Pemprov Kalsel Gelar Peringatan Hari Bela Negara ke-76
2 min read
Sekda Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar saat memimpin upacara Peringatan Bela Negara
BANJARBARU – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyelenggarakan Peringatan Hari Bela Negara ke-76 Tahun 2024 di halaman Kantor Gubernur, di Banjarbaru, Kamis (19/12). Upacara tersebut dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar, yang membacakan amanat Presiden RI, Prabowo Subianto.

Dalam amanatnya, Presiden menyampaikan bahwa peringatan ini bertujuan mengenang perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kedaulatan negara, khususnya melalui peristiwa Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948. Kala itu, para pahlawan dengan gigih berupaya merebut kembali Yogyakarta, yang menjadi simbol pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Pada masa itu, Belanda menangkap sejumlah tokoh penting Indonesia, termasuk Presiden Ir. Soekarno, Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta, dan beberapa pejabat tinggi lainnya, sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan negara. Demi keberlangsungan pemerintahan, Presiden Soekarno menginstruksikan Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukit Tinggi, Sumatera Barat,” ujar Roy membacakan amanat Presiden.

Deklarasi PDRI menjadi bukti ketangguhan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI, sekaligus memberikan sinyal kepada dunia bahwa Republik Indonesia tetap berdiri.
“Mendengar sejarah ini, kita sebagai generasi penerus harus kagum dan terinspirasi oleh dedikasi serta pengorbanan para pejuang bangsa. Peringatan Hari Bela Negara adalah momentum penting untuk memperkuat komitmen kita dalam menjaga dan memperkokoh persatuan bangsa,” tegas Roy.
Peringatan Hari Bela Negara ke-76 mengusung tema “Gelorakan Bela Negara untuk Indonesia Maju”. Tema ini menekankan pentingnya kontribusi nyata seluruh warga negara dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, teknologi, pertahanan, dan keamanan untuk mewujudkan Indonesia Maju.
Roy juga menjelaskan lima nilai dasar bela negara, yaitu cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan pada Pancasila, rela berkorban, serta kemampuan awal bela negara. Kelima nilai ini menjadi landasan membentuk mental dan fisik yang tangguh dalam menghadapi tantangan global.
Perkembangan geopolitik dan keamanan global yang semakin kompleks menjadi perhatian utama. Ketegangan antarnegara, persaingan sumber daya strategis, perang siber, konflik regional, dan perubahan iklim menciptakan ketidakpastian global.
“Oleh karena itu, diperlukan antisipasi, pembaruan kebijakan pertahanan, dan pelaksanaan strategi yang tepat untuk menghadapi dinamika tersebut melalui Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata),” katanya.
Sishankamrata dinilai sebagai strategi pertahanan terbaik bagi Indonesia yang memiliki keunggulan jumlah penduduk serta luas wilayah nusantara. Sebagai upaya revolusi mental, Kementerian Pertahanan menginisiasi Program Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) untuk membangun karakter bangsa di bidang pendidikan, masyarakat, dan pekerjaan.
Hal ini selaras dengan 8 Asta Cita Kabinet Merah Putih, yakni memperkokoh ideologi Pancasila dan memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia menuju Indonesia Emas 2045.
“Ideologi Pancasila yang kokoh diharapkan mampu menjawab tantangan situasi global yang penuh ketidakpastian. Bela negara sebagai perilaku warga negara yang dijiwai nilai-nilai seperti cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, serta keyakinan pada Pancasila, menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia,” tutupnya.
Diketahui, peringatan bela negara yang digelar di Provinsi Kalimantan Selatan ini juga turut dihadiri kepala SKPD di lingkup pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, jajaran Forkopimda, dan berbagai organisasi pemuda di Kalimantan Selatan serta melibatkan pelajar dan mahasiswa. (BDR/RDM/RH)