Peringati 10 Muharram 1446 H, Gubernur Kalsel Bagikan Ribuan Porsi Bubur Asyura
2 min readBANJARBARU – Bertempat di Halaman Kantor Gubernur Kalimantan Selatan di Banjarbaru, pada Kamis (18/7), Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggelar peringatan untuk perayaan 10 Muharram 1446 Hijriyah. Pada perayaan ditahun 2024 ini, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor kembali membagikan ribuan porsi bubur asyura, yang ditujukan untuk para pegawai dan masyarakat yang berhadir. Pada peringatan perayaan 10 Muharram tahun ini, diawali dengan apel bersama seluruh SKPD lingkup Provinsi Kalsel, yang dilanjutkan dengan pembagian bubur asyura kepada pegawai dan masyarakat. kegiatan ini menjadi upaya nyata dalam melestarikan tradisi Islami, di daerah Kalsel.
Kepada Wartawan, Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Martapura KH Hasanudin bin KH Badrudin menyampaikan, makna dari memperingati hari asyura, yakni untuk mensyuruki diberikannya nikmat kesehatan, keafiatan, dan lain sebagainya. Serta diselamatkannya para nabi, seperti diselamatkannya Nabi Musa dari kejaran Fir’aun, diselamatkannya Nabi Nuh dari Musibah banjir, dan diselamatkannya Nabi Yunus dari ikan yang ingin menelan beliau. Keselamatan para Nabi tersebut terjadi pada hari asyura.
“Padahal yang disunnahkannya pada 10 Muharram itu adalah berpuasa, dan 11 Muharram disunahkan membuat dan memakan bubur asyura untuk merayakannya,” ungkap KH Hasanudin.
Tak lupa dirinya mengapresiasi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, yang melaksanakan kegiatan pembagian bubur asyura dan dapat dinikmati oleh jajaran lingkup Pemprov Kalsel tersebut. Karena sabda Nabi Muhammad Saw kepada sahabatnya, memerintah untuk berpuasa pada 9-10 Muharram dan selepas itu membagikan bubur yang bernama Asyura.
“Kita perlu mensyukurinya karena mendapat nikmat sehat dan nikmat yang dibagikan lewat bubur Asyura ini,” tutup KH Hasanudin.
Ditempat yang sama, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menyampaikan, bahwa dirinya berharap melalui peringatan ini, dapat semakin meningkatkan kecintaan kita terhadap tradisi Islam, dan ajaran-ajaran Islami.
“Hari asyura, yang identik dengan tradisi bubur asyura dijadikan momentum untuk mengungkapkan rasa syukur,” tutup Sahbirin Noor. (MRF/RDM/RH)