DPRD Banjarmasin : Masih Ada Jembatan Titian Kurang Layak di Kota Ini

BANJARMASIN – Kalangan legislatif menilai, saat ini masih ada jembatan titian dinilai kurang layak

Kepada Abdi Persada FM, Sekretaris Komisi III DPRD Banjarmasin, Taufik Husin, pada Selasa (27/12) menjelaskan, saat ini banyak terdapat jembatan titian di wilayah Alalak, Kecamatan Banjarmasin Utara kondisinya dinilai kurang layak, sehingga harus segera diperbaiki, karena merupakan jembatan kecil, sebagai penghubung yang cukup panjang dan hanya bisa dilalui pejalan kaki atau kendaraan roda dua antar satu rumah ke rumah lain.

“Kami ingin jembatan titian dapat prioritas diperbaiki,” pintanya

Taufik menjelaskan, jembatan titian itu kebanyakan sudah berusia belasan tahun, dan kondisi lantainya lapuk karena dari kayu ulin, maka perlu dilakukan renovasi total, untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sekitar.

“Pembangunan infrastruktur yang dilakukan masih belum optimal untuk di pinggir kota,” katanya.

Lebih lanjut Taufik menambahkan, aspirasi warga ini akan terus diperjuangkan, karena sangat penting sebagai akses utama, bagi pemukiman padat penduduk yang berada di atas bantaran Sungai, sehingga kalau tidak layak,tentu sangat membahayakan bagi penggunanya yang melintas di jembatan titian tersebut.

“Jembatan titian itu merupakan akses jalan cukup vital, karena dimanfaatkan warga dalam kegiatan sehari-hari,” tutupnya. (NHF/RDM/RH)

Dispersip Kalsel Serahkan Hibah Buku Perpusnas RI Kepada Tiga Komunitas Literasi

BANJARMASIN – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terus mendorong peningkatkan minat baca masyarakat, salah satunya dengan memberikan bantuan buku.

Melalui Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia, pihaknya menyerahkan ratusan eksemplar buku kepada tiga komunitas, yaitu Arkalitera, Kampung Buku Banjarmasin, dan Pojok Baca Polairud.

Pendiri Kampung Buku Banjarmasin Hajriansyah, menyampaikan terima kasih atas hibah buku ini untuk menunjang perpustakaan miliknya.

“Terima kasih pada Perpusnas. Kami memang mengajukan permohonan buku ini kepada Dispersip Kalsel beberapa waktu lalu, hingga langsung dimintakan pada Perpusnas oleh Kepala Dispersip Kalsel Hj. Nurliani Dardie,” ungkapnya melalui siaran pers Dispersip Kalsel, Selasa (27/12).

Hajri pun berkomitmen untuk ikut membantu peningkatan akses baca dan memajukan literasi di Kalsel, lewat Kampung Buku Banjarmasin yang didirikannya sejak 2018.

“Ini bakal menambah akses bacaan baru bagi kalangan pengunjung Kampung Buku, semoga memberi semangat baru,” harapnya.

Sementara itu, pengurus Arkalitera Musa Bastara, juga mengucapkan terima kasih atas pemberian hibah ini.

Penyerahan Hibah Buku Perpusnas RI melalui Dispersip Kalsel kepada Komunitas Literasi

“Selanjutnya bakal kami buktikan, bahwa buku itu berguna dalam menunjang kegiatan dari komunitas Arkalitera,” pungkasnya. (HUMASDISPERSIPKALSEL-NRH/RDM/RH)

Paman Birin Raih Citrawicaksana Perfilman Daerah Usmar Ismail Award 2022

JAKARTA – Gubernur Kalimantan Selatan dianugerahi Penghargaan Citrawicaksana Perfilman Daerah pada Usmar Ismail Award 2022.

Penghargaan ini diterima Paman Birin yang diserahkan oleh Ketua Badan Perfilman Indonesia (BFI) Gunawan Paggaru, di Gedung Perfilman Usmar Ismail Jakarta, pada Senin (26/12) malam.

Paman Birin dinobatkan sebagai salah satu tokoh penerima Anugerah Usmar Ismail Awards 2022, atas jasanya dalam memajukan perfilman daerah di Kalimantan Selatan.

Usmar Ismail Awards sendiri merupakan penghargaan bagi insan perfilman atau para tokoh yang dinilai berjasa dalam memajukan karya karya seni dan budaya di bidang perfilman nasional.

Perlu diketahui, Paman Birin telah mengagas berbagai film kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan. Mulai Film Perjuangan Pangeran Antasari dan Film Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Matahari dari Bumi Banjar

Suasana nonton bersama film Arsyad Al-Banjari

Pada film Syekh Muhammad Al Banjari yang mengisahkan sejarah hidup ulama legendaris Banua, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, yang juga dikenal dengan julukan Datu Kalampayan ini, Paman Birin ikut tampil sebagai cameo atau bintang tamu di pertengahan film berdurasi sekitar dua jam tersebut.

