Webinar Literasi Digital Kotabaru; Cara Aman Menjaga Rekam Jejak Digital

KOTABARU – Perkembangan dunia digital saat ini tidak bisa kita pungkiri bahwa, banyak dampak untuk diri kita sendiri, bahkan adanya rekam jejak digital yang tak bisa kita hindari. Maka dari itu kita wajib meninggalkan rekam jejak digital positif agar tidak berdampak buruk untuk diri kita di kemudian hari.

Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema ‘Bebas dalam Berekspresi di Dunia Digital’, Kamis (26/8/2021) pukul 10.00 Wita. Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc ini menghadirkan sejumlah pembicara kompeten.

Dalam diskusi ini dipandu moderator Shabrina Anwari, yang menghadirkan narasumber pertama yaitu Popy Sovia dengan materi “Bijak di Kolom Komentar”.

“Terkadang banyak netizen yang kurang sopan berkomentar seperti mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan, kita punya hak untuk menegurnya, namun jika mereka tak acuh bisa langsung kita blok saja” ujar Popy

“Sebenarnya kita bebas berekspresi di media sosial, namun kita sebagai pengguna media sosial bangsa Indonesia kalau bisa kita lebih dikenal sebagai netizen yang budiman, memiliki bahasa yang baik dan tidak merendahkan bangsa sendiri. Kalau bisa mulai sekarang kita harus mengubah penggunaan bahasa kita yang bijak di kolom komentar.” tambahnya.

Kemudian ada materi dari narasumber kedua yaitu Mahyuddin Noor yang menyampaikan materi tentang “Kecakapan Digital”

“Pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan dengan dua cara, pertama “dalam jaringan” seperti menggunakan gadget dan aplikasi pembelajaran daring. Kedua, “luar jaringan”seperti menggunakan televisi, radio dan model belajar mandiri.” bebernya.

Beberapa masalah belajar dari rumah, yaitu

1.Minimnya keterampilan guru dalam jarak jauh

2.Media digital yang digunakan terbatas

3.Siswa tidak memiliki laptop/hp

4.Orang tua terbebani SPP

5.Guru hanya mengajar ketuntasan capaian kurikulum

Ada beberapa media sumber belajar yang disampaikan oleh Mahyuddin, yaitu:

1.Rumah belajar oleh Pusdatin Kemendikbud (https://belajar.kemdikbud.go.id)

2.TV edukasi Kemendikbud (https://tve.kemdikbud.go.id)

3.Guru berbagi (http://guruberbagi.kemdikbud.go.id)

4.Membaca digital (http://aksi.puspendik.kemdikbud.go.id/membacadigital/)

5.Video pembelajaran (http://video.kemdikbud.go.id)

Kemudian ada materi menarik dari narasumber ketiga yaitu, Chika Audhika sekaligus Key Opinion Leader yang menyampaikan materi tentang “Dunia Maya dan Rekam Jejak Digital”

“Dunia maya dan dunia nyata adalah dua dunia yang berbeda namun keduanya kita jalani bersamaan” ujar Chika

“Meninggalkan rekam jejak digital yang baik dapat dilakukan dengan 3M, yaitu mengunggah konten dan komentar positif, memutus tali hoax, dan menjaga penyebaran data diri” ucap Chika.

Chika juga menyampaikan ada beberapa manfaat dari rekam jejak digutal yang baik, yaitu menciptakan beanding, memperluas koneksi, dan membuka peluang bisnis.

Terakhir, ada materi dari narasumber M. Dowva Putra yang menyampaikan tentang “Rekam Jejak di Era Digital”

“Rekam jejak digital adalah jejak data yang kita buat dan kita tinggalkan ketika menggunakan perangkat digital” ujar Dowva

Ada beberapa cara yang disampaikan Dowva untuk menjaga keamanan data pribadi dari kejahatan siber, yaitu:

1.Pastikan pengguna memberikan data kepada pihak yang tepat

2.Lakukan double checking di setiap transaksi

3.Periksa perizinan akses aplikasi

4.Baca syarat dan ketentuan aplikasi

Beberapa cara yang bisa dilakukan pengguna untuk menjadi warga digital yang positif dan aman, yaitu:

1.Smart, pilah informasi yang akan disebar apakah berdampak baik atau tidak.

