Peringati HUT ke-75 Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan, Paman Birin Hadiahi Umroh Empat Peserta Kirab Ontel
2 min readBANJARMASIN – Kirab sepeda ontel kembali mewarnai peringatan HUT ke-75 Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan, yang dilaksanakan pemerintah provinsi Kalimantan Selatan pada Rabu (15/5). Kirab puluhan sepeda tua ini, dilepas langsung Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor dari halaman gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin.
Sebelum melepas peserta kirab, Paman Birin (sapaan khas Gubernur Kalsel) mengapresiasi kesetiaan para onthelis dalam memeriahkan HUT Tentara ALRI Pertahanan Kalimantan setiap tahunnya. Yakni dengan bersepeda dari Banjarmasin sampai kilometer 20 Liang Anggang, atau Makam Pahlawan Nasional Brigjen Hasan Basri.
Peringatan HUT Tentara ALRI Pertahanan Kalimantan, menurut Paman Birin, adalah sebuah harga yang tidak ternilai bagi rakyat Kalsel. Karena momen itulah, saat ini masyarakat Kalsel dapat bernapas lega di alam kemerdekaan.
“Maka dari itu rakyat Banua patut bersyukur bisa hidup dalam kedamaian. Oleh karena itu, Jas Merah, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah,” tegas Paman Birin.
Sementara itu, Praptono Zakaria, dari Komunitas Sepeda Tua Indonesia, mengaku bangga dan senang mengikuti kirab memeriahkan HUT Tentara ALRI Pertahanan Kalimantan.
Menurutnya, kirab sebagai upaya menggaungkan perjuangan kepada generasi muda saat ini, untuk bersama-sama membangun Banua.
“Kirab ini salah satu wujud untuk selalu mengingat jasa-jasa para pejuang, khususnya Tentara ALRI Pertahanan Kalimantan,” katanya.
Tidak tanggung – tanggung, kirab sepeda ontel ini sudah berlangsung sejak 2009, dan Paman Birin selalu mengikuti kirab ini sejak 2018.
Sebagai bentuk penghargaan dan apresiasinya kepada para onthelis, Paman Birin memberikan hadiah umroh bagi empat orang yang tiba di garis finis di Liang Anggang.
Sebagai informasi, Proklamasi 17 Mei 1949 merupakan sejarah penting bagi rakyat Kalsel, karena dalam proklamasi Itulah, muncul pernyataan dan penegasan kepada rakyat dan dunia, bahwa gerilya ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan benar-benar ada, dan mempunyai kekuatan. Bahkan eksistensinya mampu menyusun pemerintahan dalam wilayah RI, walau pun saat itu tanah Kalimantan masih diduduki penjajah.
Sejarah Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dimulai pada Januari 1949 dengan membuat gerakan gerilya untuk mendapatkan dukungan dari rakyat di desa-desa dan pedalaman Hulu Sungai yang dikenal dengan sebutan Banua Lima.
Aksi gerilya serupa juga dilakukan di Banjarmasin dan Martapura yang melibatkan semua pegawai pemerintah, buruh, perawat, sampai pembantu rumah tangga mengadakan gerakan mogok kerja, bahkan langsung bergabung dengan pasukan gerilya untuk mengambil kendali pos-pos militer belanda di setiap distrik yang dikuasai pihak Belanda.
Hingga pada 2 September 1949, diadakan penghentian permusuhan yang dihadiri pihak Republik Indonesia, pihak Belanda, pihak Negara Australia sebagai Komisi III Negara dan perwakilan dari Divisi IV yang meresmikan ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan menjadi bagian resmi dari Angkatan Perang Republik Indonesia. (RIW/RDM/RH)