27 April 2024

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

Webinar Literasi Digital Kabupaten Banjar; Dampak Positif Bermedia Sosial

2 min read

BANJARKementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema “Dampak Positif Bermedia Sosial.” di Kabupaten Banjar, Senin (27/9/2021) pukul 14.00 Wita.

Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan dan Bupati Kabupaten Banjar, H Saidi Mansyur, ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.

Dipandu oleh moderator Shabrina Anwari yang menghadirkan narasumber pertama Martin Anugrah dengan penjelasan tentang “Menjaga dan Mendidik Anak di Era Digital,”

Martin mengatakan ada beberapa kecanduan digital yaitu, tidak bisa lepas dari gadget, social media, game online, online shop, video platform, dan pornografi.

Martin menyebutkan hal yang perlu diperhatikan dalam dunia digital adalah keseimbangan yaitu, Hidup di dunia nyata, hargai kehidupan di sekeliling kita, dan digital seharusnya jadi cerminan kualitas hidup kita.

Narasumber kedua Muhammad Risanta dengan materi tentang “Berita Hoax di Antara Media dan Berita.”

Risanta mengatakan, isu-isu terkini tentang hoax yaitu meliputi, pandemi Corona, efek vaksinasi, PPKM, dan lainnya.

“Hoax adalah pemberitaan palsu atau informasi yang sesungguhnya tidak benar, namun dibuat seolah-olah benar,” tuturnya.

Jenis-jenis informasi hoax yaitu, berita fake news, tautan jebakan atau tautan yang diletakkan secara strategis di dalam suatu situs dengan tujuan untuk menarik orang masuk ke situs lainnya, confirmation biasa yang cenderung untuk menginterpretasikan kejadian yang baru terjadi sebaik bukti dari kepercayaan yang sudah ada.

Elemen berita hoax cenderung menggunakan kalimat persuasif yang memaksa, artikel penuh huruf besar dan tanda seru, terkesan menakut-nakuti atau menyesatkan penerima berita, menghujat seseorang atau golongan, provokatif dan mengadu domba.

Selanjutnya narasumber ketiga Indi Arisa dengan materi yang tak kalah menarik tentang Kecakapan Digital.

“personal branding merupakan pengemasan opini terhadap seorang individu yang diproyeksikan oleh orang lain, yang digunakan untuk membantu karir seseorang dengan memposisikan diri sebagai seorang expert dalam sebuah industri,” tuturnya.

Alasan personal branding itu penting karena memberikan kredibilitas lebih, membuat kita lebih mudah dikenal atau ditemukan orang lain dan membuka lebih banyak kesempatan baru.

“Semakin banyak koneksi yang anda buat, semakin banyak nilai yang dapat anda berikan dalam interaksi anda, maka semakin besar pula kemungkinan personal branding anda akan dikenali,” ucapnya.

Terakhir narasumber Amiruddin menjelaskan tentang ‘Literasi Digital Dalam Menangkal Terorisme, Radikalisme dan Saparatisme.’

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa, dan penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen.

“Alasan kenapa kaum milenial mudah terpapar paham radikalisme yaitu karena pemuda milenial memiliki karakter ingin diakui, keinginan kuat untuk merasa dirinya spesial, berharga, bermakna atau menjadi bagian dari suatu kelompok yang spesial, berharga dan bermakna,” tuturnya.

Adapun, radikalisme negatif didefinisikan sebagai suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan dan aksi-aksi yang ekstrem.

Kemudian upaya pencegahan yakni, memperhatikan kredibilitas website, bandingkan dengan ilmu yang telah kita miliki, diskusikan konten yang ditemukan dengan orang sekitar, dan bandingkan dengan laman daring lainnya.(RILIS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.