BBTPH Kalsel Kembangkan Varietas Pisang Ratusan Anakan

BANJARBARU – Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBTPH) Provinsi Kalimantan Selatan, berhasil mengembangkan varietas pisang dengan metode khusus, sehingga umbinya dapat menghasilkan ratusan anakan pisang baru.

Proses pengembangbiakkan satu anak pisang menjadi ratusan anak pisang

Pencapaian ini menjadi salah satu terobosan penting dalam dunia pertanian hortikultura di Banua. Selama ini, ketersediaan bibit pisang unggul sering menjadi kendala bagi petani karena jumlahnya terbatas dan membutuhkan waktu lama dalam proses pembiakan alami.

Dengan adanya inovasi dari BBTPH Kalsel, persoalan tersebut dapat diatasi, karena metode baru ini memungkinkan satu indukan pisang menghasilkan banyak bibit dalam waktu lebih singkat. Inovasi ini juga diharapkan mampu mempercepat regenerasi tanaman, meningkatkan produktivitas kebun, sekaligus menjawab kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Kepala BBTPH Provinsi Kalimantan Selatan, Sigid Sarsanto menjelaskan, bahwa metode yang digunakan adalah melalui pencacahan anakan pisang, yang kemudian diperbanyak dan dijadikan sebagai umbi baru. Cara ini terbukti efektif untuk mempercepat ketersediaan bibit pisang unggul dalam jumlah banyak, sehingga dapat memenuhi kebutuhan petani di daerah.

Kepala BBTPH Provinsi Kalimantan Selatan, Sigid Sarsanto

“Teknik ini tidak hanya menekan biaya produksi bibit, tetapi juga memberikan alternatif bagi petani untuk mendapatkan varietas pisang dengan kualitas terjamin. Dengan bibit yang lebih mudah diperoleh, peluang pengembangan lahan pisang baru di Kalsel semakin terbuka lebar,” ungkap Sigid, baru – baru ini.

Inovasi ini merupakan langkah strategis untuk mendukung pengembangan hortikultura di Kalimantan Selatan, khususnya komoditas pisang yang memiliki potensi besar di pasaran.
Dimana permintaan pisang, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun industri, terus meningkat setiap tahun.

“Dengan adanya varietas yang mampu berkembang biak cepat, petani akan lebih mudah mendapatkan bibit berkualitas. Ini akan mempercepat produktivitas, sekaligus meningkatkan daya saing komoditas pisang asal Kalsel,” lanjut Sigid.

Selain itu, BBTPH Kalsel juga terus menghadirkan inovasi lain dalam penyediaan benih dan bibit hortikultura. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah daerah dalam memperkuat sektor pertanian sebagai penopang ketahanan pangan sekaligus sumber ekonomi masyarakat.

“Melalui inovasi varietas pisang dengan ratusan anakan ini, diharapkan para petani dapat memperluas areal tanam sekaligus meningkatkan nilai tambah hasil panen. Dengan begitu, pisang Kalsel berpotensi tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga menembus pasar antarprovinsi bahkan ekspor,” tutup Sigid. (MRF/RIW/RH)

Kunker di Kalsel, Gus Ipul Tekankan Kolaborasi Pilar Sosial untuk Wujudkan Program Presiden

BANJARBARU – Upaya pengentasan kemiskinan menjadi fokus utama Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), saat berdialog dengan ratusan pilar sosial di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Menurutnya, keberhasilan program Presiden hanya dapat tercapai jika dijalankan secara terpadu, terukur, dan melibatkan relawan sosial di lapangan.

Dialog Pilar-Pilar Sosial ini digelar di Ruang Serba Guna BBPPKS Banjarmasin, Selasa (23/9), dengan diikuti 393 peserta dari tujuh unsur pilar sosial. Meliputi SDM PKH, TKSK, PSM, Karang Taruna, Tagana, Pordam, dan Pendamping Rehsos, yang berasal dari lima daerah di Kalsel.

“Program Presiden harus kita tindaklanjuti di daerah. Pilar sosial sebagai jembatan Kemensos di lapangan harus mengeksekusi dengan baik, dan hasilnya akan kita ukur setiap tahun,” katanya.

