Webinar Literasi Digital Tapin; Media Sosial Sebagai Wadah Demokrasi

TAPIN – Perkembangan dunia digital saat ini tidak bisa kita pungkiri membawa dampak yang besar bagi banyak orang, rekam jejak digital adalah hal yang tak bisa hindari bagi siapapun pengguna media sosial. Maka dari itu, kita wajib meninggalkan rekam jejak digital yang positif agar tidak berdampak buruk untuk diri kita di kemudian hari.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema ‘Media Sosial Sebagai Wadah Demokrasi’, Jumat (3/9/2021) pukul 15.00 WITA. Acara yang dibuka oleh Bupati Tapin, Drs. H. M. Arifin Arpan, M.M ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.

Dalam diskusi yang dipandu oleh moderator Ronald Andretti, menghadirkan narasumber pertama yaitu Fathia Fairuza sekaligus ‘key opinion leader’ yang menyampaikan materi “Kecakapan Digital”.

Apa itu komunitas akademik?

Fathia menuturkan bahwa komunitas akademik adalah sebuah komunitas yang terdiri dari siswa yang ingin membantu dan memberi manfaat bagi sesama. Tujuannya untuk memberi dukungan kepada satu sama lain.

“Perkembangan dunia yang cepat, ditambah dengan kemajuan media, teknologi, serta peran hubungan internasional menyebabkan perkembangan globalisasi menjadi lebih cepat dan kita bertanggung jawab atas hal-hal yang akan terjadi di masa depan.” tuturnya

Kemudian ada materi dari nara sumber kedua Dosen dan pengamat sosial, Junaidy, S.Sos., M.I.Kom., M.AB yang menyampaikan materi tentang “Jari-Mu Harimau-Mu”

Apa itu internet sehat?

Junaidy menjelaskan bahwa internet sehat merupakan aktivitas manusia yang sedang melakukan kegiatan online baik browsing, chatting, sosial media, upload dan download secara tertib, baik dan beretika sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.

Bagaimana cara berinternet sehat?

Ada beberapa hal yang disampaikan oleh Junaidy cara berinternet dengan sehat, antara lain;

1. Hindari situs atau forum yang menjurus ke aktifitas kejahatan;

2. Pasang aplikasi parental control bagi orang tua yang anaknya sudah mengenal dan menggunakan internet;

3. Berikan sosialisasi kepada anak sejak dini mengenai hal baik maupun buruk saat menggunakan internet;

4. Gunakan DNS yang memblok situs berbahaya seperti situs judi maupun situs dewasa;

5. Pertebal iman dan agama dalam diri pengguna internet.

Kemudian materi dilanjutkan oleh nara sumber ketiga, komika tanah air, Insan Nur Akbar yang menyampaikan materi tentang “Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik di Dunia Digital”

Jenis bahasa dalam dunia digital yang disampaikan oleh Akbar, yaitu lisan (podcast), tulisan (email), bahasa tubuh (tiktok), dan bahasa pemrograman.

Akbar yang juga seorang budayawan asal kota pahlawan Surabaya ini menjelaskan ada beberapa dampak dunia digital dalam perkembangan pemakaian bahasa, antara lain;

1. Munculnya banyak kosakata baru;

2. Kesepakatan arti pemakaian emoticon;

3. Kesepakatan arti pemakaian singkatan baru;

4. Semakin banyaknya pemakaian bahasa asing;

5. The power of #HASTAG.

Terakhir, ada materi dari narasumber Arin Swandari yang menyampaikan tentang “Menjaga Demokrasi, Menyalakan Toleransi di Media Sosial”

Arin menyampaikan hal-hal yang dapat membuat media sosial menjadi negatif, antara lain;

1. Ruang perdebatan antar-kelompok, pro dan kontra;

2. Perbedaan pendapat seolah haram;

3. Bermusuhan;

4. Merembet ke soal suku maupun agama;

5. Saling menghina, mengecam, dan melontarkan ujaran kebencian;

6. Hoax yang menjungkirkan nalar dijadikan tradisi.

Bagaimana cara membuat konten yang baik?