2.Alert, jangan mudah percaya berita yang tidak masuk akal.

3.Strong, Gunakan password yang sulit agar tidak mudah diretas.

4.Kind, tinggalkan jejak digital yang positif.

5.Talk, jangan tergesa-gesa dan konsultasikan apabila menerima informasi yang menyebabkan tidak nyaman. (RILIS)

Ikuti Webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”

KOTABARU – Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) meluncurkan program Literasi Digital Nasional dengan tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”
.
Yuk! Ikuti webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Topik-topik asik dan narasumber yang seru pastinya. Untuk besok, topik pembahasannya: Bebas dalam Berekspresi di Dunia Digital
.
🗣️ KEYNOTE SPEECH Semuel Abrijani, B.Sc – Direktur Jenderal Aplikasi Informatika

🗣️ MODERATOR Shabrina Anwari

🗣️ KEY OPINION LEADER Chika Audhika – Co-Founder dan CMO of Bicara Project

🗣️ NARASUMBER:
.
1. Mahyuddin Noor
■ Co-Founder & CEO Cariguru
.
2. Popy Sovia
■ Aktris
.
3. M. Dowva Putra
■ Part of PT. Aksi
.
📝 SAVE THE DATE
📅 Kamis, 26 Agustus 2021
⏰ 10.00 WITA / 09.00 WIB – Selesai
📱 Via Zoom Meeting
.
Fasilitas yang didapatkan :
📄 E-Sertifikat
💸 E – money untuk 10 Peserta Terpilih
🤝 Relasi baru
💡 Ilmu bermanfaat
.
LINK_ PENDAFTARAN
https://s.id/litdigKOBAR2608 . (RILIS)

Webinar Literasi Digital Kotabaru; Lindungi Diri Dari Kejahatan Dunia Digital

KOTABARU – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema “Lindungi Diri Dari Kejahatan Dunia Digital.” di Kabupaten Kotabaru, Selasa (24/8/2021) pukul 10.00 WITA. Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangerapan dengan menghadirkan sejumlah pembicara kompeten.

Kegiatan webinar dipandu moderator Septi D Ajeng yang menghadirkan narasumber pertama Romy Rafael, menunjukan dan menghibur peserta webinar dengan mengajak melakukan beberapa trik keahliannya.

Setelah selesai dengan beberapa triknya Romy mengatakan, “Ini menunjukkan betapa pentingnya literasi digital, bahkan di era pandemi, karena dengan sesuatu yang simpel saja dunia anda bisa saya arahkan, apalagi jika anda memahami literasi digital tentunya anda lebih peka terhadap sektor-sektor atau faktor luar yang akan memanipulasi anda,” tuturnya

“Jadi bayangkan kalau anda tidak paham dengan literasi digital, tentunya anda tidak peka dan tidak rentan terhadap manipulasi eksternal yang ada di sana,” sambungnya.

Selanjutnya narasumber kedua Kity Tokan dengan materi tentang ‘Persfektif Pidana Dalam Kejahatan Era Industri 4.0 di Masa Pandemi Covid-19.’

Kity mengatakan, semua tindak kejahatan yang terjadi dan beroperasi di dunia maya dengan menggunakan komputer, jaringan komputer dan internet disebut cybercrime.

Adapun jenis kejahatan yaitu, hacking, Danial of service (DOS), web hijacking, penyebar virus, phising, cyber stalking, pembajakan software, logic Bombs atau slag code, data diddling, pencurian identitas dan penipuan.

Kity juga memberikan cara lapor polisi jika menjadi korban ujaran kebencian yaitu;

  1. Simpan bukti-buktinya.
  2. Ke kantor polisi terdekat.
  3. Buat laporan ke bagian SPKT.
  4. Menyerahkan bukti-bukti.
  5. Menjawab pertanyaan dari petugas piket SPKT.
  6. Mendapat bukti laporan.
  7. Terakhir tinggal menunggu pemberitahuan dari kepolisian.