Mensos RI (Baret) saat menyampaikan keterangan kepada wartawan

Gus Ipul menegaskan, Kementerian Sosial kini menjalankan tiga program prioritas yang saling terhubung. Pertama, Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) sebagai rujukan sesuai Inpres Nomor 4 Tahun 2025.

Data ini dimutakhirkan setiap tiga bulan baik melalui jalur formal (RT, RW, musyawarah desa/kelurahan, pendamping, validasi BPS) maupun partisipatif lewat aplikasi Cek Bansos.

Kedua, Sekolah Rakyat yang menjadi strategi pengentasan kemiskinan berbasis keluarga. Ketiga, bansos tepat sasaran dengan pemutakhiran data secara berkala.

“Bansos berpedoman pada DTSEN, Sekolah Rakyat juga diawali dengan DTSEN. Anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan, rumahnya dibantu, sehingga keluarga bisa benar-benar naik kelas dalam tiga sampai lima tahun ke depan,” jelasnya.

Gus Ipul menjelaskan, tujuan bansos bukan hanya memberi bantuan sementara, melainkan mendorong graduasi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) menuju kemandirian.

“Kalau satu pendamping mendampingi 10 KPM, maka setiap tahun ada 330 ribu keluarga yang naik kelas. Dari penerima bansos menjadi keluarga berdaya. Seperti pesan Presiden Prabowo, bansos sementara, berdaya selamanya,” ucapnya.

Kemensos bersama Dewan Ekonomi Nasional, juga tengah menyiapkan mekanisme digitalisasi penyaluran bansos. Uji coba telah dilakukan di Banyuwangi, dan akan diperluas secara bertahap.

“Ke depan, penyaluran bansos akan menggunakan sistem digital. Mesin yang sudah dirancang dengan baik akan memilah penerima, sehingga lebih transparan dan akuntabel,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Kalimantan Selatan Muhidin dalam sambutan yang dibacakan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kalsel, Ariadi Noor, menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Menteri Sosial.

“Kita sangat bersyukur bisa bertemu langsung dengan Bapak Gus Ipul. Lebih istimewa lagi, beliau menyempatkan diri berdialog dengan pilar-pilar sosial di Kalsel. Ini bukan sekadar bentuk perhatian, tetapi juga penghormatan beliau terhadap pilar sosial yang selalu aktif mendukung kesejahteraan masyarakat,” tuturnya. (SYA/RIW/RH)

BSEF Harjad ke-499 Kota Banjarmasin, Kompetisi Bahasa Inggris Pelajar Terbesar di Banua

BANJARMASIN – Masih dalam semarak Hari Jadi ke-499 Kota Banjarmasin, Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin berkolaborasi dengan LearningRoom, menggelar Banjarmasin Student English Fest (BSEF) 2025. Babak akhir BSEF 2025 ini, berlangsung disalah satu hotel,l berbintang, Selasa (23/9).

Wali Kota Banjarmasin Muhammad Yamin menutup langsung rangkaian kegiatan, sekaligus membuka ajang Grand Final yang turut dihadiri Direktur PT 8 Elements, Joerg Tente, Head of Business Operations LearningRoom, Avinda Akil, Plt Kepala Disdik Banjarmasin, Ryan Utama, beserta guru-guru pendamping dari sekolah se-kota Banjarmasin.

Wali Kota Yamin, menyambut baik penyelenggaran BESF 2025 sebagai kompetisi Bahasa Inggris pelajar terbesar se-Kalimantan Selatan, yang menguji kemampuan siswa-siswi Banjarmasin berbahasa Inggris, dari berbagai jenjang pendidikan.

Hal ini, ujarnya, sejalan dengan visi Banjarmasin Maju Sejahtera yang menginginkan terciptanya generasi penerus yang handal, sehat, cerdas dan berkarakter.

“Saya yakin dan percaya anak-anak kita ini mampu untuk berkembang dalam kemampuan bahasa asing dan pengetahuannya. Kita ingin mereka ini siap untuk mempromosikan budaya lokal melalui bahasa Inggris,” ucap Yamin.

Yang lebih menariknya lagi, disampaikan bahwa, kompetisi yang melibatkan setidaknya sekitar 5 ribu pelajar SD hingga SMA di Kota Banjarmasin tersebut, tidak menggunakan sepeserpun dana APBD Kota Banjarmasin.

