Komisi II DPRD Kalsel, Perjuangkan BPR sebagai Penopang Ekonomi Rakyat

JAKARTA – Tantangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai penopang utama bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Banua menjadi perhatian Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), terutama terkait penyertaan modal dan regulasi yang dinilai belum sepenuhnya berpihak kepada masyarakat kecil.

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalsel, Muhammad Yani Helmi menilai, BPR bukan sekadar lembaga keuangan biasa. Ia menyebut BPR adalah harapan masyarakat kecil yang ingin memiliki akses modal agar usaha mereka dapat tumbuh dan bertahan.

“Kami ingin memastikan keberadaan BPR tetap kuat, karena di sanalah harapan masyarakat kecil untuk mendapatkan akses modal yang lebih mudah,” ucapnya

Sebagai wujud keseriusan, Komisi II DPRD Kalsel melakukan konsultasi ke Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada Selasa, (9/9).

Suasana pertemuan di Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)

Konsultasi ini membahas solusi atas permasalahan perubahan Perda Nomor 14 Tahun 2017, tentang Bentuk Hukum BPR serta polemik merger yang masih menjadi kendala di daerah.

Menurut Yani Helmi, jumlah BPR di Kalsel seharusnya mencapai 22 unit sesuai aturan sebelumnya. Namun setelah kebijakan merger dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kini hanya tersisa 8 unit. Kondisi ini terjadi di tengah kebutuhan masyarakat terhadap BPR yang justru semakin besar.

“BPR kita ini tumbuh di masyarakat, tapi butuh tambahan penyertaan modal. Sayangnya kabupaten dan kota tidak bisa memberikan modal sebelum perda direvisi,” jelasnya.

Foto bersama : sumber Humas DPRD Kalsel

Dalam Perda 2017, lanjut Yani Helmi menambahkan, bahwa telah diatur 21 persen penyertaan modal berasal dari pemerintah provinsi, sementara 51 persen ditanggung kabupaten/kota dan sisanya dari pihak lain. Menurutnya, skema ini perlu direvisi agar lebih fleksibel dan mampu menjawab kebutuhan di lapangan.

Namun Ia mengingatkan, proses perubahan perda tidak dapat dilakukan secara terburu-buru. Ada tahapan yang harus dilalui agar keputusan yang diambil tidak menimbulkan masalah baru. Karena itu, Ia mendorong agar eksekutif terlebih dahulu menyelesaikan persoalan di delapan BPR yang ada bersama pemerintah kabupaten.

“Kalau sudah selesai di tingkat eksekutif bersama pemerintah kabupaten, barulah nanti naik ke DPRD. Saat itu kami akan membahas apakah sudah waktunya perda 2017 ini direvisi,” tutupnya.

Konsultasi ini mendapat sambutan positif dari pihak Kemendagri. Rombongan Komisi II DPRD Kalsel diterima langsung Kasubdit BUMD, Bambang Ardianto. Ia mengapresiasi inisiatif dewan dan menilai langkah ini menunjukkan keseriusan DPRD Kalsel dalam memperkuat peran BPR bagi masyarakat di daerah. (ADV-NHF/RIW/RH)

Rubuha, Metode Alami Pengendalian Hama Tikus

BANJARBARU – Balai Pengendalian dan Pengawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Kalimantan Selatan, mengimbau para petani agar tidak melakukan pembasmian hama tikus dengan cara melepas ular di area pertanian.

Kepala BPTPH Provinsi Kalsel, Lestari Fatria Wahyuni mengatakan, bahwa pelepasan ular dinilai berisiko bagi keselamatan manusia dan sulit dikontrol pergerakannya di lapangan. Sebagai alternatif, Lestari menyarankan penggunaan rumah burung hantu (Rubuha) yang dinilai lebih efektif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Kepala BPTPH Provinsi Kalsel, Lestari Fatria Wahyuni

Burung hantu merupakan predator alami tikus yang mampu memangsa tikus dalam jumlah cukup besar setiap malam. Dengan menempatkan rubuha di sekitar lahan pertanian, populasi tikus dapat ditekan tanpa mengganggu ekosistem.

“Pergerakan ular sulit diawasi, sehingga berpotensi membahayakan petani maupun masyarakat sekitar,” ujarnya baru-baru ini.