“Memiliki etika yang baik, tidak merasa paling benar, selalu positif, menggunakan bahasa yang sopan, saring sebelum sharing, dan berempati merupakan cara kita membuat konten yang baik di media sosial” pungkas Arin. (RILIS)

Ikuti Webinar Literasi Digital, Indonesia Makin Cakap Digital

Salam Literasi!
Halo Sobat Milenial ✋🏻
.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) meluncurkan program Literasi Digital Nasional dengan tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”
.
Yuk! Ikuti webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Topik-topik asik dan narasumber yang seru pastinya. Untuk besok, topik pembahasannya: Media Sosial Sebagai Wadah Demokrasi
.
🗣️ KEYNOTE SPEECH Drs.H.M. Arifin Arpan, M.M – Bupati Tapin

🗣️ MODERATOR Ronald Andretti

🗣️ KEY OPINION LEADER Fathia Fairuza – Founder of @shopeyourlife.id

🗣️ NARASUMBER:
.
1. Junaidy, S.Sos., M.I.Kom., M.AB.
■ Dosen dan Pengamat Sosial
.
2. Insan Nur Akbar
■ Komika & Budayawan
.
3. Arin Swandari
■ Penulis
.
📝 SAVE THE DATE
📅 Jumat, 03 September 2021
⏰ 15.00 WITA / 14.00 WIB – Selesai
📱 Via Zoom Meeting
.
Fasilitas yang didapatkan :
📄 E-Sertifikat
💸 E – money untuk 10 Peserta Terpilih
🤝 Relasi baru
💡 Ilmu bermanfaat
.
LINK_ PENDAFTARAN
https://s.id/litdigTAP0309

Webinar Literasi Digital Kabupaten Tapin; Tips Aman di Media Sosial

TAPIN – Dunia digital saat ini memberikan masyarakat tempat dan teknologi yang memudahkan kita dalam beraktivitas. Sebagai pengguna teknologi, tidak dapat kita pungkiri bahwa salah satu aspek yang harus kita perhatikan adalah keamanan kita di dunia digital.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema ‘Pentingnya Literasi Digital di Era 4.0′, Selasa (25/8/2021) pukul 10.00 WITA. Acara dibuka Bupati Tapin, Drs. H.M. Arifin Arpan, M.M dengan menghadirkan sejumlah pembicara kompeten.

Dalam diskusi ini dipandu moderator Ronald Andretti, yang menghadirkan narasumber pertama yaitu Sophie Navita, menyampaikan materi “Bijak di Kolom Komentar”.

“Kita harus memberikan batasan-batasan di dunia maya, istilahnya kompartementalisasi” ujar Sophie

“Kita harus meletakkan di wadahnya pada setiap permasalahan, apa yang harus kita hapus, apa yang harus kita hindari agar tidak terhindar dari kejahatan media sosial yang dapat merekam jejak digital diri kita,” bebernya

“Intinya kita tidak wajib menghadiri undangan seseorang yang mengajak kamu ribut, dengan kita blok mereka bukan berarti kita membenci mereka tapi agar tidak merugikan diri kita sendiri,” tambah Sophie.

Kemudian ada materi dari narasumber kedua yaitu Satriya Alfiza, M.Pd yang menyampaikan materi tentang “Bijak Unggah di Medsos”

“Sosial media salah satu sarana publikasi. Ada banyak sosmed mulai twitter, instagram, facebook, blog, e-mail, whatshapp, youtube, sms, dan lain-lain. Nah, setidaknya kita harus aktif di dua hingga tiga medsos” ujar Satriya

“Media sosial ada dampak positif dan negatifnya, dampak positifnya yaitu kita akan update memperoleh info terkini seputar kita bahkan dunia, dan dampak negatifnya yaitu sering menerima berita hoax, hal-hal berbau sara, dan hate speech” tambahnya.

Satriya menyampaikan beberapa poin tips agar aman di medsos, yaitu;

1.Jangan posting sesuatu saat kita emosi

2.Jangan posting sesuatu yang tidak kita ketahui

3.Postinglah/beri komentar sesuatu yang bermanfaat dan menginspirasi

4.Jangan posting sesuatu yang membuat orang lain tersinggung

5.Jangan memposting sesuatu hal yang tidak penting

Kemudian ada materi menarik dari nara sumber ketiga yaitu Marsha Risdasari sekaligus Key Opinion Leader yang menyampaikan materi tentang “Budaya Digital”

“Alat komunikasi di era globalisasi sudah bisa bertransformasi  dengan digital yang bisa digunakan untuk berkomunikasi jarak jauh dan jauh lebih efisen” ujar Marsha.