Paman Birin memerankan karakter bernama Khalifah Sahbirin, tokoh yang mengenalkan sosok Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari pada warga desa.

Gubernur Kalsel saat memberikan sambutan

“Alhamdulillah. Kami sampaikan ucapan terima kasih untuk Yayasan Usmar Ismail, Badan Perfilman Indonesia dan seluruh pihak yang telah menganugerahkan penghargaan ini kepada saya,” ucap Paman Birin usai menerima penghargaan.

Penghargaan ini, kata Paman Birin, dipersembahkan untuk seluruh masyarakat Kalsel, terutama para generasi muda dan para penggiat seni.

Di hadapan insan perfilman, Paman Birin juga mengungkapkan, sosok Datu Kalampayan telah melahirkan warisan ilmu untuk dunia terlebih akhirat.

“Dengan diputarnya film Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di sini, mudah-mudahan memicu datu kita agar disematkan gelar pahlawan nasional,” harap Paman Birin.

Diketahui, pemerintah daerah masih memperjuangkan usulan gelar pahlawan nasional untuk Datu Kalampayan.

Pada pemutaran film ini, turut menyaksikan bersama Paman Birin, adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel Muhammadun, Ketua Badan Perfilman Indonesia Gunawan Paggaru, Staf Khusus Gubernur Achmad Maulana beserta insan pers nasional.

Ketua Badan Perfilman Indonesia Gunawan Paggaru memuji Kalsel yang telah membuat deretan film bertemakan sejarah tokoh Banua, dimulai dari Pangeran Antasari (2018), Demang Leman (2019), Kaminting Pidakan (2022), serta baru-baru ini Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (2022).

“Semoga Kalsel tidak berhenti melahirkan karya-karya film yang berkualitas,” harapnya.

Pemutaran film Datu Kalampayan ini dilakukan dalam dua sesi, yakni pukul 15.00 WIB dan 20.00 WIB, terbuka untuk umum.

Antusiasme masyarakat dalam menikmati film daerah terlihat dari banyaknya bangku yang terisi. (BIROADPIM-RIW/RDM/RH)

Masuk 54 Instansi Pengutamaan Bahasa, Diskominfo Kalsel Terima Penghargaan

BANJARBARU – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) provinsi Kalsel satu dari 54 lembaga/instansi di seluruh provinsi ini yang berhasil menerima penghargaan dari Balai Bahasa.

Kadis Kominfo Kalsel saat menerima kunjungan dari Balai Bahasa Provinsi Kalsel

Kepala Diskominfo Kalsel, Muhamad Muslim, bersyukur atas penghargaan yang diberikan oleh Balai Bahasa Provinsi. Dengan harapan, instansi ini terus meningkatkan prestasinya agar kedepan bisa memberikan contoh bahasa yang baik.

Kadis Kominfo Kalsel, Muhamad Muslim, saat menerima penghargaan dari Balai Bahasa Provinsi

“Dengan adanya penghargaan yang kami terima ini bisa meningkatkan prestasi lebih baik lagi, terlebih dalam penggunaan bahasa Indonesia,” ujarnya kepada Abdi Persada FM, Selasa (27/12) usai menerima penghargaan.

Ia berharap, dengan adanya ini bisa mengaplikasikan bahasa secara luas yang benar agar dapat mengedukasi secara baik.

“Sekali lagi terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami,” ucapnya.

Sementara itu, Widya Bahasa pada Balai Bahasa Kalsel, Musdalifah, menuturkan, penilaian yang selama tiga tahun berturut-turut itu merupakan hasil dari sejumlah rangkaian program nasional. Kebetulan, Diskominfo Kalsel terpilih karena telah memenuhi standar kaidah bahasa penulisan.

“Kami juga meminta data baik itu surat dinas, kemudian wajah bahasa seperti papan nama dan tulisan di instansinya,” ungkapnya.

Sehingga, Instansi ini wajar menerima penghargaan kategori kegiatan pengutamaan bahasa negara yang sebelumnya telah mendapat pendampingan dari pihak Balai Bahasa Provinsi Kalsel.

“Pada 2024, nanti ada finalnya. Disana akan pemberian peringkat ke instansi mana yang layak mendapatkan penghargaan tertinggi berdasarkan nilai kebahasaannya,” bebernya.

Dari 54 instansi/lembaga di Kalsel, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi dan Setdaprov Kalsel juga turut andil dalam penganugerahan tersebut. (RHS/RDM/RH)

Exit mobile version