Optimalisasi Angkatan Kerja, Lemhanas RI Gelar FGD di Kalsel
3 min readBANJARMASIN – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema “Optimalisasi Angkatan kerja Guna Pemanfaatan Bonus Demografi Dalam Rangka Memperkuat Ketahanan Sosial Budaya” di salah satu hotel berbintang, pada Kamis (30/5).
Kegiatan ini dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Lemhanas RI, Eko Margiono dan dihadiri oleh Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor yang diwakili Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kalsel, Roy Rizali Anwar selaku Keynote Speaker.
Dalam sambutan Gubernur Kalsel yang dibacakan Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar menyampaikan bahwa Pemprov Kalsel menyambut baik kunjungan Lemhanas RI diyakini dapat menghasilkan sinergi dan kolaborasi bagi pembangunan Provinsi Kalimantan Selatan.
“Sesuai temanya, kajian jangka panjang ini kita harapkan dapat menghasilkan langkah-langkah strategis bagi upaya optimalisasi angkatan kerja guna pemanfaatan bonus demografi,” harapnya.
Roy menjelaskan berdasarkan data BPS, jumlah penduduk angkatan kerja di Kalimantan Selatan pada Februari 2024 tercatat sebesar 2,18 juta jiwa. Jumlah tersebut sedikit meningkat dari Agustus 2023, yang tercatat sebanyak 2,17 juta jiwa, di mana proporsi angkatan kerja terbanyak berada di kota Banjarmasin sebesar 330 juta dan kabupaten Banjar sebanyak 308 juta.
“Hingga tahun 2023, sektor lapangan kerja yang mendominasi berasal dari sektor pertanian, industri, dan jasa. Jika dibedakan berdasarkan wilayahnya, sektor jasa mendominasi wilayah perkotaan, sedangkan sektor pertanian paling banyak diserap tenaga kerja pedesaan,” tuturnya.
Roy menerangkan salah satu tugas besar yang harus dituntaskan Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan saat ini adalah mendorong tingkat pendidikan angkatan kerja. Tenaga kerja lulusan universitas baru sebesar 12,51 persen, sedangkan tingkatan SMA umum 20,66 persen, dan SMK kejuruan 7,23 persen. Sisanya adalah jenjang pendidikan ke bawah.
“Kita tahu bahwa tingkat pendidikan akan memengaruhi kualitas ketenagakerjaan. Apalagi di era bonus demografi, pasar tenaga kerja akan semakin luas dan kompetitif. Ketatnya persaingan ke depan membutuhkan peningkatan level pendidikan serta skill di bidang teknologi,” tambahnya.
Untuk itu, Pemprov Kalimantan Selatan memandang pentingnya penyiapan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing global. Hal ini juga demi upaya mengoptimalkan bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.
“Kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah strategis untuk pembangunan ketenagakerjaan di Banua,” harapnya.
Sementara, Plt Gubernur Lemhanas RI, Eko Margiono mengungkapkan Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi yang kaya dengan kearifan lokal dan budaya serta memiliki potensi besar untuk pengembangan ekonomi kreatif di wilayahnya. Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan masih terkonsentrasi pada sektor primer yaitu pertambangan dan pertanian dimana kedua sektor ini mendominasi sebagian besar perekonomian di Kalsel. Kedua sektor tersebut juga paling tinggi dalam penyerapan tenaga kerja.
“Ke depan, Provinsi Kalimantan Selatan diharapkan tidak selalu bergantung kepada sektor lapangan pekerjaan bidang pertambangan, mineral dan batubara. Mengingat minerba bukan komoditi yang dapat diperbaharui. Transformasi kegiatan perekonomian harus dipikirkan mulai dari sekarang agar tenaga kerja dapat memiliki beragam alternatif di bidang-bidang usaha,” ucapnya.
Di sisi lain pengembangan Ibukota Negara di Kalimantan Timur berpotensi menjadi katalis pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan. Massifnya pembangunan di IKN diyakini berdampak pada peningkatan aktivitas perekonomian dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sekitarnya.
“Sehingga penting upaya pemerintah bersama lintas sektoral agar dapat merumuskan strategi pengembangan ekonomi dan sumber daya manusia untuk siap menciptakan lapangan kerja yang lebih luas dan berkelanjutan bagi penduduknya serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara keseluruhan,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, turut hadir beberapa narasumber dan pembahas, antara lain Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalsel, Irfan Sayuti, Wakil Rektor Universitas Lambung Mangkurat, DR Iwan Aflanie, Ketua Aliansi Pekerja Buruh Banua, Yoeyoen Indharto. (NRH/RDM/RH)