Kewenangan Proyek Strategis Kajian Kereta Bandara Dialihkan ke Dinas PUPR Kalsel
2 min readBANJARBARU – Imbas dari refocusing anggaran membuat kajian kereta bandara di Kalsel harus kembali tertunda. Terbaru, proyek strategis yang sejatinya akan diteliti oleh tim ahli dari Balitbangda dan akademisi perguruan tinggi kini resmi dialihkan ke Dinas PUPR.
Plt Kabid Ekonomi dan Pembangunan Balitbangda Kalsel, Fahrudinoor menyampaikan semula anggaran yang dialokasikan Pemprov Kalsel untuk kajian kereta bandara itu berkisar hingga Rp477 juta. Namun, dikarenakan adanya pemangkasan sekitar Rp160 juta maka menyisakan pagu sebesar Rp317 juta.
“Pengurangan dana tersebut digunakan untuk keperluan penanganan COVID-19 sehingga terjadi penundaan,” ungkapnya kepada Abdi Persada FM, beberapa waktu lalu.
Nilai investasi yang diklaim mencapai hingga Rp24 triliun itu, lanjut Fahruddin, kemungkinan akan dilimpahkan kewenangannya kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel.
“Informasinya akan dilanjutkan pada 2022 mendatang. Kalau tahun ini, tidak ada lagi kajian kereta bandara di Balitbangda,” ucapnya.
Terkait adanya penundaan, dia memaparkan, hal ini sudah diketahui sepenuhnya oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel, Nurul Fajar Desira
melalui diskusi panjang.
“Bersama Kasubbidnya kami sudah menghadap. Karena keterbatasan biaya anggaran sesuai intruksi maka kajian tersebut dihentikan sementara, sisanya kami akan menjalankan program yang sudah dipersiapkan pada 2022 mendatang,” bebernya.
Sebelumnya, Kepala Bappeda Kalsel, Nurul Fajar Desira bilang, agar bisa mengundang investor untuk menanamkan modalnya ke dalam proyek strategis itu rute kereta utama adalah berada dilokasi Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin, di Banjarbaru.
“Nanti mereka (investor) yang membangun dan Pemprov hanya menyiapkan lahannya saja, mengingat investasi diperlukan juga cukup besar” beber mantan Kepala Bappeda Kota Banjarmasin itu.
Dipilihnya bandara berstatus internasional itu sebagai akses jembatan penghubung antar kabupaten/kota di Kalsel, menurutnya, sangat strategis dan layak menjadi titik pemberhentian utama.
“Potensinya besar, kalau untuk anggaran nanti kita lakukan secara bertahap dulu,” ucapnya.
Langkah awal penggerak roda perekonomian baru, kereta bandara merupakan satu dari sekian banyak proyek strategis berskala nasional yang dicanangkan mampu terkoneksi dengan baik di lima provinsi.
Sesuai ketetapan, Kalimantan Selatan akan diproyeksikan sebagai pintu gerbang menuju Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia di Paser Utara, Penajam, Kalimantan Timur. (RHS/RDM/RH)