17 Mei 2024

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

Wali Kota Banjarbaru Minta Tetapkan Sumber Permasalahan Stunting Sebelum Lakukan Pencegahan

2 min read

Wali Kota Banjarbaru Muhammad Aditya Mufti Ariffin (berdiri), saat memberikan sambutan dalam kegiatan Desiminasi Audit Kasus Stunting Banjarbaru

BANJARBARU – Banyak kondisi yang menyebabkan anak terlahir stunting. Sebabnya, kerjasama stakeholder dan SKPD terkait sangat diperlukan dalam mencegah anak terlahir stunting.

Suasana Desiminasi Audit Kasus Stunting Kota Banjarbaru, di Aula Gawi Sabarataan Pemko Banjarbaru, Kamis (14/9).

Hal itu disampaikan Wali Kota Banjarbaru Muhammad Aditya Mufti Ariffin, saat membuka kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS), di Aula Gawi Sabarataan Pemko Banjarbaru, Kamis (14/9).

Suasana Desiminasi Audit Kasus Stunting Kota Banjarbaru, di Aula Gawi Sabarataan Pemko Banjarbaru, Kamis (14/9).

Menurut Aditya, sebelum memulai aksi pencegahan, semua permasalahan mengenai stunting harus sudah terpetakan, baik terkait lokus, subjek maupun objek. Termasuk penyebab anak terlahir stunting.

Disitulah, lanjut Aditya, perlunya kerjasama seluruh stakeholder didukung SKPD terkait untuk mengobati sumber permasalahannya.

“Misal masalahnya di sanitasi, maka tindaklanjut akan dilakukan oleh Dinas PUPR. Di lokasi lain misal karena kurang gizi, maka yang bertanggung jawab bisa dari Dinas Kesehatan melalui Puskesmas, nanti terlibat pula Dinas Pertanian dan Perikanan serta Dinas Peternakan. Tergantung permasalahannya,” tutur Aditya.

Melalui AKS, Aditya berharap, seluruh permasalahan termasuk program-program penurunan stunting bisa dipetakan dengan baik. Sehingga seluruh elemen masyarakat dapat mengambil peran mereka masing-masing.

“Supaya angka stunting ini dapat ditekan bersama-sama. Jadi target nasional prevelensi stunting 14 persen tahun 2024 bisa terwujud di Banjarbaru,” imbuhnya.

Plh Kepala DPPKBPMPPA Kota Banjarbaru Rina Khairina menjelaskan, sejak dibentuk pada Juni lalu, tim AKS Kota Banjarbaru mulai menjalankan identifikasi risiko dan penyebab risiko kepada kelompok berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya.

Hasil identifikasi, lanjut Rina, akan dikoordinasikan langsung kepada Wali Kota atau Wakil Wali Kota, guna mewujudkan sinergitas dari setiap kegiatan.

“Termasuk identifikasi dalam mengatasi masalah mendasar pada kelompok sasaran audit beresiko stunting, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui/nifas dan baduta/balita,” pungkasnya.(ADV/SYA/RDM/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.