Sementara, burung hantu cenderung menetap di area yang disediakan rubuha, sehingga pengendalian hama lebih terfokus. Ini membantu petani melindungi hasil panen secara berkelanjutan tanpa menimbulkan ancaman bagi manusia.

Ia juga mendorong petani untuk membangun rubuha secara berkelompok atau gotong royong, sehingga cakupan pengendalian hama menjadi lebih luas dan biaya pembuatan lebih efisien.

“Jika rubuha dibangun secara kolektif, maka satu kawasan persawahan bisa dilindungi secara menyeluruh dan hasilnya akan lebih maksimal,” lanjut Lestari.

Selain menggunakan rubuha, BPTPH Kalsel juga mengimbau petani menerapkan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu kombinasi antara pengendalian hayati, kultur teknis, dan monitoring rutin terhadap populasi hama. Dengan pendekatan ini, ancaman serangan tikus bisa ditekan sejak dini tanpa merusak keseimbangan lingkungan.

Upaya ini diharapkan dapat mengurangi kerugian hasil panen akibat serangan hama tikus yang sering kali menyebabkan penurunan produksi padi secara signifikan.

Pemerintah Provinsi Kalsel berkomitmen mendukung petani melalui pendampingan teknis, penyediaan bibit unggul, serta edukasi terkait pengendalian hama yang ramah lingkungan.

“Tujuannya agar ketahanan pangan daerah tetap terjaga dan produktivitas pertanian tidak terganggu,” tutup Lestari. (MRF/RIW/RH)

Kalsel Raih Peringkat Pertama Indeks Ketahanan Pangan Nasional 2025

BANJARBARU – Provinsi Kalimantan Selatan berhasil meraih peringkat pertama nasional, dalam Indeks Ketahanan Pangan (IKP) tahun 2025 dengan nilai 81,98 persen.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalsel, Saptono, menyampaikan kabar gembira ini pada Selasa (9/9).

Menurutnya, pencapaian ini menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Kalimantan Selatan, karena selama tiga tahun terakhir posisi indeks ketahanan pangan tertinggi selalu dipegang Provinsi Bali.

Kabid Ketahanan Pangan, Saptono

“Keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama dan sinergi semua pihak, mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, hingga para petani. Upaya menjaga ketersediaan stok pangan, menjaga stabilitas harga, serta penanganan daerah rawan pangan secara tepat menjadi kunci utama pencapaian ini,” ujar Saptono.

Selain prestasi di tingkat provinsi, Saptono juga menyampaikan, bahwa Kabupaten Balangan berhasil menempati peringkat ke-4 terbaik se-Indonesia untuk kategori indeks ketahanan pangan di tingkat kabupaten. Hal ini semakin memperkuat posisi Kalimantan Selatan sebagai salah satu daerah yang serius menggarap sektor ketahanan pangan.

“Capaian ini menunjukkan bahwa upaya yang kita lakukan tidak hanya berdampak di level provinsi, tetapi juga dirasakan hingga ke kabupaten/kota,” tambahnya.

Saptono berharap capaian ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan pada tahun-tahun mendatang, sehingga kesejahteraan masyarakat terus meningkat dan Kalimantan Selatan dapat menjadi lumbung pangan nasional yang berkelanjutan.

Pemerintah Provinsi Kalsel berkomitmen melanjutkan berbagai program strategis, termasuk penguatan cadangan pangan, pengembangan pertanian berbasis teknologi, dan pemberdayaan petani agar produksi tetap terjaga sepanjang tahun.

“Jika produksi pangan stabil dan masyarakat memiliki akses yang baik terhadap bahan pangan, maka ketahanan pangan akan semakin kokoh. Inilah yang terus kita upayakan,” tutup Saptono. (MRF/RIW/RH)

Direnovasi, Titian Kampung Hijau Ditargetkan Selesai Desember 2025

BANJARMASIN – Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Banjarmasin, mulai melakukan perbaikan Jalan Titian di Kawasan Kampung Hijau, Kelurahan Sungai Bilu, Kecamatan Banjarmasin Timur.

“Jalan Titian Kampung Hijau mulai diperbaiki,” ungkap Kepala Dinas PUPR Kota Banjarmasin Suri Sudarmadiyah, Selasa (9/9).