Narasumber ketiga yang menyampaikan materi mengenai budaya digital ialah Cynthia Pariz.

Cynthia menjelaskan, cara menyuarakan pendapat di dunia digital. “Pendapat sendiri dan bebas berpendapat itu sudah ada haknya di dalam undang-undang, karena kita sendiri adalah negara demokrasi ya jadi itu kita boleh kasih pendapat kita tapi, kebebasan berpendapat dan berekspresi ini harus dilakukan dengan tanggung jawab,” pungkasnya.

Cynthia menambahkan, faktor yang mempengaruhi buruknya indeks di Indonesia itu adalah banyaknya hoax dan penipuan. Pendapat yang baik itu adalah diskusi yang diskusi sehat atau cerminan demokrasi dan pendapat yang tidak baik itu adalah asumsi dasar dan bisa memicu provokasi.

“Jadi dalam mengemukakan pendapat kita harus tahu dulu secara detil, ini tuh sebenernya isunya tentang apa? Jadi kita ketahui terlebih dahulu informasinya seperti apa sehingga ketika kita beropini semuanya itu lebih jelas dan juga lebih terarah, jadi yang di lakukan bukan hanya berpendapat tapi juga mengedukasi,” tuturnya.

erakhir narasumber Muhammad Raja Alfandy yang memberikan materi ‘Peran dan Fungsi E Market Dalam Mendukung Produk Lokal.’

Raja mengatakan, E-market dengan market place itu sama saja di mana mereka adalah salah satu yang paling banyak digunakan untuk berdagang secara online di Indonesia dan juga ini memang sangat membantu masyarakat Indonesia untuk bisa berbelanja hanya dengan satu klik saja dari rumah.

Kemudian ada peran dan fungsi dari E-market yaitu mendapatkan peluang yang lebih besar melalui komunitas, tidak perlu takut kehilangan konsumen, adanya fitur yang baik, dan juga tidak memerlukan modal yang besar.

Raja menambahkan, adapun solusi mengatasi ancaman digital yaitu dengan mengetahui bahaya di internet, mengaktifkan pengaturan privasi akun pribadi dengan menggunakan susunan password yang tidak mudah ditebak, bisa juga dengan menambahkan layar keamanan dengan multifator autentikasi. (RILIS)

Ikuti Webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”

KOTABARU – Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) meluncurkan program Literasi Digital Nasional dengan tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”
.
Yuk! Ikuti webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Topik-topik asik dan narasumber yang seru pastinya. Untuk besok, topik pembahasannya: Lindungi Diri dari Kejahatan Dunia Digital
.
🗣️ KEYNOTE SPEECH Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc – Direktur Jenderal Aplikasi Informatika

🗣️ MODERATOR Septi D Ajeng

🗣️ KEY OPINION LEADER Cynthia Pariz – Creative Group Head

🗣️ NARASUMBER:
.
1. M. Raja Alfandy
■ Business Consultant
.
2. Romy Rafael
■ Master Hipnotis
.
3. Kity Tokan, S.H., M.H
■ Dosen dan Penyidik Polri
.
📝 SAVE THE DATE
📅 Selasa, 24 Agustus 2021
⏰ 14.00 WITA / 13.00 WIB – Selesai
📱 Via Zoom Meeting
.
Fasilitas yang didapatkan :
📄 E-Sertifikat
💸 E – money untuk 10 Peserta Terpilih
🤝 Relasi baru
💡 Ilmu bermanfaat
.
LINK_ PENDAFTARAN
https://s.id/litdigKOBAR2408 . (RILIS)

Webinar Literasi Digital Kotabaru; Hati-Hati Penyebaran Hoaxs

KOTABARU – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema ‘Aman dari Kejahatan Dunia Digital dengan Literasi’ di Kabupaten Kotabaru, Kamis (19/8/2021) pukul 10.00 Wita. Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.

