6 Mei 2024

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

Pemerintah di Kalsel Turut Berkomitmen Turunkan Stunting Hingga 14 Persen

2 min read

Momen pada saat pembukaan Hari Keluarga Nasional ke 30 tingkat Kalsel bersama Kepala BKKBN RI Hasto Wadoyo

BANJAR – Pemerintah berkomitmen untuk turut mengawal penurunan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024. Pada momen peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke 30 di Kalsel diharapkan setiap daerah mampu menekan laju pertumbuhan angka stunting.

Penyerahan penghargaan dari Kepala BKKN RI Hasto Wodoyo kepada Pemprov Kalsel dalam rangka menekan dan menggencarkan program stunting di daerah

Staf Ahli Gubernur bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Setdaprov Kalsel, Sulkan, mengungkapkan, saat ini prevalensi stunting di Kalsel sudah berada diangka 24,6 persen. Meski menurun, kerjasama yang baik setiap daerah harus benar-benar dijalankan

“Jadikan HARGANAS ke 30 ini menjadi momen untuk bersama-sama menekan lajunya pertumbuhan stunting di Kalsel,” ujarnya saat membacakan isi sambutan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, dalam acara Hari Keluarga Nasional ke 30 tingkat Provinsi Kalsel, di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ratu Zalecha Martapura, Kabupaten Banjar, Kamis (27/7).

Penyerahan pengharagaan dari BKKN RI bagi daerah kabupaten/kota yang berhasil menyelenggarakan program stunting di Kalsel

Ia menekankan program yang tengah digencarkan setiap daerah dapat benar-benar dijalankan secara maksimal.

“Tentu betapa pentingnya membangun ketahanan keluarga agar bebas dari stunting dengan memaksimalkan makanan bergizi bagi anak agar pencegahannya dapat dilaksanakan dengan baik,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala BKKBN RI, Hasto Wadoyo, menyampaikan, saat ini pemerintah sedang gencarnya mengejar bonus demografi yang bertujuan untuk kemajuan negara.

“Kesempatan untuk bonus demografi hanya tinggal 13 tahun lagi dan sebenarnya tinggal 12 tahun lagi karena 2035 penduduk kita sudah banyak tua semuan,” bebernya.

Apalagi, kata dia, jumlah melahirkan juga berdampak semakin menurun apabila penanganan stunting tidak maksimal dilaksanakan oleh setiap daerah.

“Akhirnya generasi mudanya sedikit dan tuanya semakin banyak. Apalagi, kualitas pendidikan dan ekonomi yang didapatkan juga rendah ini sangat berbahaya. Maka dari itu, kita harus serius dalam menanganinya,” tutupnya. (RHS/RDM/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.