10 Desember 2024

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

Keluhan Petani Karet Tanbu, Dapat Respon Nyata Dari Paman Yani Saat Reses

2 min read

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi saat menjaring aspirasi masyarakat

Tanah Bumbu – Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi, merespon keinginan masyarakat untuk mengubah pola perkebunan mereka dari karet menjadi sawit.

Keinginan tersebut didasari harga karet yang menurun kian tahun. Ditambah produktivitas karet kurang maksimal akibat diserang Jamur Akar Putih (JAP).

Akibat lain dari infeksi patogen itu adalah secara ekonomis, yaitu memerlukan biaya yang tinggi dalam pengendaliannya.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi (dua kiri) saat menyerahkan bingkisan kepada salah seorang warga

“Sehingga kami hari ini ingin memfasilitasi keinginan dari masyarakat kami di Karang Bintang dan sekitarnya untuk bagaimana caranya memformulasikan apakah ada cara dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut,” ujar Yani Helmi saat menjaring aspirasi masyarakat (reses), di Kecamatan Karang Bintang, Senin (22/1).

Terkait perkebunan sawit, lanjut wakil rakyat akrab disapa Paman Yani, jika karet memang tidak bisa lagi menopang kehidupan masyarakat, solusi agar perekonomian tetap stabil yakni melalui konversi karet ke sawit.

“Makanya ini disampaikan kepada kami dan kebetulan kami juga bersama Disbunnak Kalsel datang untuk mencari tau apa yang sebenarnya menjadi persoalan,” tutur Paman Yani.

Paman Yani menyayangkan reses kali ini tidak dihadiri oleh Pemkab setempat. Padahal perlu kolaborasi yang “cantik” antara pemerintah kabupaten dan provinsi.

“Kita sebagai orang yang menginisiasi dan mendorong supaya persoalan bisa diselesaikan. Keinginan masyarakat simpel saja, bagaimana caranya agar ekonomi tetap stabil. Sehingga masyarakat kami tidak tertinggal perekonomian dengan daerah lain,” tutup Paman Yani.

Foto bersama Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi serta para petani karet di Kecamatan Karang Bintang

Sementara itu, Camat Karang Bintang, Syafrudin mengatakan, usia produktif karet hanya berkisar 30 tahun.

Selain itu, disebutkannya, beberapa petani karet mengeluhkan penjualan yang sudah tidak menguntungkan sejak beberapa tahun terakhir.

“Sehingga bisa dibilang sudah kadaluarsa, jadi harapan kami ada konversi menjadi tanaman sawit,” ungkapnya.

Syafrudin juga menginginkan, agar pemerintah bisa membantu dalam hal pemeliharaan selama proses tanam.

“Kami berharap untuk penggarapan lahan. Untuk menopang kehidupan selama kurang lebih empat tahun,” tutupnya.(SYA/RDM/APR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.