Dalam diskusi ini dipandu moderator Aulia Mawardika, yang menghadirkan narasumber pertama yaitu Restu Triandy yang merupakan Vokalis Band Rif.

“Zaman sekarang sangat mudah melakukan apapun di dunia maya, seperti adanya youtube kita dengan mudah mengakses dan upload dengan cepat. Kalau dahulu harus melalui radio” ujar Andy

“Asalkan kita harus tetap memperhatikan etikanya dalam dunia digital” tambahnya

Kemudian ada materi dari narasumber kedua yaitu Kity Tokan, S.H., M.H yang menyampaikan materi tentang “Persfektif Pidana dalam Kejahatan Era Industri 4.0 di Masa Pandemi Covid-19”

“Dunia nyata sama dengan dunia cyber, karena jika kita baik di dunia nyata maka baik juga di dunia cyber begitupun sebaliknya,” ujar Kity

Ada 12 jenis kejahatan cyber yang disampaikan Kity, yaitu hacking, denial of service, web hacking, salami sliching, penyebar virus, phising, cyber stalking, pembajakan software, logic bombs, spamming e-mail, data diddling, dan pencurian identitas.

Kemudian ada materi menarik dari narasumber ketiga yaitu, Eliza Maghfira sekaligus Key Opinion Leader yang menyampaikan materi tentang “Digital Culture”

Apa itu Digital Mindset?

Eliza menyampaikan digital mindset merupakan pola pikir yang terbuka akan perkembangan teknologi dan memanfaatkan teknologi tersebut untuk media eksplorasi.

“Persaingan di dunia digital terjadi begitu pesatnya, sehingga cukup banyak informasi yang dapat diketahui melalui internet. Walaupun, kehati-hatian dalam memilah data/informasi yang kita dapat dari internet juga wajib ditingkatkan,” ujar Eliza

Ada empat cara keuntungan memiliki digital mindset dalam berliterasi digital, yaitu;

1.Mengetahui & memahami perkembangan digital.

2.Memahami tren (pasar)

3.Memiliki ilmu untuk melakukan pengembangan diri

4.Mengetahui cara untuk produktifitas

Terakhir, ada materi dari narasumber Ahmad Rinaldi yang menyampaikan tentang “Menjadi Netizen Pejuang, Bersama Hoax”

“Ada dua macam informasi di internet yaitu fakta dan hoax. Mudahnya penyebaran berita membuat kita susah untuk memilah yang mana benar dan salah” ujar Rinaldi

Kenapa kita dengan mudah terpapar hoax?

“Bahkan tidak perduli apa profesi dan tingkat pendidikan. Mereka menyebarkan hoaxs, kadang karena ingin menjadi yang pertama tahu di grupnya,” ujar Rinaldi

“Sudah menjadi tugas kita sebagai para milenial dan generasi Z untuk mengedukasi dan mengajari hal itu,” tambahnya. (RILIS)

Ikuti Webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”

KOTABARU – Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) meluncurkan program Literasi Digital Nasional dengan tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”
.
Yuk! Ikuti webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Topik-topik asik dan narasumber yang seru pastinya. Untuk besok, topik pembahasannya: Aman dari Kejahatan di Dunia Digital dengan Literasi
.
🗣️ KEYNOTE SPEECH Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc – Direktur Jenderal Aplikasi Informatika

🗣️ MODERATOR Aulia Mawardika

🗣️ KEY OPINION LEADER Eiza Maghfira – Radio Broadcaster & Podcaster

🗣️ NARASUMBER:
.
1. Kity Tokan, S.H., M.H
■ Dosen dan Penyidik Polri
.
2. Restu Triandy (Andy/rif)
■ Musisi, Vokalis Band/rif
.
3. Ahmad Rinaldi
■ Ketua BEM ULM
.
📝 SAVE THE DATE
📅 Kamis, 19 Agustus 2021
⏰ 10.00 WITA / 09.00 WIB – Selesai
📱 Via Zoom Meeting
.
Fasilitas yang didapatkan :
📄 E-Sertifikat
💸 E – money untuk 10 Peserta Terpilih
🤝 Relasi baru
💡 Ilmu bermanfaat
.
LINK_ PENDAFTARAN
https://s.id/litdigKOBAR1908 . (RILIS)

Webinar Literasi Digital Kotabaru; Memasuki Era Digital Dengan Pemahaman Literasi yang Baik

KOTABARU – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema “Memasuki Era Digital Dengan Pemahaman Literasi yang Baik” di Kabupaten Kotabaru, Senin (16/8/2021) pukul 10.00 Wita. Acara dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangerapan, ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.

