19 Mei 2025

Paman Birin dan Acil Odah Turut Meriahkan Festival Baayun Maulid di Museum Lambung Mangkurat

2 min read

Paman Birin melakukan prosesi "tapung tawar" kepada peserta baayun maulid

BANJARBARU – Museum Lambung Mangkurat Provinsi Kalimantan Selatan melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H, yang dirangkai dengan budaya Baayun Maulid, Kamis (3/10).

Acil Odah didampingi Paman Birin turut merasakan langsung prosesi baayun maulid

Peringatan yang digelar di halaman Museum Lambung Mangkurat, di Banjarbaru, dihadiri pula oleh Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, didampingi Ketua TP PKK Kalsel, Raudhatul Jannah (Acil Odah)

Dalam kegiatan tersebut, Gubernur akrab disapa Paman Birin dan Acil Odah, bahkan turut merasakan langsung baayun sembari diiringi lantunan syair-syair maulid.

Paman Birin menilai budaya yang berasal dari Kabupaten Tapin ini, sangat penting untuk dilestarikan. Sebab selain mengambil berkah dari kemuliaan Nabi Muhammad SAW, Baayun Maulid juga terkandung harapan agar anak yang diayung mendapat kebaikan dalam menempuh kehidupan.

“Kita harus terus melestarikan seni, budaya dan tradisi islam yang ada di masyarakat Kalimantan Selatan, termasuk Baayun Maulid,” katanya.

Menurut Paman Birin, melalui kegiatan ini masyarakat terutama generasi muda bisa lebih mengenal dan mewarisi nilai-nilai budaya banjar. Sehingga tradisi yang dilaksanakan setiap bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW ini tidak punah oleh zaman.

“Saya mengharapkan kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran guna memperteguh keimanan kepada Allah SWT dan kesungguhan dalam mencintai junjungan nabi besar Muhammad SAW,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, tidak lupa Paman Birin juga sangat mengapresiasi persiapan yang dilakukan pihak museum dalam gelaran budaya tahunan ini.

“Saya sangat senang hari ini. Persiapan dari pihak panitia sangat bagus,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Museum Lambung Mangkurat Kalsel, Muhammad Taufik Akbar, menjelaskan jumlah peserta tahun ini berjumlah hampir 300 orang.

Peserta paling muda tercatat berusia 1 bulan 12 hari, sedangkan paling tua usia 76 tahun 10 bulan. Peserta paling jauh berasal dari luar Kalsel, yakni dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

“Alhamdulillah keinginan masyarakat untuk melestarikan budaya terus bertambah, semoga akan terus meningkat lagi di tahun berikutnya,” pungkasnya. (SYA/RDM/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.