Luncurkan Otak Pintar, Disbunnak Kalsel Bantu Sejahterakan Peternak Itik Banua
2 min readBANJARBARU – Setelah sukses dengan program Sistem Integrasi Itik di Lahan Rawa dan Lahan Kering (SITI HAWA LARI), kini Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan kembali membuat inovasi baru, untuk meningkatkan produksi telur dan daging itik. Yakni program Optimalisasi Peternakan Itik Pola Integrasi Multi Pihak Terkolaborasi atau Otak Pintar.
Program ini merupakan kolaborasi antara pemerintah daerah dengan sejumlah instansi dan lembaga, untuk membuka peluang dan kemudahan bagi para peternak itik, meningkatkan kualitas produksi telur dan daging itik. Termasuk didalamnya Bank Kalsel melalui program pinjaman modal tanpa bunga, serta sejumlah perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Ditemui wartawan, usai meninjau peternak itik di Kota Banjarbaru akhir pekan tadi, Kepala Bidang Peternakan Disbunnak Provinsi Kalsel, drh. Edi Santoso, mengatakan, Otak Pintar dijalankan dengan cara pembinaan dan pendampingan, serta berbagai bentuk bantuan yang diberikan. Contohnya disinfektan dan vitamin.
“Kami berharap, melalui program ini produksi telur dan daging meningkat dan berkualitas. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kalsel maupun provinsi tetangga,” katanya.
Program ini disambut baik para peternak itik, termasuk peternak di Kota Banjarbaru, Faturrahman. Dimana diharapkan, program ini dapat membantu pengembangan usahanya hingga ke luar Kota Banjarbaru.
Faturrahman mengaku, saat ini baru bisa memenuhi kebutuhan telur dan daging itik di Banjarbaru saja. Karena produksi peternakannya baru mencapai 1.300 ekor.
“Padahal permintaan dari Banjarmasin dan Banua Enam juga sudah mulai masuk, namun tidak dapat dipenuhi, karena terbatasnya produksi,” ujarnya.
Melalui dukungan program Otak Pintar ini, Faturrahman berharap, usaha para peternak itik kedepannya semakin berkembang.
Melalui program Otak Pintar ini, Disbunnak Provinsi Kalsel dapat melakukan pemantauan dan pendampingan, dengan memanfaatkan teknologi digital. Yakni dengan sistem barcode untuk memudahkan pendataan dan perkembangan peternak itik di 13 kabupaten/kota. (RIW/RDM/RH)