Dipandu oleh moderator Reza Rahman yang menghadirkan narasumber pertama yaitu Musisi sekaligus pencipta lagu Pongki Barata,

Pongki menerangkan ada kejadian di mana lagu buatannya dimanfaatkan secara ekonomi dipakai sebagai iklan sebuah produk tanpa lisensi darinya.

Ia juga membagikan cara memberikan royalti terhadap penguploadan video yaitu paling gampang mungkin adalah memberi watermark kalau untuk YouTube content management system (CMS).

Sebagai seniman dan pembuat konten buat aja tapi dua hal yaitu, pertama kalau memang itu menggunakan konten orang tersebut minimal namanya jadi kita tahu itu milik siapa nanti masalah sistem itu biar platformnya yang melakukan,

“Lalu, kedua kita harus ada kesadaran juga kalau kita mendapatkan manfaat ekonomi dari karya itu bagaimana caranya agar berbagi dengan pemilik hak cipta yang ada di dalamnya kalau memang ada kalau tidak ada ya sudah enggak usah,” tutur Pongki.

Selanjutnya, materi dari narasumber kedua yaitu Lecturer In State Polytechnic Of Tanah Laut Vocation For Nation Muhammad Ghalih, dengan materi The Need For Netiquette.

“Etika di dalam media sosial sangat diperlukan karena akan ada rekam jejak digital jadi untuk teman-teman yang masih sebagai pelajar atau mahasiswa nanti akan berpengaruh ketika teman-teman melamar suatu pekerjaan,” tutur Ghalih.

Ghalih menambahkan, baik itu online etikanya harus sama ataupun face to face etikanya juga harus sama, apapun yang kita lakukan apapun cara kita bertindak itu tetap harus sama dengan kita di dunia nyata.

“Jangan sampai ketika sekolah offline biasanya memakai baju rapi rapi ketika sekolah online malah memakai baju biasa bahkan ada yang tidak mandi,” ucapnya.

Narasumber ketiga Co-Founder dan CMO of Bicara Project Chika Audhika, membahas tentang tren Pekerjaan dan Usaha di dunia Digital Skill.

Ia menjelaskan tren media sosial 2020-2021. YouTube tetap jadi media sosial terpopuler di Indonesia tahun lalu, menurut sebuah laporan berjudul digital 2021, hampir 94% penduduk berusia antara 16 sampai dengan 64 tahun mengaku menggunakan layanan video tersebut,

“Dalam sebulan terakhir saat disurvei oleh GWI pada triwulan III 2020, Instagram naik ke peringkat ketiga melampaui Facebook, layanan video instan Tiktok dan pesan instan Telegram naik paling pesat tahun lalu namun media sosial dari Tiongkok seperti WeChat dan Sina Weibo turun popularitasnya,” paparnya.

Chika memberikan tips tingkatkan digital skill dengan 3 M yaitu:
1. Mengetahui macam-macam produk digital.
2. Menguasai produk digital.
3. Memanfaatkan produk digital.

Adapun manfaat Digital Skill yaitu, menciptakan branding ,memperluas koneksi dan memperkuat bisnis.

Terakhir narasumber Penulis Eka Dharmayudha, dengan materi Merawat Demokrasi Melalui Media Sosial.

