Pemprov Kalsel Bentuk KWSB di HSS
2 min read
BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kalsel membentuk Kawasan Siaga Bencana (KWSB) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

Kepala Bidang (Kabid) Penanganan Bencana Dinas Sosial (Dinsos) Kalsel, Achmadi, menjelaskan KWSB dibentuk dengan maksud untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman dan risiko bencana dengan cara menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan berbasis masyarakat.
“Hal itu melalui pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang ada di sekitar lingkungan ini,” jelasnya kepada Abdi Persada FM, melalui WhatsApp, Jum’at (10/11).

Menurut Achmadi, KWSB yang terjun ke lokasi bencana dapat memberikan pengurangan risiko bencana lebih diminimalisir, khususnya bencana alam banjir yang terjadi di hulunya dan hilirnya juga merasakan bencana yang sama. Oleh karena itu, lanjutnya, Dinsos Kalsel bekerjasama dengan Dinsos Kabupaten HSS melakukan langkah strategis dengan membentuk KWSB yang terdiri dari kecamatan-kecamatan rawan bencana, khususnya bencana alam banjir yang selalu terjadi di saat musim penghujan.
“Di HSS sendiri dari hasil survei kerawanan bencana tercatat ada sebanyak 11 kecamatan yaitu Loksado, Padang Batung, Kandangan, Simpur, Kalumpang, Sungai Raya, Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, Angkinang dan Telaga Langsat. Jadi sebelas kecamatan ini rawan bencana, sehingga penanganan bencana dimulai dari hulu hingga ke hilir kabupaten tersebut,” terangnya.
Achmadi mengungkapkan tercatat relawan yang diikutkan dalam pembentukan kawasan siaga ini cukup banyak. Gunanya untuk menekan dan mengurangi resiko terhadap bencana melalui ketahanan bencana berbasis masyarakat.
“Ratusan relawan ini yang terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pemerintahan desa serta selanjutnya tim dari aparat kecamatan,” terangnya.
Achmadi menambahkan pihaknya memberikan pembekalan dan pelatihan (beklat) kepada ratusan relawan tersebut agar mereka memiliki skill (keterampilan) lebih dalam menghadapi dan mencegah bencana serta memiliki respon yang cepat, tanggap dan tepat agar penanganan bencana mampu tertangani dengan baik.
“Kita laksanakan pelatihan penanganan bencana berbasis masyarakat di kawasan siaga bencana tersebut selama tiga hari yaitu 9-11 November 2023,” pungkasnya. (NRH/ RDM/RH)