“Kemudahan akses informasi akan menjadikan masyarakat untuk mengeluarkan opini dan pendapat serta informasi personalnya kepada masyarakat lain dan dapat menanggapi pula konten dari netizen lainnya, fenomena ini disebut dengan Budaya Partisipasi” ungkap Marsha

Ada beberapa batasan dalam berekspresi di dunia digital, seperti harus berhati-hati dalam bermedsos, lindungi indentitas, berikan konten yang mengedukasi masyarakat, serta hapus akun-akun nyinyir.

Terakhir, ada materi dari narasumber M. Suaidi Firdaus yang menyampaikan tentang “Bangun Personal Brandingmu Lewat Sosial Mediamu”

“Untuk membangun personal branding, perkenalkan diri kita melalui skill yang kita miliki, profesi kita, serta attitude kita” bebernya

“Tujuan personal branding yaitu untuk membangun kepercayaan diri, agar job datang sendiri, dan dapat mempengaruhi orang lain” ungkapnya

“Ide konten untuk personal branding dapat dibangun melalui hobby/passion yang kita miliki, profesi, dan hal yang ingin kita sampaikan” ungkapnya. (RILIS)

Webinar Literasi Digital Tapin; Bijak Sebelum Unggah di Jejaring Sosial Media

TAPIN – Perkembangan era digital saat ini ditandai dengan semakin masifnya penetrasi media sosial dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi, politik, budaya dan pertahanan keamanan. 

Era digital yang ditandai dengan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi terus berlangsung dan berkembang begitu cepat dan semakin canggih Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar webinar “kembangkan diri dengan literasi yang tepat” di Kabupaten Tapin, Jumat (20/8/2021) pukul 09.00 WITA. Acara yang dibuka Bupati Tapin, Drs. H. M. Arifin Arpan, M.M.

Diikuti sejumlah pembicara yang berkompeten yakni Nowela, Indi Arisa, Khairullah Ansari, Ph.D. dan Nadila Febycha dipandu Shabrina Anwari.

Narasumber pertama Khairullah Ansari, Ph.D. membawakan materi dengan judul, Literasi digital sebagai sarana meningkatkan pengetahuan akan warisan budaya.

“Di Ruang Lingkup Digital Culture hari ini merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari pada penggunaan media digital (terkoneksi via internet),” ujar Khairullah.

Ia juga menyebutkan area dan indikator digital culture, yakni adanya pengetahuan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, dimana adanya digitalisasi kebudayaan, serta mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan digital rights.

Literasi digital sendiri merupakan kecakapan (life skills) yang tidak hanya melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi informasi, dan komunikasi. Tetapi juga kemampuan bersosialisasi, kemampuan dalam pembelajaran, dan memiliki sikap, berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetensi digital (kemendikbud).

Kemudian kendala pewarisan kebudayaan (culture mix) yaitu adanya perubahan zaman lalu penolakan generasi muda dan munculnya budaya baru.

Tentu, hal ini perlu untuk lebih dilestarikan lagi akan budaya Nasional atau lokal karna budaya adalah identitas.

Dari besarnya pengguna internet di Indonesia menjadikan peluang besar memanfaatkan sebagai sarana informasi budaya. “Seperti konsep Memanfaatkan akses kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pelestari dan pengembang nilai-nilai dan akar budaya lokal kaya pasar terapung inikan ciri khas jualan didaerah kita,” bebernya.

“Semua orang bisa melestarikan budaya dengan pendokumentasian kegiatan budaya seperti adanya tulisan, foto, dan vidio lalu di unggah di sosial media atau internet kan jadi dapat diakses masyarakat dunia,” terang Khairullah Ansari saat menutup materinya.

Selain memanfaatkan sosial media sebagai sarana mengenalkan budaya, narasumber Nadila Febycha seorang admin sosial media koranbanjar.net justru menjelaskan bagaimana bijak mengunggah di jejaring sosial media.

Ia menjelaskan apa itu media sosial, “media sosial merupakan sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi berupa blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Yang bersumber dari wikipedia,” jelasnya.

Kata bijak sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bijak bisa diartikan selalu menggunakan akal budinya, pandai dan mahir.

Penggunaan media sosial dulu di Indonesia, diduduki oleh Facebook dimana sekarang telah diduduki oleh Tiktok yang dimana ini diakibatkan oleh perkembangan jaman.

