RKPD Kalsel Tahun 2025 : Kalsel Gerbang Logistik Kalimantan

Sekretaris Daerah Kalsel Roy Rizali Anwar saat menyampaikan sambutan
BANJARBARU – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggelar forum konsultasi publik penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Kalsel Tahun 2025.

Forum yang berlangsung di Aula Lantai III Kantor Bappeda Kalsel, Rabu (21/2), dihadiri oleh seluruh pemangku kebijakan dan dibuka oleh Sekretaris Daerah Kalsel Roy Rizali Anwar.
Dalam sambutannya Roy menyampaikan gambaran pencapaian pembangunan daerah di berbagai sektor hingga tahun ini. Diantaranya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Presentase Penduduk Miskin, hingga Tingkat Penganggun Terbuka.
“Tren positif lain yang perlu dipertahankan dan terus diupayakan peningkatannya adalah Indeks Kualitas Lingkungan Hidup, yaitu di angka 73,5 pada tahun 2023. Meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya di angka 71,97,” kata Roy.
Tidak kalah penting, tantangan kedepan yang perlu menjadi catatan bersama, adalah pertumbuhan ekonomi.
Menurut Roy, untuk mencapai tujuan utama pembangunan kedepannya masih sangat diperlukan transformasi ekonomi, dengan menggeser kontribusi sektor pertambangan (sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui) ke arah sektor sumber daya alam yang bisa diperbaharui.
“Antara lain sektor pertanian, pariwisata, UMKM, hilirisasi industri dan perdagangan, dalam rangka menuju pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan,” terang Roy.
Tema RKPD Kalsel Tahun 2025 yakni Pemantapan Daya Saing Daerah Dengan Peningkatan Kualitas Sarana Prasarana Untuk Mendukung Kalimantan Selatan Sebagai Gerbang Logistik Kalimantan.
Kepala Bappeda Kalsel Ariadi Noor, menilai tema tersebut cukup memberikan gambaran Kalsel kedepan sebagai gerbang logistik untuk mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Ini salah satu peluang untuk bagaimana berperan. Bukan hanya sekedar jadi tempat lalu lalang barang dan orang,” tegas Ariadi.
Sebab itu, Ariadi menekankan pentingnya penyediaan sarana prasarana infrastruktur memadai seperti pengembangan terus menerus terhadap bandara maupun pelabuhan.
“Supaya arus distribusi barang menjadi lebih lancar,” jelas Ariadi. (SYA/RDM/RH)