21 Maret 2025

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

OJK Kalsel : Sektor Jasa Keuangan Banua Terjaga Stabil

2 min read

Suasana pertemuan dengan awak media, di Kantor OJK Kalsel

BANJAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Kalimantan Selatan, menilai sektor jasa keuangan di Provinsi Kalimantan Selatan posisi September 2023 terjaga stabil.

Suasana pertemuan dengan awak media, di Kantor OJK Kalsel, Jalan A Yani KM 9 Kabupaten Banjar

Kepada sejumlah wartawan, dalam paparannya Kepala OJK Regional 9 Kalimantan, Darmansyah, Senin (6/11) malam mengatakan, Triwulan III 2023 Perekonomian di regional Kalimantan tumbuh positif sebesar 4,83 persen (yoy) dan berkontribusi 8,08 persen terhadap PDB Nasional. Pertumbuhan TW III 2023 sedikit lebih melambat bila dibandingkan dengan TW II 2023 yang mencapai sebesar 5,56 persen. Hal itu disebabkan oleh laju perlambatan pertumbuhan Lapangan Usaha (LU) Pertambangan dan Penggalian yang disebabkan penurunan kinerja ekspor karena belum berlanjutnya pembangunan smelter di Kalimantan.

Kepala OJK Regional 9 Kalimantan, Darmansyah, saat memberikan pemaparan (kacamata)

“Kinerja batu bara tumbuh terbatas akibat dibukanya ekspor Australia oleh Tiongkok dan meningkatnya produksi domestik Tiongkok,” ungkapnya

Disampaikannya, Perkembangan Industri Perbankan, Posisi September 2023 Sektor Perbankan konvensional tumbuh dengan tingkat likuiditas dan risiko kredit terjaga dalam threshold yang memadai. Pertumbungan Aset, DPK dan kredit perbankan Kalimantan Selatan secara ytd masing-masing tumbuh 5,55 persen, 5,41 persen dan 7,73 persen. Adapun Loan to Deposit (LDR) pada angka 73,96 persen dan NPL nett maupun gross masing-masing 0,89 persen dan 2,13 persen.

“Sektor perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan positif dengan tingkat likuiditas dan risiko kredit terjaga. Aset, DPK dan kredit perbankan syariah Kalimantan Selatan secara ytd masing-masing tumbuh 3,06 persen, 5,07 persen dan 5,55 persen dengan tingkat LDR 96,99 persen dan NPL nett maupun gross masing-masing 0,58 persen dan 1,65 persen,” jelasnya

Lebih lanjut Ia menambahkan, pembangunan Ibukota Negara Nusantara berdampak perpindahan penduduk dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur yang terdiri dari: pekerja pembangunan IKN, ASN, TNI/Polri, dan tanggungannya yang pada tahap pertama diperkirakan sebanyak 355.000 orang. Dimana, akan menyebabkan meningkatnya konsumsi di Kalimantan Timur. Sehingga, berpotensi meningkatkan inflasi yang bersumber dari harga bahan kebutuhan pokok, bahan bakar, dan biaya transportasi. Provinsi Kalimantan Selatan sebagai salah satu daerah penyangga IKN, terdapat potensi penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan, pertanian, penyediaan akomodasi dan makan minum.
Di samping itu, terdapat juga potensi hilirisasi biodiesel untuk meningkatkan lapangan usaha dalam industri pengolahan. Dengan memanfaatkan tren positif perbaikan dan pertumbuhan indikator makro ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan.

“OJK beserta stakeholder terkait, akan mendorong pengoptimalan fungsi pembiayaan dan pengelolaan dana di Lembaga Jasa Keuangan untuk diarahkan mendukung peningkatan kontribusi sumber perekonomian eksisting, transformasi perekonomian dari berbasis komoditi menjadi sumber ekonomi terbarukan yang lebih resilien, memperkuat UMKM, serta menjaga pola konsumsi masyarakat untuk menciptakan stabilitas harga,” tutupnya. (NHF/RDM/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.