Kadis PUPR Kota Banjarmasin Suri Sudarmadiyah

Suri menjelaskan, prioritas pekerjaan adalah pada jalan titian yang mengalami kerusakan, agar kawasan disekitarnya dapat tersambung kembali.

“Pekerjaan perbaikan jalan titian tersebut, sudah mencapai 30 persen, atau 52 meter dari total perbaikan jalan titian sepanjang 88 meter,” ujarnya.

Dijelaskan Suri, rencananya jalan titian tersebut akan dicor dengan beton tipis, yang disesuaikan dengan fondasi dari kayu Ulin dibawahnya.

“Kami akan menyesuaikan dengan kekuatan fondasi, serta angkutan yang melintas di jalan titian, seperti roda dua, pada saat pengecoran beton,” ucapnya.

Dengan rencana pekerjaan pada tahan pertama, pembuatan jalan titian, kemudian pada tahap kedua memasuki tahapan pengecoran.

“Untuk pekerjaan jalan titian Kampung Hijau ini, sama seperti titian di Mantuil,” ujarnya.

Dikatakan Suri, untuk pekerjaan perbaikan jalan titian tersebut, akan terus terus berjalan. Sehingga diharapkan dapat selesai sesuai dengan waktunya.

“Pekerjaan perbaikan jalan titian Kampung Hijau ditarget dapat selesai pada akhir Desember atau pada pekan ketiga Desember,” ungkapnya lagi.

Sehingga, lanjut Suri, pihaknya berharap para pekerja dapat melakukan percepatan pekerjaan, agar jalan titian ini dapat segera dimanfaatkan warga setempat.

“Meski terdapat kendala untuk pengangkutan bahan baku seperti kayu ulin ke lokasi pekerjaan, namun semua dapat diatasi,” ucapnya.

Namun, lanjut Suri, percepatan pembangunan tersebut tetap memperhatikan mutu atau kualitas yang dihasilkan.

“Selama perbaikan jalan titian ini, untuk aktivitas warga telah dibuatkan akses jalan darurat,” ujarnya.

Seperti ketahui, jalan titian Kampung Hijau di Kelurahan Sungai Bilu, mendadak ambruk pada Rabu (6/8) lalu.

Kondisi jalan titian tersebut, diketahui memang sudah mengalami kemiringan sejak lama. Untungnya, pada peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa. (SRI/RIW/RH)

499 Peserta Ramaikan Baayun Maulid di Banjarmasin

BANJARMASIN – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, serta memeriahkan Hari Jadi ke-499 Kota Banjarmasin, Pemerintah Kota Banjarmasin melaksanakan Tradisi Budaya Baayun Maulid tahun 2025, di Halaman Masjid Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Senin (8/9). Baayun Maulid ini secara resmi dibuka Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin.

Yamin menjelaskan, pentingnya menjaga kelestarian budaya khas Banjar ini, agar tetap dapat diwariskan kepada generasi mendatang.

Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin

“Tradisi Baayun Maulid ini merupakan bagian dari budaya urang Banua yang sarat makna,” ungkap Yamin, kepada sejumlah wartawan.

Selain itu, lanjutnya, pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga menjadi wadah berkumpulnya masyarakat Banjarmasin untuk mengenang masa kecil mereka.

“Karena dulu, banyak di antara kita yang pernah baayun atau dipukung ketika menangis,” ujar Yamin.

Yamin menambahkan, bahwa Baayun Maulid bukan hanya sekadar tradisi, melainkan juga media mempererat tali silaturahmi antarwarga, memperkokoh kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, sekaligus memperteguh identitas budaya masyarakat Banjar.

“Kegiatan ini harus kita jaga dan lestarikan, karena hanya dilaksanakan setahun sekali,” ucap Yamin.

Wali Kota Banjarmasin juga berharap, dengan dilaksanakannya agenda setiap tahun tersebut, akan menjadi pengingat dan pengikat kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Sedangkan, lanjutnya, dipilihnya pelaksanaan tradisi di Masjid Sultan Suriansyah, karena salah satu masjid bersejarah di Kalimantan Selatan.

“Apalagi acara ini digelar di Masjid Sultan Suriansyah yang penuh sejarah. Ini tentu menambah makna spiritual dan budaya bagi kita semua,” ucapnya.

