Legislatif Kalsel, Apresiasi Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Tahun 2025

BANJARBARU – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Selatan, mengapresiasi Apel Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Bencana Tahun 2025 yang digelar Polda Kalimantan Selatan. Kegiatan ini berlangsung di Lapangan Polri Kilometer 21 Banjarbaru pada Rabu, (5/11).

Ketua DPRD Kalsel, Supian HK, menyampaikan apresiasinya usai mengikuti apel kesiapsiagaan. Menurutnya, langkah cepat dan terencana Polda Kalsel dalam menggelar apel ini, menunjukkan sinergi antarlembaga yang kuat dalam memastikan keselamatan masyarakat Banua.

“Apel ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata sinergi antarlembaga untuk memastikan keselamatan masyarakat Banua. Kesiapsiagaan seperti ini menjadi kunci dalam memperkecil dampak bencana dan mempercepat proses penanganan di lapangan,” ujar Supian HK.

Supian HK menilai, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kesigapan dalam menghadapi potensi bencana di musim hujan, dan cuaca ekstrem akhir tahun.

Dengan adanya apel kesiapsiagaan ini, diharapkan seluruh unsur terkait dapat meningkatkan sinergi dan kesigapan dalam menghadapi potensi bencana di wilayah Kalsel.

Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

“DPRD Kalsel berharap dapat terus dilakukan sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan dan kesigapan dalam menghadapi potensi bencana. Dengan demikian, masyarakat Banua lebih siap dan tangguh dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana yang mungkin terjadi,” tutupnya.

Apel Kesiapan Tanggap Darurat Bencana Tahun 2025 ini dipimpin langsung Gubernur Kalsel, Muhidin, dan dihadiri oleh seluruh unsur, termasuk TNI, BPBD, Basarnas, dan lembaga kemanusiaan. (ADV-NHF/RIW/EYN)

Belajar Bersama, Museum Wasaka Tanamkan Nilai Sejarah pada Generasi Muda

BANJARMASIN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Bidang Kebudayaan, Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman kembali menggelar kegiatan Belajar Bersama di Museum Waja Sampai Kaputing, Jalan Kampung Kenanga, Sungai Jingah Banjarmasin, Senin (5/11). 

Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada 5-6 November 2025, diikuti 16 sekolah. Diantaranya SMAN, SMKN, MAN, SMA, SMK dan MAS, dari Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala, dan Tanah Laut. Masing – masing sekolah mengirimkan sembilan orang peserta didik, dan satu guru pendamping.

Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman, Arry Risfansyah, saat memberikan sambutan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Galuh Tantri Narindra, diwakili Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman, Arry Risfansyah, dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman generasi muda tentang sejarah berdirinya Museum Wasaka.

Para peserta didik dapat memahami nilai-nilai sejarah yang terkandung di Museum Wasaka sebagai salah satu upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran generasi muda tentang pentingnya sejarah Revolusi Fisik di Kalsel

“Pembekalan menghadirkan narasumber Purna Edukator Museum, Slamet Hadi Triyanto, yang menyampaikan materi tentang pengenalan Museum Wasaka. Sedangkan Sejarawan, Wajidi, memaparkan tentang revolusi fisik di Kalimantan Selatan,” katanya

Suasana Belajar Bersama di Museum Wasaka

Disampaikan Arry, para peserta didik yang mengikuti kegiatan Belajar Bersama di Museum, nantinya akan mengikuti Lomba Edukatif Kultural Museum Mading Tiga Dimensi (3D) selama tiga hari, dari 10 hingga 12 November 2025, yang merupakan kegiatan tahunan. Dimana hasil pembelajaran ini, diimplementasikan melalui gelaran lomba tersebut.

“Semoga kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat nasionalisme, dan cinta tanah air,” pinta Arry.

Sementara itu, Slamet Hadi Triyanto menyampaikan, para peserta harus lebih mengenal sejarah perjuangan Kalimantan Selatan, melalui Museum Waja Sampai Kaputing. Dengan mengetahui dan memahami nilai-nilai perjuangan yang tersimpan dan tertata rapi di setiap koleksi museum.

