4 November 2025

Akhiri Triwulan III 2025, Perdagangan Luar Negeri Kalsel Masih Dikuasai Ekspor Batubara

Suasana rilis statistik BPS Kalsel

BANJARBARU – Aktivitas perdagangan luar negeri di Kalimantan Selatan pada September 2025 mengalami dinamika yang cukup signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan mencatat, nilai ekspor mengalami penurunan, sementara impor justru menunjukkan peningkatan tajam dibanding bulan sebelumnya.

Kepala BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Mukhamad Mukhanif, mengungkapkan nilai ekspor barang asal Kalimantan Selatan pada September 2025 mencapai US$782,15 juta atau turun 18,24 persen dibandingkan Agustus 2025 yang mencapai US$956,69 juta. Jika dibandingkan dengan September 2024 yang mencapai US$1,045,94 juta, nilai ekspor tahun ini turun sebesar 25,22 persen.

Kepala BPS Kalsel, Mukhamad Mukhanif saat menyampaikan pemaparan statistik

“Ekspor terbesar Kalimantan Selatan September 2025 berdasarkan kode Harmonized System (HS) 2 digit disumbangkan oleh kelompok bahan bakar mineral (HS 27) dengan nilai US$694,11 juta. Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 6,58 persen dibandingkan ekspor Agustus 2025 yang sebesar US$742,99 juta,” ujar Mukhanif saat menyampaikan rilis statistik di Banjarbaru, Senin (3/11).

Ia menjelaskan, kelompok ekspor terbesar berikutnya adalah lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) dengan nilai US$44,07 juta, turun 74,14 persen dibandingkan Agustus 2025 yang mencapai US$170,46 juta. Sedangkan kelompok kayu dan barang dari kayu (HS 44) menempati posisi ketiga dengan nilai US$16,30 juta, naik 11,25 persen dibandingkan Agustus 2025 sebesar US$14,65 juta.

Berdasarkan kontribusinya terhadap total ekspor September 2025, kelompok bahan bakar mineral (HS 27) menyumbang 88,74 persen, diikuti oleh lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) sebesar 5,63 persen, dan kayu serta barang dari kayu (HS 44) sebesar 2,08 persen.

Sementara dari sisi impor, BPS Kalsel mencatat adanya kenaikan signifikan. Nilai impor Kalimantan Selatan pada September 2025 mencapai US$158,34 juta, naik 38,66 persen dibandingkan Agustus 2025 yang sebesar US$114,19 juta. Jika dibandingkan dengan September 2024 yang sebesar US$102,83 juta, nilai impor September 2025 naik 53,97 persen.

Menurut Mukhanif, lima kelompok barang dengan nilai impor tertinggi pada September 2025 yakni bahan bakar mineral (HS 27) senilai US$86,32 juta (54,51 persen), kapal, perahu, dan struktur terapung senilai US$35,86 juta (22,65 persen), mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) senilai US$28,52 juta (18,01 persen), mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) senilai US$1,58 juta (1,00 persen), dan barang dari besi dan baja (HS 73) senilai US$1,37 juta (0,86 persen).

“Nilai total kelima komoditas terbesar tersebut mencapai US$153,64 juta atau berkontribusi 97,03 persen terhadap total impor September 2025. Angka ini naik 40,85 persen dibandingkan total kelimanya pada Agustus 2025 yang sebesar US$109,08 juta,” jelasnya.

Dari sisi negara asal, impor tertinggi Kalimantan Selatan pada September 2025 berasal dari Tiongkok dengan nilai US$63,18 juta, naik 70,83 persen dibandingkan Agustus 2025 yang sebesar US$36,99 juta.

Disusul impor dari Singapura senilai US$57,19 juta, India senilai US$26,51 juta, Malaysia sebesar US$9,30 juta, dan Jerman sebesar US$0,67 juta.

“Data ini menunjukkan bahwa nilai ekspor menurun, dan aktivitas impor di Kalimantan Selatan justru meningkat, menggambarkan adanya dinamika perdagangan luar negeri yang terus berkembang di provinsi Kalimantan Selatan,” tutupnya. (BDR/RIW/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.