Seperti diketahui, tradisi Baayun Maulid sendiri sudah menjadi agenda tahunan di Kota Banjarmasin. Selain bernuansa religi, kegiatan ini juga diikuti sebanyak 499 peserta yang ada di Kota Banjarmasin dan menjadi daya tarik budaya yang mempererat kebersamaan warga dan menjaga kearifan lokal masyarakat Banjar.

Hadir pada kegiatan ini, Wakil Wali Kota Ananda, Ketua TP PKK Kota Banjarmasin Neli Listriani, Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin Ikhsan Budiman, seluruh Kepala SKPD, serta jajaran terkait lainnya. (SRI/RIW/RH)

Perkuat Kualitas Birokrasi, BPSDMD Kalsel Gelar Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan VII Tahun 2025

BANJARBARU – Plt Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Kalsel, Faried Fakhmansyah, secara resmi membuka Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Angkatan VII Tahun 2025, di Aula Kampus I BPSDMD Kalsel, Banjarbaru, Senin (8/9).

Pelatihan diikuti 40 aparatur sipil negara (ASN), terdiri dari 28 ASN lingkup Pemerintah Provinsi Kalsel dan 12 ASN Kabupaten Tapin. Selama kegiatan, para peserta akan dibekali materi untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan, terutama dalam membangun tim kerja solid, memperkuat komunikasi efektif, serta meningkatkan kemampuan mengendalikan pelayanan publik.

Plt Kepala BPSDMD Kalsel saat menyampaikan sambutan.(foto : MC Kalsel)

“Pelatihan merupakan upaya Pemprov Kalsel melalui BPSDMD untuk memperkuat kualitas birokrasi di Kalimantan Selatan,” kata Faried.

Kepada seluruh peserta, Faried menegaskan pentingnya pendidikan dan pelatihan ini, sebagai instrumen nyata penguatan birokrasi.

“Banyak hal yang dapat kita peroleh dalam pembinaan birokrasi agar siap mencapai good governance. Birokrasi adalah mesin negara, sehingga harus berjalan baik, dan salah satu cara perbaikannya adalah melalui pendidikan dan pelatihan,” tegasnya.

Faried juga menjelaskan, reformasi birokrasi diarahkan untuk mewujudkan pemerintahan kelas dunia yang profesional, cepat, efektif, efisien, serta mampu memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

“Ada delapan area reformasi birokrasi yang kita dorong, meliputi organisasi, tata laksana, sumber daya manusia, peraturan perundang – undangan, akuntabilitas, pengawasan, pelayanan publik, serta budaya kerja organisasi. Semuanya harus tepat sasaran dan tepat fungsi,” jelasnya.

Melalui PKP ini, Faried berharap lahir para pemimpin pengawas yang adaptif, visioner, dan mampu menjawab tantangan birokrasi modern.

Faried optimis bahwa ASN yang mengikuti pelatihan ini akan berkontribusi langsung dalam percepatan reformasi birokrasi di Banua.

“Harapannya adalah tercapainya pemerintahan kelas dunia, yakni pemerintahan yang profesional, berkinerja tinggi, serta memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Itu cita-cita kita bersama,” pungkasnya. (SYA/RIW/RH)

Jalin Silaturahmi dan Bahas Program Kerja, Gatriwara DPRD Kalsel Gelar Pertemuan se-Kabupaten/Kota

BANJARMASIN – Gabungan Istri Anggota Wakil Rakyat (Gatriwara) Provinsi Kalimantan Selatan, menggelar pertemuan silaturahmi bersama anggota Gatriwara Kabupaten/Kota se-Kalsel, di Gedung B Lantai 4 DPRD Kalsel, Banjarmasin, Senin (08/9).

Kegiatan ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan, sekaligus membahas program kerja ke depan agar Gatriwara semakin solid dan bermanfaat bagi masyarakat.

Ketua Gatriwara Provinsi Kalimantan Selatan, diwakili Wakil Ketua Rubiaty Herlina Kartoyo dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada seluruh anggota yang hadir. Ia berharap pertemuan ini dapat menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara Gatriwara provinsi dengan kabupaten/kota.