Demokrasi di media sosial yaitu:
1. Pengaruh revolusi industri 4.0
2. Jumlah pengguna yang sangat banyak.
3. Efektif dan efisien dalam menyebarkan informasi, ide dan gagasan.
4. Ruang publik untuk berpartisipasi dalam pembangunan

“Hal-hal yang merusak demokrasi yaitu head speech, fake news, ruang gema dan ketidak setaraan,” terang Eka Dharmayudha

Ia juga memberikan tips cara merawat demokrasi:
1. Memahami substansi dari setiap informasi yang beredar.
2. Berhenti melakukan ujaran kebencian.
3. Menjadikan media sosial sebagai wadah untuk bertukar pendapat (Diskusi).
4. Berkampanye dengan cara yang menyenangkan. (RILIS)

Ikuti webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”

KOTABARU – Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) meluncurkan program Literasi Digital Nasional dengan tema “Gerakan Nasional Literasi Digital 2021”
.
Yuk! Ikuti webinar Literasi Digital bersama Kominfo RI dengan Topik-topik asik dan narasumber yang seru pastinya. Untuk besok, topik pembahasannya: Memasuki Era Digital dengan Pemahaman Literasi yang Baik
.
🗣️ KEYNOTE SPEECH Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc – Direktur Jenderal Aplikasi Informatika

🗣️ MODERATOR Reza Rahman

🗣️ KEY OPINION Chika Audhika – Co-Founder dan CMO of Bicara Project

🗣️ NARASUMBER:
.
1. M. Ghalih, S.I.Kom., M.Sc
■ Lecturer in State Polytechnic of Tanah Laut Vocation for Nation
.
2. Pongki Barata
■ Musisi/Pencipta Lagu (Jikustik dan The Dance Company)
.
3. Eka Dharmayudha
■ Penulis
.
📝 SAVE THE DATE
📅 Senin, 16 Agustus 2021
⏰ 10.00 WITA / 09.00 WIB – Selesai
📱 Via Zoom Meeting
.
Fasilitas yang didapatkan :
📄 E-Sertifikat
💸 E – money untuk 10 Peserta Terpilih
🤝 Relasi baru
💡 Ilmu bermanfaat
.
LINK_ PENDAFTARAN
https://s.id/litdigKOBAR1608 . (RILIS)

Webinar Literasi Digital Kotabaru; 5 Hal yang Terkandung Dalam Informasi Hoax

KOTABARU  Webinar Literasi Digital Kotabaru di Kalsel langsung dibuka Samuel Abrijani Pangerapan, Kamis (12/8/2021) serta dipandu Moderator Aulia Mawardika.

Webinar ini menghadirkan narasumber, Beauty Enthusiast Nattaya Laksita, Part of HIPPERMAHKSC Muhammad Dzar Alqhiffary S.Day, Oil and Gas Profesional Grandika Primadani, dan Presiden Mahasiswa Politeknik Kotabaru Rifqi Akmal Maulana.

Narasumber pertama Grandika Primadani membahas tentang, “Pentingnya Pemahaman Membedakan Informasi Hoax”, bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang informasi hoax sehingga peserta diharapkan lebih memiliki rasa tanggung jawab atas informasi yang diperoleh.

“Rendahnya literasi digital membuat Indonesia mudah percaya hoax. Penyebaran berita hoax dan perundungan siber atau bullying yang masif menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara dengan tingkat keadaban yang rendah di dunia maya,” tuturnya

Ia memberikan beberapa hal yang melekat pada hoax yaitu :

  1. Pesan tidak menggunakan unsur 5W + 1H.
  2. Sumber beritanya berasal dari pihak yang tidak dapat dipercaya.
  3. Gambar, foto atau video yang dipakai merupakan rekayasa.
  4. Menggunakan kalimat yang provokatif.
  5. Mengandung unsur politis dan SARA.

Narasumber kedua Muhammad Dzar Alqhiffary S. Day, dengan pembahasan “Cara Menggunakan Dompet Digital Dalam Transaksi Elektronik,”

Adapun kelebihan E-Wallet yaitu, terhindar dari uang palsu, transaksi lebih cepat, menghindari penyebaran virus dan bakteri, dan banyak promo.

Sedangkan kekurangan dari walet yaitu, mechant masih terbatas, ada biaya transaksi, menjadi lebih konsumtif, hanya bisa digunakan untuk berbelanja dan membayar tagihan.

