Banjir Menahun di Banjarbaru, Evaluasi Pemko Temukan Penyebab dan Matangkan Penanggulangan
2 min read
BANJARBARU – Penyempitan sungai hingga keberadaan pemukiman warga yang masih bertahan di kawasan bantaran sungai, disinyalir menjadi faktor terjadinya banjir di Kota Banjarbaru pada Rabu (22/2) malam. Meskipun di tahun ini wilayah terdampak telah berhasil diminimalisir, persoalan banjir yang terus berulang dari tahun ke tahun menuntut Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru melakukan evaluasi penanggulangan yang lebih maksimal.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Banjarbaru Eka Yuliesda, melalui Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, Adi Maulana menyampaikan, untuk penyebab utama banjir tak lain ialah curah hujan tinggi sejak sore kemarin. Hal ini mengakibatkan sungai maupun drainase telah melebihi kapasitas daya tampung.
“Pada intinya curah hujan tinggi menjadi faktor utama,” kata Adi.
Adi menambahkan, peristiwa banjir tadi malam telah mengalami penurunan jika di bandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Secara waktu, kondisi air sudah sangat cepat surut dan dampak di wilayah pun sudah semakin mengecil.
“Pemko Banjarbaru memberikan upaya penanggulangan agar banjir ini berkurang. Kita tetap akan evaluasi untuk penanganan yang lebih maksimal,” lanjut Adi.
Untuk diketahui, sebanyak 1.528 jiwa terdampak banjir pada Rabu malam (22/2) dengan cakupan tiga kecamatan yang menjadi langganan banjir di Banjarbaru. Daerah lainnya yang menjadi langganan banjir ialah kecamatan Cempaka, kondisi saat ini bahkan menunjukan pemukiman warga yang lokasinya hampir berada di atas sungai. Ditambah lagi permasalahan di daerah hulu dan hilir di wilayah Cempaka. Sehingga Pemko Banjarbaru melalui Dinas PUPR Kota Banjarbaru akan memulai dengan peluasan Embung Cempaka yang ada saat ini untuk penanganan banjir di area Cempaka.

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Banjarbaru, Subrianto menyampaikan, kondisi sungai Kemuning apabila telah meluap akan selalu berdampak pada kawasan pemukiman warga yang berlokasi di area bawah siring sungai Kemuning. Upaya merelokasi kawasan pemukiman tersebut belum menemukan titik terang, membuat Pemko Banjarbaru memilih rencana baru dan akan segera direalisasikan tahun ini.
“Opsi lainnya secara inisiatif warga di bantaran Sungai kemuning mereka meninggikan bangunan rumahnya. Namun demikian tahun ini kita sudah merencanakan penanganan di sana, yaitu pemasangan pintu kleb otomatis dan pompa air,” ucap Subrianto.
Adapun pemasangan pintu kleb otomatis ini bertujuan untuk menahan masuknya air ke area pemukiman warga. Sedangkan untuk pompa air di sungai Kemuning rencananya Dinas PUPR akan bekerja sama dengan BPDP terkait pengadaannya. Opsi lainnya untuk penanganan banjir yang juga sedang dikaji ialah mengganti pagar yang di sepanjang siring sungai Kemuning dengan beton. Hal ini sebagai langkah alternatif menambah ketinggian tampungan air sungai Kemuning. (RILIS/MRF/NRH/RH)