinikmati lebih banyak orang menjadi bahan bakar bagi kami para pelaku seni untuk terus berkarya,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, perwakilan DPC Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Kabupaten Banjar, Muhammad Fajri memberikan apresiasi terhadap Film Ajak Tukup yang menurutnya memiliki kedekatan emosional dengan pengalaman masa kecilnya.
“Saya senang dengan film Ajak Tukup dan Kasumbi. Saya berharap akan ada lebih banyak program inklusif untuk karya seni,” ujarnya dengan bahasa isyarat yang diterjemahkan oleh Adelia Ananda, Juru Bahasa Isyarat dalam acara tersebut.
Sebagai informasi, Pemutaran film inklusif pada program Bioskop Bisik akan kembali dilaksanakan dalam edisi keempat pada April 2025. (ADV-BDR/RDM/RH)