Lestarikan Budaya dan Seni Tradisional, Disdikbud Kalsel Gelar Workshop Tari Tahun 2024

BANJARMASIN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Workshop Tari Kalsel Tahun 2024 sebagai salah satu upaya melestarikan budaya dan seni tradisional Banua. Kegiatan ini diselenggarakan selama tiga hari mulai 29 Februari – 2 Maret 2024 di salah satu hotel berbintang.

Kepala Disdikbud Kalsel, Muhammadun diwakili Kepala Seksi Kesenian Bidang Kebudayaan, D. Sunjaya Adhiarso, usai membuka workshop tari Kalsel Tahun 2024, Kamis (29/2) mengatakan di era modernisasi ini, sebagian generasi muda tidak lagi mengenali budayanya sendiri tetapi justru bangga terhadap budaya asing. Padahal, lanjutnya, Kalsel memiliki keanekaragaman budaya dan banyak seni tradisional yang masih harus mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan masyarakat agar tidak punah.
“Dengan adanya workshop atau pelatihan, pagelaran dan kompetisi atau festival secara berkesinambungan, diharapkan sebagai salah satu upaya pelestarian, pengembangan, regenerasi terhadap budaya dan seni tradisional bagi generasi muda,” jelasnya.

Sunjaya mengungkapkan kegiatan workshop ini diselenggarakan sebagai amanah dari Perda Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Perda Nomor 4 Tahun 2017 tentang Budaya Banua dan Kearifan Lokal, dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
“Harapannya melalui kegiatan ini sebagai bekal ilmu untuk guru-guru tari di sekolah maupun para pelaku seni tari dalam melakukan pengembangan dan memperkaya perbendaharaan khasanah seni tari di daerahnya masing-masing,” terangnya.
Sunjaya menambahkan workshop tari ini juga mengambil tema besar yaitu “Gerak Tari Dasar Kalsel” dimana gerak tari dasar membedakan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Sehingga dalam kegiatan ini betul-betul digali gerak tari dasar yang menjadi ciri khas Kalsel.
“Diharapkan ke depan, gerak dasar tari ini sebagai pembekalan bagi para peserta untuk dikembangkan dan diajarkan di sekolah masing-masing. Misalnya tari gedek gerakan bahu, di seni Mamanda itu ada namanya Ladon yang hanya ada di Kalsel,” tuturnya.
Kegiatan yang diikuti sebanyak 39 peserta tersebut terdiri dari pendamping dinas, pelaku seni tari dan guru tari dari kabupaten/kota di Kalsel menghadirkan empat narasumber dengan materi sesuai dengan kapasitas masing-masing yaitu pengajar di salah satu perguruan tinggi di Banjarmasin yang juga sebagai seniman tari, Suwarjiya dan Gita Kinanthi Purnama serta Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin yang juga seniman, Firhansyah dan Dinas Kepemudaan, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kabupaten Barito Kuala dan juga seniman, Tajudinnoor. (NRH/RDM/RH)