Haul Abdussamad Sulaiman, Wagub Kalsel Hasnuryadi Kenang Sebagai Sosok Peduli kepada Masyarakat
3 min read
Wagub Kalsel berziarah ke makam Haji Leman
BARITO KUALA – Wakil Gubernur Kalsel, Hasnuryadi Sulaiman mengenang ayahanda, Abdussamad Sulaiman bin Haji Basirun (Haji Leman) sebagai sosok yang memiliki kepedulian besar terhadap masyarakat, dan sikap inilah yang ditularkan pada anak-anaknya.

Bahkan didirikannya PT Hasnur sebagai gabungan nama ayahnya, HA Sulaiman HB dan ibunda Nurhayati, didedikasikan untuk bisa berbuat baik kepada masyarakat luas dan kesejahteraan orang banyak.
Hal itu disampaikan Wagub, Hasnuryadi pada peringatan Haul ke-10 almarhum Abdussamad Sulaiman bin Haji Basirun, pada Rabu (26/2) di area kubah Datuk Abdussamad Marabahan, Kabupaten Batola.

Haul dihadiri sejumlah habib, ulama, tokoh, pejabat beserta puluhan ribu masyarakat Kabupaten Barito Kuala dan sekitarnya.
Nampak hadir, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf Solo, Habib Ali Zainal Abidin dari Surabaya, Habib Jindan bin Novel Tangerang, Habib Muhammad Al Habsyi dari Jakarta, Habib Haidar Al Hamid dari Tanggul, Habib Fahmi Al Muhdhor Probolinggo, Habib Abu Bakar Malang, Habib Rifqy Alaydrus Jakarta, Habib Fahmi Almuhdar Probolinggo, dan KH Sanusi Ibrahim (Guru Jaro), serta KH Asqalani.
Hadir juga, Kepala DPRD Kalsel, Supian HK, Forkopimda, kepala SKPD lingkup Pemprov Kalsel, pejabat Pemkab Batola, DPRD Kalsel, DPRD Batola, serta jajaran Hasnur Group dan Hasnur Center.
Mewakili pihak keluarga, Hasnuryadi Sulaiman menyampaikan terima kasih kepada para habaib, ulama, guru agama, tokoh dan masyarakat yang hadir mengikuti haul orangtuanya ini.
“Mohon doa untuk abah dan mama tercinta,” ujar Hasnuryadi.
Diceritakan juga, semasa hidupnya, Haji Leman selalu dekat dengan para habaib, ulama, para guru agama dan selalu meminta bimbingan dalam setiap tindakannya.
Haji Leman berpulang pada 14 Juni 2015 di Jakarta dan di makamkan di kawasan Kubah Datuk Abdussamad Marabahan – Barito Kuala.
Prosesi haul diawali pembacaan salam ziarah kubur yang dipimpin Ustadz, Mohammad Mubaraq dilanjutkan pembacaan ayat Al-Qur’an oleh Ustadz, Ahmad Saufi. Selanjutnya, pembacaan QS Yasin, tahlil, zikir dipandu KH Muhammad Qomaruddin (Guru Busu), doa haul oleh Habib Ali bin Zainal Abidin, dan lantunan shalawat diperdengarkan Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf.
Manaqib atau riwayat perjalanan hidup Haji Leman disampaikan Guru Jaro beserta pesan lainnya. Diceritakan, Haji Leman merupakan sosok yang turut memperjuangkan agama Allah melalui berbagai kegiatan sosialnya.
Tauladan yang perlu dicontoh ujar Guru Jaro, Haji Leman selalu memandang baik kepada orang lain, dan tidak suka menjelek-jelekkan orang.
Terhadap orang yang pernah menzalimi, tidak ada dendam dalam hati. Bahkan bersedia membantu saat yang bersangkutan dalam kesusahan.
Guru Jaro juga menceritakan peristiwa menjelang akhir hayat Haji Leman, dan pesan yang disampaikan kepada keluarganya. Yakni sebuah amalan yang paling baik menurutnya, yaitu sifat ikhlas dalam segala perbuatan.
Selanjutnya Guru Jaro menyebutkan tingkatan ikhlas yakni ikhlas Abidin, ikhlas Muhibbin, ikhlas Muqarrabin, dan Ikhlas Siddiqin, yakni orang yang melakukan ibadah hanya Allah SWT sebagai tujuan.
Adapun tausiah haul, disampaikan Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan, Pimpinan Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten.
Habib Jindan mengatakan, tidak banyak orang yang dikenang bertahun-tahun setelah meninggal dunia. Haji Leman ujarnya, meskipun bukan pejabat, tapi salah satu orang yang terus dikenang masyarakat setelah meninggal dunia, karena banyak memberikan manfaat kepada orang lain semasa hidup.
“Orang yang memberikan manfaat inilah yang disukai Allah SWT,” ujar Habib Jindan lagi.
Disebutkan, hadist rasul bahwa orang yang dermawan, dekat kepada Allah dekat kepada manusia, dekat dengan surga dan jauh dari neraka. Sebaliknya orang yang kikir, akan jauh dari Allah y, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka.
“Intropeksi diri kita, jadilah orang yang makin banyak manfaat bagi orang lain,” pesan Habib Jindan.
Di penghujung tausiahnya, Habib Jindan mengingatkan, jika terobsesi kepada seseorang, malam terobsesi kepada orang yang diberikan ilmu lalu Ia sebarkan kepada orang lain, dan orang yang diberikan harta Allah SWT lalu membagikannya dengan sesama.
Faktor lain yang menyebabkan kehidupan Haji Leman menjadi berkah ujar Habib Jindan, karena semasa hidupnya dekat dengan para habaib, ulama, dan guru agama yang selalu dimintanya bimbingan dan petunjuk mereka. (BIROADPIM-RIW/RDM/RH)