2 Mei 2024

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

Kembangkan Basis Inklusi Sosial, Dispersip Kalsel dan Dispersip Banjar Gelar Pelatihan Arguci

2 min read

BANJAR – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali melaksanakan program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di Kabupaten Banjar. Tema pada kegiatan ini disesuaikan dengan potensi wilayah pelaksana kegiatan, kali ini mengangkat tema “Pelatihan sulam Arguci Budaya Terjaga Masyarakat Sejahtera di Kabupaten Banjar”. Acara ini dibuka langsung oleh Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie yang diwakili Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan Perpustakaan, Wildan Ahyar, Senin (20/2) kemarin.

Suasana Pelatihan Sulam Arguci

Dalam sambutannya, Wildan mengatakan bahwa pelatihan ini adalah kegiatan Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang kedua dari lima kegiatan di tahun 2023 yang pelaksanaannya memang ditempatkan di kabupaten/kota di Kalsel.

“Kegiatan adalah bagian dari kolaborasi dalam penguatan sinergi mencapai suatu tujuan bersama untuk mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat”, katanya.

Sementara, Kepala Bidang Perpustakaan Dispersip Kabupaten Banjar, Noor Aida mengucapkan terimakasih atas kepercayaan Dispersip Kalsel untuk melaksanakan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial. Menurutnya, kegiatan ini diikuti sekitar 50 peserta dari berbagai kalangan.

“Peserta kegiatan ini berasal dari PKK Kabupaten, PKK Kecamatan, Ikatan Adhyaksa Dharmakarini (IAD) Kabupaten Banjar, serta para pengelolaan perpustakaan desa di Kabupaten Banjar,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Pengrajin Sulam Arguci dari Pasayangan Kabupaten Banjar, yang juga merupakan Binaan dari Disperindag Kabupaten Banjar, Yuliati menjelaskan Sulam Arguci merupakan salah satu kerajinan tangan bahari (tua/lama) khas Banua Banjar yang telah populer sejak ratusan tahun silam.

“Menurut kisah dalam budaya tutur masyarakat Banjar yang secara turun-temurun terus dijaga, konon arguci merupakan simbol kemewahan pembesar kesultanan Banjar dan para pagustian (bangsawan/keluarga kerajaan)”, jelasnya.

Yuliati menambahkan bahwa pada kejayaan kesultanan Banjar, keindahan Sulam Arguci yang rata-rata dikerjakan oleh anak perempuan dan ibu-ibu rumah tangga ini telah menghias baju-baju kebesaran yang dipakai oleh raja-raja Banjar.

“Selain juga mempercantik dinding-dinding istana, bahkan sampai ranjang para sultan juga tidak luput dari sentuhan arguci dengan motif beragam yang umumnya mempunyai pakem yang melekat,” terangnya.

Setelah menyampaikan materi singkat tentang Sulam Arguci, Yuli langsung membagi peserta menjadi 5 Kelompok yang beranggotakan 10 peserta, masing-masing peserta dipersilahkan membuat pola kedaerahan seperti Pola Rumah Banjar Bubungan Tinggi, Tulisan Allah Muhammad, dan Pola batu permata (Intan) serta pola lain yang diinginkan peserta.

Melihat hasil Sulaman Arguci yang sangat indah ini dari peserta pelatihan, membuat kebanggaan tersendiri Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani. Ia berharap keterampilan yang didapat dapat bermanfaat untuk para peserta untuk meningkatkan perekonomian keluarga.

“Ini salah satu maksud tranformasi. Perpustakaan tidak hanya tempat membaca dan meminjam buku, namun juga untuk mengembangkan keterampilan untuk menunjang kesejahteraan,” katanya.

Ditambahkan Nurliani, program yang berasal dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ini bertujuan memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga kemampuan literasi menguat, yang berujung pada peningkatan kreativitas masyarakat. (HUMASDISPERSIPKALSEL-NRH/RDM/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.