“Jadi saya kira antusiasmenya sangat luar biasa. Kita sangat mengapresiasi, inilah harapan kita dengan menggalakkan program bahasa asing atau bahasa Inggris di kalangan pelajar,” ungkap Yamin.

Apresiasi setinggi-tingginya, lanjutnya, kepada guru-guru dan para mitra yang telah mendukung penuh kegiatan ini. Sehingga semua berjalan lancar, murni tanpa dana APBD yang dikucurkan.

“Yang pasti semua ini kita lakukan agar sektor pendidikan di kota Banjarmasin itu dapat berkemajuan,” jelas Yamin.

Sementara itu, Plt Kadisdik Banjarmasin Ryan Utama mengatakan, bahwa event ini merupakan wujud dari Gawi Sabumi menuju Banjarmasin Maju Sejahtera, yang menyentuh seluruh aspek tak terkecuali di sektor pendidikan.

Ia menyebut, seluruh pelaksanaan kompetisi Banjarmasin English Student disokong penuh melalui berbagai skema kolaborasi dari beberapa lembaga, institusi hingga komunitas terkait yang membuat semangat Gawi Sabumi benar-benar hadir di tengah masyarakat.

“Sebagai bagian dari efisiensi sebagaimana arahan pusat dan juga arahan Pak Wali Kota Banjarmasin, pembiayaan untuk kegiatan ini melalui APBD itu nol rupiah. Adapun seluruhnya didukung penuh berbagai pihak, mulai dari LearningRoom by PT 8 Elements, Bank Indonesia perwakilan Kalsel, kemitraan GoJek Indonesia Banjarmasin dan partnership lainnya,” ungkap Ryan Utama.

Dirinya menuturkan, terdapat tiga kategori lomba yang dipertandingkan meliputi Cerdas Cermat, Karya Kreatif serta English Debate Competition. Melalui kompetisi ini, Kadisdik berharap, kreativitas pelajar dan kemajuan pendidikan di Kota Banjarmasin itu benar-benar dapat terwujud.

“Semoga student english fest ini bisa jadi simbol harapan bagi anak muda kita di Banjarmasin,” tutup Ryan.

Disisi lain, sebagai sponsor dan mitra utama kegiatan, Direktur PT 8 Elements, Joerg Tente dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Wali Kota Banjarmasin beserta seluruh pihak yang telah menyukseskan penyelenggaran BSEF 2025, dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-499 Kota Banjarmasin.

“Pertama saya sangat tersanjung dengan sambutan yang luar biasa, khususnya ketika lagu kebangsaan bergema. Ini jadi momen berharga bagi pelajar yang ingin sekolah – sekolah di sini bisa naik kelas,” ucap Joerg Tente.

Di momen spesial HUT Kota Banjarmasin, begitu banyak partisipan yang ikut, ada sebanyak 5.000 pelajar.

“Ini harus kita rayakan dan kita apresiasi,” ucapnya.

Pihaknya berharap ini dapat meningkatkan semangat dan kemampuan anak-anak di Banjarmasin dalam berbahasa inggris.

Pada kesempatan yang sama, juga dilaksanakan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kota Banjarmasin dengan LearningRoom by PT 8 Elements, berkaitan dengan kerja sama transformasi pendidikan untuk mendukung penub keberlanjutan program bahasa Inggris bagi sekolah-sekolah di Banjarmasin. (ADV-SRI/RIW/RH)

Gelar Workshop P3SPS, KPID Kalsel Ajak Lembaga Penyiaran Perkuat Regulasi di Era Digitalisasi

BANJARBARU – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Selatan, menggelar Workshop Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS), bersama seluruh perwakilan lembaga penyiaran di Kalsel.

Foto bersama saat workshop P3SPS KPID Kalsel di Banjarbaru

Kegiatan bertema “Siaran Cerdas, Konten Berkualitas” ini, berlangsung di Aula Diskominfo Kalsel, Banjarbaru, Selasa (23/9).

Ketua KPID Kalsel, Muhammad Leoni Hermawan menyampaikan, workshop ini bertujuan memperdalam pemahaman mengenai Peraturan KPI Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Perilaku Penyiaran.