Nattaya Laksita membahas tentang “Internet Addiction: How Much It Is Too Much.”

Nattaya menjelaskan, Internet Addiction adalah gangguan yang terjadi akibat penggunaan internet.

“Seperti kecanduan lainnya, Internet Addiction dipandang sebagai psikofisiologikal yang melibatkan tolerance, withdrawal symptom, gangguan efeksi dan terganggunya hubungan sosial,” tuturnya

Mereka yang menderita kecanduan internet menghabiskan lebih banyak waktu sendirian daripada berinteraksi dengan orang-orang dalam kehidupan nyata.

Ia juga memberikan tips untuk mengurangi atau menghindari kecanduan internet yaitu, memiliki hobi, lakukan detoks internet secara berkala, perbanyak interaksi langsung dengan orang-orang di sekitar, carilah hiburan di dunia nyata, dan kurangi durasi online sedikit demi sedikit.

Terakhir pemaparan dari narasumber Rifqi Akmal Maulana tentang “Bijak Sebelum Mengunggah di Sosial Media.”

Hal positif yang dilakukan di media sosial yaitu, sebagai alat promosi, keterampilan sosial, menjaga tali silaturahmi, memperluas jaringan pertemanan dan mengakses informasi.

Adapun hal negatif yang dilakukan di media sosial yaitu, menjauhkan orang-orang, interaksi menurun, kecanduan, konflik, dan pengaruh buruk. (RILIS)

Webinar Literasi Digital Kotabaru; Saring Postingan di Media Sosial

KOTABARU Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar bertema ‘Berekspresi di Dunia Digital dengan Literasi yang Tepat’ di Kabupaten Kotabaru, Senin (10/8/2021) pukul 14.00 Wita.

Acara yang dibuka Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, B.Sc ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten. Dalam diskusi ini dipandu moderator Shabrina Anwari, yang menghadirkan narasumber pertama yaitu Rieka Roslan yang menyampaikan materi tentang etika bermedia sosial.

“Sosial media merupakan wadah untuk berkomunikasi, berbagi informasi dari jarak dekat maupun jarak jauh. Namun kita harus tetap menyaring apa yang harus kita posting atau tidak” ujar Rieka

Rieka juga menambahkan, posting kegiatan kita ke media sosial yang santai-santai saja jangan yang terlalu bersifat privasi.

Kemudian ada materi dari narasumber kedua yaitu, Amelia Permata Rizky  yang menyampaikan materi tentang “Memasuki Internet dengan Aman melalui Literasi.”

Amelia membagikan tips cara menggunakan media sosial yang baik yaitu;

1.Memahami keberagaman budaya dan upaya untuk menghargainya

2.Memiliki kemampuan berkomunikasi secara baik, simpati dan empati

3.Memfilter berita bohong, ujaran kebencian, perudungan siber, black campaign, dan doxing.

Kemudian ada materi menarik dari nara sumber ketiga yaitu Bara Zulfa sekaligus Key Opinion Leader yang menyampaikan materi tentang “Aman saat Berbelanja Online.”

Bara menyampaikan, bagaimana cara menjaga keamanan digital data pribadi?

1.Tidak membagikan informasi pribadi

2.Hanya mengakses situs dengan enskripsi data

3.Memperhatikan password

4.Bijak menggunakan media sosial

5.Membaca syarat dan ketentuan

Tertipu saat berbelanja online?

Bara juga menginformasikan tentang situs untuk melaporkan saat ditipu yaitu kredibel.co.id , lapor.go.id, dan CekRekening.id.

Terakhir, ada materi dari narasumber Adimas Wardhana yang menyampaikan tentang “Pentingnya Memiliki Digital Skill Dimasa Pandemi.”

“Skill yang harus dimiliki dimasa pandemi ini yaitu pertama skill leadership, kemudian fleksibel dan adaptif, memahami teknologi, komunikasi dan kecerdasan emosional, kreativitas dan inovasi. (RILIS)

Exit mobile version