2025, Pemprov Kalsel Targetkan Program Opla Rampung
2 min readBANJARBARU – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mendapat jatah perluasan area tanam pada program optimasi lahan rawa (Opla) yang digagas Kementerian Pertanian (Kementan), mencapai 100 Ribu Hektare. Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produksi dan indeks pertanian (IP) secara signifikan sebagai upaya meningkatkan kemandirian pangan dan ketahanan pangan nasional melalui Opla.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalsel Saptono menyampaikan, Kalimantan Selatan menjadi salah satu Provinsi yang dipercaya mendapatkan tugas perluasan area tanam. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produksi padi, yang ada di banua ini. Selain perluasan area tanam, pihaknya juga memiliki program optimalisasi lahan, yang dinilai memiliki kesamaan dengan program perluasan area tanam.
“Optimasi Lahan Rawa (Opla) merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dalam melakukan akselerasi penanganan darurat pangan,” ungkap Saptono, saat ditemui Reporter Abdi Persada FM, di kantornya baru – baru tadi.
Selain meningkatkan produksi padi, Program Optimasi lahan rawa juga ditujukan untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan diwilayah Kalimantan Selatan. Kegiatan optimasi lahan diarahkan untuk menunjang terwujudnya ketahanan pangan dan antisipasi kerawanan pangan. Khususnya Kegiatan optimalisasi lahan.
“Untuk meningkatkan pemanfaatan lahan yang sementara tidak diusahakan, maka optimalisasi lahan sebagai upaya perluasan areal tanam bagi komoditi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan,” lanjut Saptono.
Pihaknya juga menargetkan, pada musim tanam tahun 2025 nanti, seluruh infrastruktur program Opla, akan selesai. Kegiatan ini difokuskan pada perbaikan infrastruktur air dan lahan, melalui pembangunan atau rehabilitasi infrastruktur. Hasilnya akan menjadikan lahan pertanian produktif melalui penataan sistem tata air dan penataan lahan.
“Tujuan utama dari optimasi lahan rawa adalah optimalisasi lahan yang terintegrasi, dengan upaya peningkatan taraf hidup petani melalui bantuan pengembangan sistem irigasi di lahan rawa, dan komoditas pertanian,” lanjut Saptono.
Dengan adanya program Opla di Kalimantan Selatan, diharapkan dapat menurunkan resiko banjir di Banua ini. Program optimasi lahan rawa akan meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengurangi risiko banjir atau genangan air, yang dapat merusak tanaman pertanian, sehingga keuntungan yang didapat para petani juga akan meningkat. (MRF/RDM/RH)