“Kita tanamkan sejak dini semangat juang para pahlawan daerah pada generasi muda,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Wajidi, ia menekankan pentingnya memahami semangat perjuangan para pahlawan Banua, sebagai landasan membangun karakter generasi muda, agar semakin mencintai sejarah dan menjadikan museum bukan sekadar tempat benda bersejarah, tetapi juga ruang belajar sebagai sumber yang menyenangkan.

“Para peserta didik dapat menambah wawasan tentang sejarah di Kalsel. Apalagi tanggal 10 November mendatang, akan memperingati Hari Pahlawan dan hari ulang tahun ke-34 Museum Wasaka,” tutupnya.

Selain mengikuti sesi diskusi, para peserta juga diajak berkeliling melihat koleksi bersejarah yang tersimpan di Museum Wasaka, serta menonton film dokumenter perjuangan rakyat Banua melalui fasilitas ruang audio visual museum. (NHF/RIW/EYN)

Diresmikan Gubernur Muhidin, Gedung Rektorat Baru Jadi Proyek Terbesar Sepanjang Sejarah Yayasan UNBL

BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan, Muhidin, meresmikan Gedung Baru Rektorat Universitas Borneo Lestari (UNBL) di kawasan kampus UNBL Banjarbaru, Rabu (5/11).

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita, disaksikan sejumlah tamu penting diantaranya Ketua Yayasan Borneo Lestari, Ketua DPRD kota Banjarbaru, serta Pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Pemprov Kalsel.

Gubernur Muhidin menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat, kepada seluruh keluarga besar Universitas Borneo Lestari atas selesainya pembangunan gedung rektorat yang baru.

“Atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, kami mengucapkan selamat dan sukses atas diresmikannya gedung rektorat yang baru ini,” ujarnya.

Gubernur Kalsel saat menyampaikan sambutan.

Gubernur juga mengungkapkan rasa bangga atas prestasi UNBL, baik dari para tenaga pendidik maupun mahasiswanya. Ia menilai, capaian tersebut menunjukkan bahwa universitas swasta mampu bersaing dengan perguruan tinggi negeri, dalam hal mutu dan prestasi akademik.

“Universitas Borneo Lestari telah menunjukkan mutu terbaik dan berbagai prestasi luar biasa. Ini bukti bahwa perguruan tinggi swasta pun mampu sejajar dengan universitas negeri,” tuturnya.

Muhidin berharap, keberadaan gedung rektorat baru dapat semakin memperkuat kiprah UNBL dalam melahirkan generasi muda Banua yang berdaya saing dan berintegritas.

“Semoga jumlah mahasiswa semakin bertambah, kualitas dosen terus meningkat, dan prestasi akademik makin gemilang,” harapnya.

Ketua Yayasan Borneo Lestari, Akhmad Yanie menyampaikan, pembangunan gedung rektorat ini merupakan pencapaian terbesar dalam sejarah Yayasan Borneo Lestari.

“Pembangunan Gedung Rektorat UNBL ini merupakan proyek terbesar kami. Setiap lantainya seluas 1.200 meter persegi dengan total 3.600 meter persegi. Dari sisi anggaran pun, ini menjadi pembangunan dengan perhatian khusus,” jelasnya.

Ia menambahkan, proyek tersebut mencerminkan semangat baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan fasilitas pembelajaran di UNBL.

“Kami ingin meningkatkan kualitas, baik dari sisi fasilitas maupun capaian akademik. Harapannya, gedung ini menjadi sumber inspirasi bagi dosen dan mahasiswa untuk terus berprestasi di tingkat nasional maupun internasional,” ujarnya.

Diketahui, Universitas Borneo Lestari merupakan hasil penggabungan STIKES Borneo Lestari dan Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari, yang resmi berstatus universitas melalui Keputusan Mendikbudristek Nomor 383/E/0/2022 tanggal 7 Juni 2022.

