9 Desember 2024

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

Serius Munculkan Bibit Atlet Paralayang, FASI Kalsel Akan Gelar Diklat

2 min read

Salah seorang atlet sedang mencoba menerbangkan parasut di spot paralayang Tahura Sultan Adam. (Foto : Dishut Kalsel)

BANJARBARU – Pengurus Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Kalimantan Selatan (Kalsel) yang diketuai Komandan Lanud Sjamsudin Noor, Kolonel Pnb Sri Raharjo, berkomitmen memunculkan bibit atlet Paralayang profesional.

Pencetakan bibit atlet akan dimulai melalui diklat yang terbuka untuk masyarakat umum.

“Untuk mendaftar silakan menghubungi FASI daerah Kalsel dalam hal ini dibawah Lanud Sjamsudin Noor, nanti akan dikabarkan tentang jadwal kegiatan diklat,” katanya, Jumat (22/11).

Danlanud menjelaskan, diklat tersebut bertujuan untuk memastikan keikutsertaan FASI Kalsel dalam PON 2028. Dimana ia menargetkan bisa memunculkan 40 atlet dalam cabor paralayang.

“Rekan-rekan FASI di Kabupaten Kota juga kita ajak, apalagi yang masih berstatus pelajar itu sangat bagus karena mudah untuk ditarik, berbeda dengan yang sudah berusia justru malah lebih lama untuk beradaptasi,” jelasnya.

Salah seorang atlet paralayang bersiap melompat di spot paralayang Tahura Sultan Adam. (Foto : Adpim)

Bagi calon peserta yang belum memiliki peralatan paralayang, FASI Kalsel, lanjut Danlanud, siap meminjamkan perlengkapan yang mereka miliki selama pelatihan hingga benar-benar terpilih menjadi atlet.

“Kita punya payung macam-macam, mulai ukuran paling kecil untuk anak usia 12 tahun dengan berat 40 kg sampai 50 kg. Kalau mereka sudah resmi menjadi atlet, mereka bisa membeli sendiri secara bertahap atau kalau mereka resmi menjadi anggota FASI silakan pakai alat-alat yang ada disini secara bergantian,” imbuhnya.

Soal lokasi pelatihan, Danlanud mengungkapkan saat ini sudah ada 4 spot yang mereka miliki, yakni di Tahura Sultan Adam dan Bukit Pamaton Kabupaten Banjar, Bukti Timah Kabupaten Tanah Laut, dan Bukti Mamake di Kabupaten Kotabaru.

Selain itu, pihaknya juga memiliki alat yang disebut Static Towing. Yakni sistem yang menggunakan pesawat microlight Trike sebagai penarik hingga mencapai ketinggian tertentu sebelum dilepas.

“Dengan alat tersebut kita tidak perlu susah untuk naik ke bukit, atau mencari bukit yang cocok dijadikan venue paralayang. Alat itu bahkan juga bisa digunakan untuk cabor penerbangan lain seperti gantole,” pungkasnya. (SYA/RDM/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.