Alasan mereka menggunakan media sosial bagi hampir sebagian besar pengguna media sosial di Indonesia 82,8 persen adalah untuk membantu komunikasi dan berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. “Jadi interaksi adalah alasan utama masyarakat di Indonesia menggunakan internet,” paparnya.

Namun, sebelum membagikan cerita do media sosial perlu dilakukan T.H.I.N.K agar kita bijak dalam menggunakan media sosial, lakukan T.H.I.N.K sebelum kamu membagikan cerita di media sosial yang dilansir melalui melansir laman San Diego Virtual chool. THINK itu terdiri dari:

  1. T (true) Apakah konten atau komen yang kamu unggah di medsos sesuai fakta atau justru hoaks?
  2. H (helpful) Apakah konten atau komen yang kamu unggah di medsos akan bermanfaat bagi orang lain atau justru melukai orang lain?
  3. I (information) Apakah informasi yang kamu unggah bisa dipertanggungjawabkan?
  4. N (needed) Apakah konten yang kamu unggah adalah sesuatu yang bisa membantu orang lain?
  5. K (kind) Apakah konten yang kamu unggah sudah bijak dan sopan, atau justru kasar?

“Nah bijaklah sebelum menggunggah postingan ke media sosial seperti berpikir sebelum mengunggah, saring informasi yang baik dan benar, dan jangan mengunggah postingan yang bersifat pribadi, kenali teman media sosialmu, jangan mengunggah postingan yang mengandung unsur SARA dan selalu menjaga etika,” ungkapnya.

Adapun hal-hal yang sebaiknya tidak perlu diunggah ke media sosial karna maraknya kejahatan saat ini bisa mengintai di mana saja.

Oleh karena itu bijaklah dalam menggunakan media sosial dan menjaga privasi demi keamanan dan kenyamanan. Berikut hal-hal yang sebaiknya tidak perlu diunggah ke media sosial.

  1. Lokasi, matikan fitur GPS jika sedang tidak begitu penting. Apalagi ketika kamu akan meng-update status atau aktivitas di media sosial lainnya, lebih baik matikan fitur GPS yang ada di ponselmu karena itu bisa saja memicu tindak kriminal. GPS yang aktif dapat dengan mudah menunjukkan lokasi kamu saat itu.
  2. Tiket pesawat, kartu identitas atau dokumen penting lain ketika sedang bepergian, mungkin banyak orang yang mengunggah foto tiket di media sosial untuk ditunjukkan kepada teman sosmed-nya. Namun, kamu tidak seharusnya melakukan ini karena nomor booking yang tertera dalam tiket pesawatmu bisa saja disalahgunakan.
  3. Obrolan pribadi, obrolan pribadi banyak yang sifatnya privat, yang sebenarnya bukan ditujukan untuk konsumsi publik. Banyak orang yang mengambil screenshot percakapan dengan teman di chat untuk dijadikan status. Sebenarnya hal ini tidak boleh kamu unggah begitu saja.
  4. Foto dan Identitas anak jadi, berhati-hatilah dalam mengunggah foto anak dan identitasnya karena keselamatannya bisa saja terancam. Perlu waspada karena media sosial tidak hanya berisi orang-orang baik saja.
  5. Finansial, masalah finansial yang kamu miliki tidak perlu diunggah di media sosial. Betapa kayanya dan betapa berkelasnya dirimu sebaiknya tidak perlu kamu umbar di dunia maya. Hal itu sebenarnya tidak penting untuk diketahui oleh orang lain.

“Kesimpulan, bijaklah dalam menggunakan media sosial dan belajarlah membedakan mana hal yang bukan privasi dan hal yang privasi. Pahamilah apa yang tidak seharusnya diunggah untuk konsumsi publik,” pungkasnya. (RILIS)

Ikuti Webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Topik Kembangkan Diri dengan Literasi Yang Tepat

TAPIN – Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) meluncurkan program Literasi Digital Nasional dengan tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”
.
Yuk! Ikuti webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Topik-topik asik dan narasumber yang seru pastinya. Untuk besok, topik pembahasannya: Kembangkan Diri dengan Literasi yang Tepat
.
🗣️ KEYNOTE SPEECH Drs.H.M.Arifin Arpan, M.M – Bupati Tapin

