Gelar Apel Karhutla, Gubernur Muhidin Harapkan Masyarakat Tidak Membuka Lahan Dengan Membakar
BANJARBARU – Bertempat di Lapangan Lanud Syamsudin Noor, pada Kamis (7/8), Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menggelar Apel Siaga Karhutla, yang dipimpin langsung Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, didampingi Gubernur Kalimantan Selatan Muhidin.

Apel Karhutla dihadiri para anggota TNI/Polri, Pertamina, BPBD, Manggala Agni, Damkar dan Satpol PP, serta kelompok masyarakat lainnya. Sebelum apel dimulai, Menteri Hanif Faisol Nurofiq bersama Gubernur Kalsel Muhidin dan Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, mengecek dan mengelilingi barisan para relawan.

Kepada awak media, Menteri Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan, pada saat pihaknya meninjau langsung kondisi lingkungan Kalimantan Selatan dari udara, dirinya bersyukur tidak terdapat kerusakan lingkungan yang di akibatkan karhutla di Banua ini.
Karhutla mempunyai dampak signifikan dalam menghancurkan lingkungan, sehingga penanganan sejak dini perlu dilakukan agar tidak terjadi kerusakan yang tidak diinginkan. Meskipun Kalimantan Selatan berstatus siaga darurat karhutla, namun kondisi area lahan masih basah, sehingga faktor karhutla secara tidak disengaja diharapkan tidak terjadi.
“Kita menyadari semua bahwa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) merupakan tantangan yang serius, berdampak luas yang mulai terjadi kerusakan lingkungan, gangguan kesehatan hingga kerugian ekonomi-sosial. Oleh karena itu, penanganannya harus dilakukan secara luar biasa yaitu terpadu dan keberlanjutan,” ungkap Hanif.
Karhutla adalah bencana alam yang serius, sehingga penegakan hukum bagi yang melakukan pembakaran bagi individu maupun perusahaan. Pihaknya juga telah memberikan bantuan alat agar dimanfaatkan Gubernur untuk menangani masalah karhutla di daerahnya.
”Sebagaimana arahan Presiden RI, musim kemarau belum berakhir hingga bulan depan. Dengan itu, diharapkan agar pemerintah daerah dapat melakukan kesiapsiagaan untuk penanganan Karhutla,” tutup Hanif.
Sementara itu, Gubernur Kalimantan Selatan, Muhidin, menyampaikan bahwa di musim kemarau seperti sekarang ini banyak masyarakat yang ingin membuka lahan ataupun menyuburkan lahan mereka dengan cara membakar. Hal ini tentu berdampak luas seperti terjadinya karhutla, kabut asap, hingga pencemaran lingkungan. Oleh karena itu edukasi kepada masyarakat terus dilakukan demi mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.
“Dengan gencarnya edukasi, diharapkan masyarakat dapat mengetahui dampak serta akibat dari membakar lahan,” ungkap Muhidin.
Muhidin menambahkan, untuk wilayah Kalimantan bantuan operasi modifikasi cuaca (OMC) dari BMKG hanya untuk Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Meskipun tidak mendapat bantuan OMC, Kalimantan Selatan akan merasakan dampak OMC dikarenakan area yang berdekatan dengan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. (MRF/RIW/RH)