Saat ini UNBL memiliki 3 fakultas dan sepuluh program studi, dengan total 2.090 mahasiswa dan 90 dosen. Selama tahun 2025, UNBL mencatat berbagai prestasi akademik dan riset bergengsi. (SYA/RIW/EYN)

Hidupkan Literasi Banjar, Museum Lambung Mangkurat Kembali  Belajar Bersama

BANJARBARU – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Selatan, melalui UPTD Museum Lambung Mangkurat kembali menghadirkan kegiatan edukatif, bertajuk Belajar Bersama ke-4 Tahun 2025, dengan judul Belajar Membaca Huruf Arab Melayu dan Interpretasi Koleksi Naskah Kuno Ken Tambuhan.

Kegiatan yang berlangsung di Museum Lambung Mangkurat, Banjarbaru, pada Rabu (5/11) ini, diikuti mahasiswa dan dosen pendamping dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Galuh Tantri Narindra, melalui Kepala Bidang Kebudayaan, Raudati Hildayati menjelaskan, kegiatan Belajar Bersama merupakan perwujudan komitmen museum sebagai pusat edukasi publik dan pelestarian kebudayaan daerah.

“Ini memang fungsi wajib dari Museum Lambung Mangkurat, yaitu menyediakan ruang edukasi bagi masyarakat untuk mengenal jati diri dan wawasan warisan budaya kita,” ujar Hilda.

Perempuan yang sekaligus menjabat sebagai Plt Kepala Museum Lambung Mangkurat tersebut, juga mengajak generasi muda untuk menjadikan museum sebagai ruang belajar yang menyenangkan, sekaligus memperkuat rasa cinta terhadap budaya Banua.

“Ini momentum yang tepat bagi kita semua untuk menggali, merawat, dan membanggakan budaya Kalimantan Selatan. Kemajuan tidak boleh membuat kita melupakan akar budaya. Warisan budaya bukanlah masa lalu, melainkan aset berharga yang harus terus dijaga,” tambahnya.

Melalui kegiatan ini, Raudati berharap generasi muda semakin dekat dengan literasi budaya dan sejarah lokal, serta mampu menjadi penerus pelestarian nilai-nilai luhur masyarakat Banjar di tengah arus modernisasi dan perkembangan teknologi informasi.

Kegiatan Belajar Bersama kali ini menghadirkan narasumber dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dede Hidayatullah, seorang peneliti yang dikenal melalui kajian-kajiannya tentang mantra dan naskah kuno masyarakat Banjar.

Dalam sesi pembelajarannya, peserta diajak untuk mengenal aksara Arab Melayu, memahami konteks sejarah, serta menafsirkan isi naskah kuno Ken Tambuhan, sebagai bagian dari khazanah sastra klasik Kalimantan Selatan. (SYA/RIW/EYN)

Kesejahteraan Petani Kalsel Naik, Tiga Subsektor Pertanian Kalsel Catat Kenaikan NTP

BANJARBARU – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Selatan merilis data terbaru mengenai perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) di Kalimantan Selatan.

Pada Oktober 2025, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat sebesar 117,06 atau turun 0,05 persen dibanding September 2025. Penurunan ini disebabkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) yang lebih besar dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani (It).

Kepala BPS Kalsel, Mukhamad Mukhanif.

Kepala BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Mukhamad Mukhanif menjelaskan, bahwa Ib mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen, sementara It hanya naik sebesar 0,04 persen.

“Penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) pada Oktober 2025 dipengaruhi turunnya NTP di subsektor Tanaman Pangan dan Tanaman Hortikultura. Sementara tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan. Penurunan terdalam terjadi pada subsektor tanaman hortikultura, yaitu sebesar 8,92 persen,” ujar Mukhanif.

Meski mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya, NTP Kalimantan Selatan pada Oktober 2025 masih lebih tinggi 3,40 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Kondisi ini mengindikasikan, bahwa secara umum kesejahteraan petani mengalami peningkatan, karena harga produksi yang diterima petani lebih tinggi dibanding dengan kenaikan harga konsumsi, dan biaya produksinya.

