Gelar Konferensi Internasional Mangrove Borneo 2025, ULM Dorong Kolaborasi Global Pelestarian Ekosistem Pesisir
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, saat diwancara
BANJARMASIN – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) kembali menegaskan komitmennya sebagai perguruan tinggi berbasis riset dan lingkunganz dengan menyelenggarakan Konferensi dan Lokakarya Internasional Mangrove Borneo: “Perhubungan Keanekaragaman Hayati, Masa Depan Berkelanjutan, dan Penyerapan Karbon”, pada Kamis (15/10), di salah satu hotel berbintang di Banjarmasin.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Kolokium Pascasarjana Riset KUUB ke-2 (KPRC 2025) yang dirangkaikan dengan Konferensi Internasional Teknik Kimia dan Sains Terapan ke-6 (ICChEAS 2025), dan berlangsung selama empat hari, dari 15 hingga 18 Oktober 2025.

Kepada sejumlah wartawan, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada ULM atas terselenggaranya kegiatan ilmiah internasional ini. Kegiatan
mempertemukan peneliti, akademisi, pembuat kebijakan, praktisi industri, serta pemerhati lingkungan dari dalam dan luar negeri, untuk bersama-sama membahas berbagai isu penting terkait pelestarian ekosistem mangrove serta penguatan strategi keberlanjutan lingkungan di kawasan pesisir.
“Momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan, khususnya ekosistem mangrove yang memiliki peran vital bagi keseimbangan lingkungan,” jelasnya
Lenih lanjut Hanif menambahkan, Mangrove adalah penyerap karbon alami yang sangat penting, sekaligus benteng pertahanan pesisir dari abrasi dan perubahan iklim. Forum seperti ini sangat strategis untuk merumuskan kebijakan dan inovasi pengelolaan yang lebih efektif.
Sehingga, hasil dari pertemuan ilmiah ini, dapat menjadi rekomendasi kebijakan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat program restorasi dan konservasi ekosistem pesisir di Indonesia.
“Kegiatan ini menghadirkan berbagai pakar dan pembicara internasional yang membagikan hasil riset terkini seputar fungsi ekologis mangrove, potensi ekonomi biru, mitigasi perubahan iklim, serta inovasi teknologi dalam pengelolaan sumber daya pesisir,” pungkasnya. (NHF/RIW/RH)
