BANJARMASIN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Bidang Kebudayaan, Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman kembali menggelar kegiatan Belajar Bersama di Museum Waja Sampai Kaputing, Jalan Kampung Kenanga, Sungai Jingah Banjarmasin, Senin (5/11).
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada 5-6 November 2025, diikuti 16 sekolah. Diantaranya SMAN, SMKN, MAN, SMA, SMK dan MAS, dari Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala, dan Tanah Laut. Masing – masing sekolah mengirimkan sembilan orang peserta didik, dan satu guru pendamping.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Galuh Tantri Narindra, diwakili Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman, Arry Risfansyah, dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang sejarah berdirinya Museum Wasaka.
Para peserta didik dapat memahami nilai-nilai sejarah yang terkandung di Museum Wasaka sebagai salah satu upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran generasi muda tentang pentingnya sejarah Revolusi Fisik di Kalsel
“Pembekalan menghadirkan narasumber Purna Edukator Museum, Slamet Hadi Triyanto, yang menyampaikan materi tentang pengenalan Museum Wasaka. Sedangkan Sejarawan, Wajidi, memaparkan tentang revolusi fisik di Kalimantan Selatan,” katanya
Disampaikan Arry, para peserta didik yang mengikuti kegiatan Belajar Bersama di Museum, nantinya akan mengikuti Lomba Edukatif Kultural Museum Mading Tiga Dimensi (3D) selama tiga hari, dari 10 hingga 12 November 2025, yang merupakan kegiatan tahunan. Dimana hasil pembelajaran ini, diimplementasikan melalui gelaran lomba tersebut.
“Semoga kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat nasionalisme, dan cinta tanah air,” pinta Arry.
Sementara itu, Slamet Hadi Triyanto menyampaikan, para peserta harus lebih mengenal sejarah perjuangan Kalimantan Selatan, melalui Museum Waja Sampai Kaputing. Dengan mengetahui dan memahami nilai-nilai perjuangan yang tersimpan dan tertata rapi di setiap koleksi museum.
“Kita tanamkan sejak dini semangat juang para pahlawan daerah pada generasi muda,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Wajidi, ia menekankan pentingnya memahami semangat perjuangan para pahlawan Banua, sebagai landasan membangun karakter generasi muda, agar semakin mencintai sejarah dan menjadikan museum bukan sekadar tempat benda bersejarah, tetapi juga ruang belajar sebagai sumber yang menyenangkan.
“Para peserta didik dapat menambah wawasan tentang sejarah di Kalsel. Apalagi tanggal 10 November mendatang, akan memperingati Hari Pahlawan dan hari ulang tahun ke-34 Museum Wasaka,” tutupnya.
Selain mengikuti sesi diskusi, para peserta juga diajak berkeliling melihat koleksi bersejarah yang tersimpan di Museum Wasaka, serta menonton film dokumenter perjuangan rakyat Banua melalui fasilitas ruang audio visual museum. (NHF/RIW/EYN)