Suasana penyampaian statistik BPS Kalsel.

Terdapat tiga subsektor yang mengalami kenaikan nilai NTP pada periode ini, dengan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mencatat kenaikan tertinggi sebesar 7,22 persen. Sebaliknya, subsektor Tanaman Hortikultura mengalami penurunan terdalam, yaitu 6,17 persen.

Adapun NTP tertinggi pada Oktober 2025 terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dengan nilai 149,07, sedangkan NTP terendah tercatat pada Subsektor Hortikultura dengan nilai 87,40.

Suasana penyampaian statistik BPS Kalsel.

Selain NTP, BPS juga merilis data Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) yang menunjukkan perbandingan antara Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib), dimana komponen Ib hanya mencakup Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).

“Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) merupakan rasio antara Indeks Harga yang Diterima Petani dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani. Indikator ini penting untuk melihat kemampuan petani dalam membiayai kegiatan usahanya dari hasil produksi,” tutupnya. (BDR/RIW/EYN)

Angkat Besi, Jadi Cabor Ketiga Penyumbang Medali Emas POPNAS 2025

JAKARTA – Cabang olahraga angkat besi, berhasil menambah pundi pundi medali emas untuk Provinsi Kalimantan Selatan, pada ajang Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) Tahun 2025 di Jakarta.

Pelatih angkat besi Kalsel Suyati mengatakan, atlet cabor angkat besi Muhammad Rafiq Al Bukhory, berhasil meraih medali emas pada kelas 65 kilogram putra angkatan snatch 116 kilogram, serta medali perak pada angkatan clean and jerk 135 kilogram.

“Keberhasilan ini diluar prediksi kami, karena pada POPNAS ini kami hanya meminta agar seluruh atlet angkat besi, memberikan angkatan terbaiknya,” ungkap Suyati, kepada sejumlah wartawan, Rabu (5/11).

Pengalungan medali emas kepada M Rafiq Al Bukhory.

Namun, lanjutnya, apabila para atlet berhasil mendapatkan medali, maka itu merupakan bonus, dari latihan keras yang dilakukan selama in.

“Fokus utama kami bukan pada tekanan meraih medali, melainkan proses pembinaan dan capaian terbaik setiap atlet pada saat pertandingan,” ujarnya.

Menurut Suyati, tekanan berlebihan justru berdampak negatif bagi mental atlet. Untuk itu pembinaan yang baik, disiplin latihan, serta motivasi yang kuat adalah kunci keberhasilan.

“Hasil tidak mendustai usaha, Alhamdulillah satu emas serta satu petak ini, seperti mencabut sesuban yang artinya beban kami sudah lepas,” ucapnya.

Pada pelaksanaan POPNAS Tahun 2025 di Jakarta ini, cabor angkat besi Kalsel mengirimkan 9 atlet, terdiri dari 5 atlet putra serta 4 atlet putri.

Sementara itu, atlet cabor angkat besi, peraih emas POPNAS untuk Provinsi Kalimantan Selatan,  Muhammad Rafiq Al Bukhory, ternyata bercita cita menjadi polisi.

“Saya mengucapkan rasa syukur atas raihan medali emas dan perak POPNAS Kalsel. Keberhasilan ini merupakan kerja keras yang dilakukan, serta bimbingan yang diterima dari para pelatih angkat besi Kalsel,” ungkapnya.

Pelajar kelas 3 SMA Negeri 2 Banjarmasin ini berharap, keberhasilan yang Ia raih ini dapat membawanya mencapai cita cita menjadi polisi melalui jalur prestasi.

“Saya memiliki cita cita menjadi polisi,” ucapnya.

Karena itu, Ia berharap pemerintah serta pihaknya lainnya, dapat memberikan dukungan tersebut.

“Saya berharap pemerintah dapat mendukung cita cita saya tersebut,” ujar Rafiq. (SRI/RIW/EYN)

Exit mobile version