Wujudkan Generasi Milenial Berbudaya, Muslam Kalsel Gelar Debat Permuseuman
2 min readBANJARBARU – 24 pelajar dari 8 SMA sederajat di Kalimantan Selatan (Kalsel) mengikuti lomba debat permuseuman di Museum Lambung Mangkurat Kalsel, sejak Rabu (16/11).
Berbeda dibanding tahun 2021 lalu, perlombaan kali ini seluruhnya dilaksanakan secara tatap muka. Total hadiah yang diperebutkan pada perlombaan sebesar Rp27 juta.
Kepala Museum Lambung Mangkurat Kalsel, Taufik Akbar mengatakan, sejak dibukanya pendaftaran pada 17 Oktober lalu, ada 24 sekolah yang berpartisipasi pada kegiatan ini. Tetapi setelah dilakukan seleksi, hanya ada 8 sekolah yang berhasil lolos mengikuti perlombaan secara tatap muka.
“Awalnya ada 24 sekolah, tetapi kita batasi. Jadi kemarin kita seleksi dulu, dan akhirnya ketemulah 8 sekolah terbaik yang berlomba disini,” ucapnya, Kamis (17/11).
Dengan mengangkat tema “Generasi Milenial Kalimantan Selatan Yang Berbudaya”, Akbar berharap lomba ini dapat lebih membuka pola pikir peserta untuk kemajuan bangsa tanpa melupakan nilai-nilai kebudayaan terutama yang ada di Kalsel.
“Kita ingin kaum milenial atau generasi muda kita tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat Kalsel menjadi lebih maju,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Darmanto mengungkapkan, ada beberapa aspek yang menjadi penilaian pada perlombaan, mulai dari penguasaan topik (mosi) hingga keterampilan dalam berbicara.
“Setiap grup terdiri dari 3 pelajar perwakilan sekolahnya. Nanti mereka dikelompokkan menjadi grup Pro dan Kontra. Lalu akan diberi mosi oleh juri tentang budaya. Mulai dari budaya nasional hingga mengerucut ke tingkat lokal,” jelasnya.
Adapun dalam perlombaan kali ini, Museum Lambung Mangkurat Kalsel mendatangkan dewan juri dari Balai Bahasa Kalsel, Lembaga Budaya Banjar (LBB), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Darmanto mengaku perlombaan debat antar SMA yang membahas tentang kebudayaan ini hanya dilakukan oleh Museum Lambung Mangkurat Kalsel. Padahal menurutnya, debat seperti ini seharusnya patut dilaksanakan hingga tingkat nasional untuk meningkatkan wawasan pelajar terutama terkait permuseuman.
“Kita harap museum ataupun lembaga lain dapat berafiliasi dengan kita untuk menyelenggarakan kegiatan ini di level nasional,” harapnya. (SYA/RIW/RH)