🗣️ MODERATOR Shabrina Anwari

🗣️ KEY OPINION LEADER Indi Arisa – MC/Host, Presbeter & Podcaster

🗣️ NARASUMBER:
.
1. Khairullah Anshari, Ph.D
■ ASN Pemkab Banjar & Tenaga Ahli PKK Kab.Banjar
.
2. Nowela
■ Indonesian Idol
.
3. Nadila Febycha
■ Admin Media Social koranbanjarnet
.
📝 SAVE THE DATE
📅 Jumat, 20 Agustus 2021
⏰ 09.00 WITA / 08.00 WIB – Selesai
📱 Via Zoom Meeting
.
Fasilitas yang didapatkan :
📄 E-Sertifikat
💸 E – money untuk 10 Peserta Terpilih
🤝 Relasi baru
💡 Ilmu bermanfaat
.
LINK_ PENDAFTARAN
https://s.id/litdigTAP2008 . (RILIS)

Webinar Literasi Digital Kabupaten Tapin; Manfaatkan Sosial Media Untuk Hal Positif

TAPIN – Dihadapkan dengan dunia digital yang semakin canggih dengan perkembangan  semakin pesat, serta teknologi yang terus menerus berkembang dan lebih canggih lagi.

Tapi dibalik kecanggihan teknologi tak jarang media sosial dihadapkan juga dengan hal negatif meski hal positif juga ditemui.

Maka daripada itu perlu sekali media sosial dibanjiri hal-hal positif, agar terhindar dari hoax, informasi palsu, dan informasi keliru yang memiliki daya rusak yang dahsyat karena penyebarannya sangat cepat tanpa batas dan mampu membangkitkan emosi sangat kuat.

Kementerian Komunikasi dan Informatika menggelar webinar bertema “Tidak selamanya yang viral itu negatif, pahami dengan literasi” di Kabupaten Tapin, Senin (16/8/2021) pukul 14.00 WITA. Acara yang dibuka Bupati Tapin, Drs HM Arifin Arpan MM.

Webinar yang menghadirkan sejumlah pembicara yang berkompeten seperti Martin Anugrah, Fitryan Rozi, Ni Putu Dwi Vera Utami dan Dewi Oktavia Fitriani yang dipandu moderator Septi D Ajeng.

Narasumber pertama Martin Anugrah, memaparkan materi mengenai menjaga dan mendidik anak di era digital.

Ia mengatakan, era digital ini sangat menantang walaupun banyak hal postitif akan tetapi hal negatif juga turut mengencam kita.

Sisi negatif yang dapat mengencam kita di era digital yang semakin canggih ini.

“Kita tidak bisa lepas dari gadget seperti tak mau lepas dari sosial media, game online, video platform, lalu online shop bahkan yang mengerikan pornografi,” paparnya.

Eksistensi kita di sosial media bisa dikatakan seakan-akan sangat penting dari pada di dunia nyata, akibat dari kecanduan bermain sosial media seperti mengharuskan kita harus tampil eksis.

Martin mengaku bahwa dirinya juga menjadi seseorang yang kecanduan dalam bermain sosial media.

“Saya bangun tidur disamping saya ada anak, ada istri dan ada handphone. Saya malah mengambil handphone saya terlebih dahulu untuk mengecek siapa saja yang sedang menghubungi saya,” terangnya.

“Jadi seharusnya apabila kita ingin menjaga dan mendidik anak di era digital, harusnya kita mulai dari diri kita sebagai orangtua terlebih dahulu,” akunya.

Lalu, narasumber selanjutnya Ni Putu Dwi Vera Utami menjelaskan apabila ingin posting itu yang penting bukan yang penting posting.

Adapun dampak positif dalam bersosial media seperti adanya penyebaran informasi, dapat memperluas jaringan pertemanan.

Menjadikan peluang pekerjaan dengan mempromosikan suatu produk lalu menumbuhkan rasa empati.

“Nah ini dampak negatifnya yang membuat kita takut, adanya penipuan berkedok jual beli online, pembajakan akun sosial media, prositusi online, penculikan serta pemerkosaan dan penggelapan,” bebernya. (RILIS)

Ikuti webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Topik Tidak Selamanya yang Viral itu Negatif, Pahami dengan Literasi

TAPIN – Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) meluncurkan program Literasi Digital Nasional dengan tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”
.
Yuk! Ikuti webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Topik-topik asik dan narasumber yang seru pastinya. Untuk besok, topik pembahasannya: Tidak Selamanya yang Viral itu Negatif, Pahami dengan Literasi
.
🗣️ KEYNOTE SPEECH Drs. H. M. Arifin Arpan, M.M. – Bupati Tapin