Menurutnya, di tengah arus digitalisasi dan fenomena post-truth, penyiaran yang sehat, berimbang, dan mendidik harus tetap dijaga.

“Kami ingin agar media konvensional tetap menjadi pilihan utama masyarakat, sebagai media yang kredibel dan memiliki tanggung jawab,” katanya.

Workshop ini juga mendapat perhatian dari DPRD Kalsel. Sekretaris Komisi I DPRD Kalsel, Ilham Noor menilai, penyiaran di daerah membutuhkan dasar hukum yang kuat agar pengawasan dapat lebih terarah.

“Alhamdulillah, workshop hari ini sangat luar biasa. Kita banyak berdiskusi tentang masa depan penyiaran di Kalsel. Ke depan, perlu ada payung hukum agar KPID bisa mengawasi semua penyiaran, termasuk platform digital. Jika KPID memerlukan Raperda, DPRD siap membahasnya bersama,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kemitraan Komunikasi dan Hubungan Media Diskominfo Kalsel, Erlinda Puspita Ningrum, mengingatkan pentingnya adaptasi di era digital.

Menurutnya, meskipun regulasi penyiaran telah ada, namun masih terdapat celah yang perlu diperkuat agar tidak mengurangi kualitas siaran.

“Transformasi digital harus segera diantisipasi. Pemerintah siap berkolaborasi dan memfasilitasi lembaga penyiaran agar tetap bertahan dan relevan. Mari kita cari solusi bersama agar dunia penyiaran di Kalsel tetap eksis dan berkualitas,” jelasnya.

Workshop ini menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Evi Rizqi Monarshi dari Komisioner KPI Pusat, serta jajaran Komisioner KPID Kalsel. (SYA/RIW/RH)

DPRD Kalsel Dorong Regulasi Konten Digital, Ilham Noor: Media Sosial Butuh Pengawasan Khusus

BANJARBARU – Dunia penyiaran kini tidak lagi terbatas pada televisi dan radio. Fenomena ini menjadi perhatian serius bagi DPRD Kalimantan Selatan.

Dalam Workshop Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang diselenggarakan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalsel, Sekretaris Komisi I Ilham Noor, yang mewakili Ketua Komisi I Rais Ruhayat, menyoroti pentingnya pengawasan terhadap konten digital.

Suasana Workshop Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang diselenggarakan KPID Kalsel

Acara yang berlangsung di Aula Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalsel pada Selasa (23/9) in, bertujuan memperkuat peran media konvensional di tengah pesatnya digitalisasi. Namun, Ilham Noor menekankan bahwa perluasan ranah penyiaran ke platform digital membutuhkan perhatian khusus.

Sekretaris Komisi I DPRD Kalsel, Ilham Noor (ditengah)

“DPRD Kalsel berharap ada payung hukum yang bisa menjangkau dan mengawasi konten – konten media sosial agar tidak menyebarkan hal-hal negatif, khususnya di kalangan generasi muda,” ujarnya.

Lebih lanjut, dalam sesi diskusi, Ilham Noor juga menyoroti tantangan pengawasan terhadap konten di media sosial. Platform digital kini menjadi ranah penyiaran baru. DPRD Kalsel berharap ada regulasi yang dapat menjangkau dan mengawasi konten-konten ini agar tidak menyebarkan hal-hal negatif, terutama kepada anak-anak dan remaja.

Pihaknya mengapresiasi upaya KPID dalam menyelenggarakan workshop ini, yang menurutnya sangat relevan dengan dinamika media saat ini.

“DPRD melalui Komisi I siap berkolaborasi dengan KPID dan Diskominfo untuk mendorong literasi media di masyarakat,” tambahnya.

Pernyataan Ilham Noor sejalan dengan visi Ketua KPID Kalsel, Muhammad Leoni Hermawan, yang berupaya menjadikan media konvensional sebagai sumber informasi terpercaya.

“Kami ingin agar media konvensional tetap menjadi pilihan utama masyarakat, sebagai media yang kredibel dan memiliki tanggung jawab,” pungkasnya. (ADV-NHF/RIW/RH)

Exit mobile version