Wakil Ketua Rubiaty Herlina Kartoyo, saat memberikan sambutan

“Alhamdulillah, kegiatan yang pertama kali melibatkan 13 kabupaten/kota ini berjalan lancar. Kami membicarakan program berikutnya, dan mudah-mudahan kegiatan seperti ini akan terus berlanjut serta mempererat silaturahmi antar anggota Gatriwara,” ujarnya

Foto bersama : Sumber Humas DPRD Kalsel

Selain membahas program kerja, forum ini juga menyepakati pelaksanaan arisan bersama antar anggota Gatriwara se-Kalsel yang akan digelar setiap dua bulan sekali secara bergiliran, dimulai pada November 2025 mendatang.

“Pertemuan ini bukan hanya untuk membahas program kerja, tetapi juga menjalin silaturahmi dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sosial Gatriwara ke depan,” tutup Rubiaty. (ADV-NHF/RIW/RH)

Pastikan Distribusi Pupuk Subsidi Tepat Sasaran, Pemprov Kalsel Juga Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik

BANJARBARU – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memastikan, distribusi pupuk bersubsidi tepat sasaran bagi para petani, sekaligus mendorong mereka untuk lebih banyak menggunakan pupuk organik dan menerapkan pola pemupukan berimbang.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel, Syamsir Rahman mengungkapkan, bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi lintas sektor dengan distributor pupuk, pemerintah kabupaten/kota, hingga kelompok tani di seluruh Kalsel. Upaya ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan dan distribusi pupuk sesuai kebutuhan lapangan, terutama untuk mendukung musim tanam di triwulan akhir tahun ini.

“Koordinasi ini sangat penting untuk menjaga kesinambungan pasokan pupuk, agar petani tidak mengalami kendala saat memasuki masa tanam,” ujar Syamsir baru-baru ini.

Rapat Koordinasi KP3 dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tingkat Provinsi Kalsel

Selain pengawasan distribusi, Syamsir menegaskan, pihaknya rutin melakukan validasi data petani dan luas lahan tanam. Langkah ini bertujuan agar alokasi pupuk sesuai dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), sehingga tidak ada penyalahgunaan dan bantuan benar-benar diterima petani yang berhak.

Tidak hanya fokus pada distribusi pupuk bersubsidi, Dinas Pertanian Kalsel juga mendorong petani untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik.

Menurut Syamsir, penggunaan pupuk organik dapat membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan unsur hara, serta menjaga kelestarian lingkungan.

“Ketergantungan berlebihan pada pupuk kimia dapat menyebabkan tanah menjadi keras dan kurang produktif dari tahun ke tahun. Dengan pemupukan berimbang, petani dapat memadukan pupuk organik dan anorganik secara tepat sesuai kebutuhan tanaman,” lanjut Syamsir.

Ia juga menekankan pentingnya bimbingan teknis dari penyuluh pertanian, agar para petani memahami dosis dan cara aplikasi pupuk yang sesuai. Dengan pemupukan berimbang, hasil panen diharapkan meningkat secara signifikan tanpa merusak kualitas tanah dalam jangka panjang.

Langkah-langkah ini merupakan bagian dari strategi Pemerintah Provinsi Kalsel untuk mendukung ketahanan pangan daerah. Dengan distribusi pupuk yang tepat sasaran dan penerapan pola pertanian yang ramah lingkungan, diharapkan produksi pertanian Kalsel semakin stabil dan berkelanjutan.

“Jika tanah tetap subur dan hasil panen terjaga, kesejahteraan petani pun akan ikut meningkat,” tutup Syamsir. (MRF/RIW/RH)

Berlanjut Oktober 2025, Batola dan Tanah Bumbu Jadi Sasaran TMMD Ke-126

BANJARBARU – Usai pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Banjar, program TMMD akan kembali digelar di dua kabupaten di Kalimantan Selatan.

Kasi Pembangunan Sarana dan Prasarana Kawasan Perdesaan, Andie Putra Pratama, Senin (8/9) menyampaikan, pelaksanaan TMMD berikutnya akan dipusatkan di Kabupaten Barito Kuala, tepatnya di Desa Tumih Kecamatan Wanaraya, mulai 9 Oktober 2025, dan diperkirakan selesai pada 7 atau 8 November mendatang. Selain itu, TMMD juga akan dilaksanakan di Kabupaten Tanah Bumbu, yakni di Desa Rejosari dan Mantewe.