🗣️ MODERATOR Septi D Ajeng

🗣️ KEY OPINION Ni Putu Dwi Vera Utami S.S.M.Hum – Professional Public Speaker, Lecturer, Enterpreneur, Founder and CEO of @publicspeakingbali

🗣️ NARASUMBER:
.
1. Fitryan Rozi
■ CEO Go Orbit Training and Business Incubator
.
2. Martin Anugrah
■ Digital Creator Cameo Project
.
3. Dewi Oktavia Fitriani
■ Jurnalis
.
📝 SAVE THE DATE
📅 Senin, 16 Agustus 2021
⏰ 14.00 WITA / 13.00 WIB – Selesai
📱 Via Zoom Meeting
.
Fasilitas yang didapatkan :
📄 E-Sertifikat
💸 E – money untuk 10 Peserta Terpilih
🤝 Relasi baru
💡 Ilmu bermanfaat
.
LINK_ PENDAFTARAN
https://s.id/litdigTAP1608 . (RILIS)

Serahkan Hasil TMMD ke-111 di Tapin, Ini Harapan Danrem 101/Antasari

TAPIN – TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-111 Kodim 1010/Tapin TA 2021, ditutup dengan penyerahan hasil TMMD dari Danrem 101/Antasari kepada Bupati Tapin yang diwakili Sekda Kabupaten Tapin H. Masyraniansyah. Penyerahan hasil TMMD tersebut dilaksanakan di Aula Parikesit Kodim 1010/Tapin, pada Rabu (14/7).

Penutupan TMMD ke-111 ditandai dengan penandatanganan naskah hasil program TMMD Tapin oleh Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Firmansyah, Kasdim 1010/Tapin Mayor Inf Dont Pasaribu dan Sekda Kabupaten Tapin, yang disaksikan oleh unsur Forkopimda Kabupaten Tapin, sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemkab Tapin, Polres Tapin dan para jajaran Kodim 1010/Tapin.

Sasaran TMMD ke-111 Kodim 1010/Tapin berupa sasaran fisik dan sasaran nonfisik. Untuk sasaran fisik berupa peningkatan badan jalan dengan panjang 3.149 meter x 7 meter, saluran air sisi kanan dan kiri jalan (drainase), pembuatan plat decker,  perbaikan pos kamling, mushola dan bedah rumah tidak layak huni, dan semuanya dapat diselesaikan 100  persen selama kurang lebih 1 bulan.

Sedangkan untuk sasaran non fisik diantaranya penyuluhan wasbang dan bela negara, penyuluhan pertanian dari Dinas pertanian, peternakan, penyuluhan tentang narkoba oleh Polres Tapin, penyuluhan KB kesehatan, sosialisasi rekrutmen TNI, sosialisasi tentang bahaya narkoba dan PPKM Mikro. Selain itu dilakukan pula baksos berupa pengobatan gratis, donor darah, pelayanan KB, stunting, Posyandu dan Posbindu,  dan juga adanya perpustakaan keliling dari dinas kearsipan.

Danrem 101/Antasari, dalam keterangannya mewakili Pangdam VI/Mulawarman menutup TMMD ke-111 di Kabupaten Tapin, yang dilaksanakan oleh Kodim 1010/Tapin. Untuk wilayah Korem 101/Antasari ada dua wilayah yang melaksanakan penutupan, pertama di Tapin, yang kedua adalah di Kabupaten Tanah Laut.

“Seperti yang telah dilaporkan, Alhamdulillah untuk pencapaian sasaran fisik maupun nonfisik, semua telah dapat direalisasikan dan dapat dipertanggung jawabkan baik secara kuantitas maupun kualitas. Harapannya apa yang sudah kita laksanakan hari ini dapat ditingkatkan mutunya oleh pemerintah daerah Tapin, sampai dengan pengaspalan. Sehingga nanti sesuai dengan harapan kita,” sebutnya.

Firmansyah melanjutkan, apabila di suatu wilayah masih ada daerah yang terisolir, kemudian masih terputus hubungan dan sebagainya, akan dapat segera tersambung kembali dengan adanya kegiatan TMMD ini.

“Minimal jarak tempuh bisa berkurang, kemudian nilai ekonomis daerah tersebut juga akan tinggi, dan yang terakhir tentu akan menggerakkan produk perekonomian di daerah,”  pungkasnya. (PENREM-RIW/RDM/RH)

Exit mobile version