Menurut Andie, kegiatan TMMD merupakan wujud nyata sinergi antara TNI dan pemerintah daerah dalam mendukung percepatan pembangunan di wilayah pedesaan. Melalui TMMD, pembangunan infrastruktur desa seperti jalan, jembatan, serta fasilitas pendukung lainnya dapat terealisasi lebih cepat dan tepat sasaran.

“TMMD tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga menyasar pembangunan non fisik, seperti penyuluhan, sosialisasi, dan pemberdayaan masyarakat desa. Tujuannya agar kesejahteraan masyarakat dapat meningkat dan rasa kebersamaan antara TNI dengan rakyat semakin erat,” ujar Andie.

Ia berharap pelaksanaan TMMD di Kabupaten Barito Kuala dan Tanah Bumbu dapat berjalan lancar tanpa kendala berarti. Dengan demikian, hasil pembangunan yang dilaksanakan dapat langsung dirasakan masyarakat, terutama dalam mendukung aktivitas ekonomi dan memperlancar akses transportasi desa.

Selain itu, TMMD juga diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat gotong royong masyarakat, karena setiap kegiatan akan melibatkan partisipasi aktif warga desa.

“Keterlibatan masyarakat menjadi kunci keberhasilan TMMD, karena pembangunan yang dilakukan akan lebih terawat jika ada rasa memiliki dari warga,” tambahnya.

Program TMMD sendiri merupakan agenda rutin yang digelar tiga kali dalam setahun, dengan melibatkan berbagai unsur baik dari TNI, pemerintah daerah, maupun masyarakat setempat.

“Ke depan, diharapkan semakin banyak desa yang merasakan manfaat program ini, sehingga kesenjangan pembangunan antarwilayah di Kalimantan Selatan dapat terus diperkecil,” tutup Andie. (MRF/RIW/RH)

Berhasil Diidentifikasi, 3 WNA Korban Jatuhnya Helikopter di Mantewe Siap Dibawa Pulang

BANJARMASIN – Hari kelima pasca jatuhnya helikopter BK 117 D3 Estindo Air di Desa Emil Baru Mantewe, Tanah Bumbu, tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Kalsel, berhasil mengindentifikasi 3 dari 8 jenazah korban. Ketiganya merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Australia, Brasil dan India.

Dalam keterangannya, saat konferensi pers di Aula Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, Sabtu (6/9) malam, Kabiddokkes sekaligus Kepala DVI Polda Kalsel, Kombes Pol dr. Muhammad El Yandiko menjelaskan, proses identifikasi 3 WNA ini berlangsung lebih cepat, dibanding korban WNI, karena lengkapnya catatan medis yang dimiliki keluarga korban.

Suasana konferensi pers identifikasi korban kecelakaan helikopter

“Mereka memiliki rekam medis yang lengkap terutama bagian gigi. Selain itu, properti yang masih melekat di tubuh, juga menjadi indikator pelengkap proses identifikasi,” jelasnya.

Lebih lanjut El Yandiko memaparkan, pada proses identifikasi korban jatuhnya helikopter BK 117 D3 Estindo Air ini, pihaknya menggunakan seluruh tahapan pemeriksaan forensik. Mulai dari pengenalan sidik jari, rekam medis gigi dan DNA.

“Pengenalan menggunakan sidik jari sulit dilakukan, karena kondisi jenazah korban yang mulai mengalami pembusukan, dan rusak akibat hangus terbakar,” paparnya.

Tahapan identifikasi selanjutnya, adalah menggunakan catatan medis atau hasil rontgen gigi. Karena gigi, adalah salah satu organ tubuh yang paling sulit hancur, meskipun jenazah dalam kondisi terbakar.

“Sayangnya, korban WNI tidak memiliki rekam medis gigi yang lengkap, bahkan tidak ada sama sekali. Sehingga kami harus menggunakan tahapan akhir proses identifikasi dengan pencocokan DNA keluarga,” tutupnya.

El Yandiko menegaskan, jenazah WNA yang berhasil diidentifikasi pada Sabtu (6/9) sudah dapat diambil pihak keluarga. Namun hingga saat ini, belum ada konfirmasi dari pihak keluarga, terkait penjemputan jenazah dari ruang pendingin Instalasi Forensik Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin.

Sementara itu, proses identifikasi 5 korban tersisa terus dilanjutkan DVI Polda Kalsel, dibantu 2 personil DVI Polri. (RIW/RH)

Exit mobile version