6 November 2024

LPPL Radio Abdi Persada 104,7 FM

Bergerak Untuk Banua

Siswa SMAN 1 Pamukan Selatan Kotabaru Masih Rasakan Ruang Kelas Beratap Terpal

3 min read

Kondisi ruang kelas Lokasi II SMA N Pamsel Kotabaru yang beratapkan terpal

KOTABARU – Lokasi II Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Pamukan Selatan, di Desa Gunung Calang, Kabupaten Kotabaru, kondisinya memprihatinkan. Bahkan bangunannya dianggap tak layak untuk standar belajar.

Dua ruang kelas yang perlu mendapat perhatian ini merupakan hasil dana swadaya dari masyarakat Desa Gunung Calang dan Guru setempat.

Hal tersebut diketahui, saat Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi bertandang langsung ke sekolah itu setelah melakukan kegiatan menjaring aspirasi (reses), Selasa (18/10) sore, bersama jajaran Pemprov Kalsel.

Paman Yani saat dikonfirmasi awak media soal sarana prasarana usai memantau Lokasi II SMA Negeri 1 Pamukan Selatan Kotabaru

Sembari mata berkaca-kaca, dirinya menyatakan kekecewaannya atas kondisi tersebut. Meski tak bisa menyalahkan SKPD pengampunya, namun, idealnya, Lokasi II SMA Negeri 1 Pamukan Selatan bisa mendapat bantuan yang layak agar proses belajar mengajar bisa lebih nyaman.

“Kalau ditanya, tentu saya kecewa. Mau bagaimana lagi kondisinya terlihat seperti ini. Harus dibawa ke mana dunia pendidikan. Jujur, kalau saya di posisi bersekolah dengan keadaan seperti ini membuat hati sangat sedih,” cetusnya.

Mirisnya lagi, satuan pendidikan yang merupakan cabang induk SMA Negeri 1 Pamukan Selatan di Desa Tanjung Semalantakan Kotabaru ini hanya beratapkan terpal, beralas semen, kursi dan meja kayu seadanya. Terlebih, pengadaan dua kelas baru merupakan hasil bantuan swadaya guru dan keikhlasan dari warga setempat.

“Yang jelas saya malu. Apakah ini sudah terinformasi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel atau tidak? kayanya belum. Tapi, saya tidak mau menyalahkan. Namun, sudah dilihat sendiri kan kondisi miris itu,” tegas legislatif DPRD Kalsel dari Dapil VI Kotabaru dan Tanbu. 

Selain jarak tempuh lokasi ini cukup jauh dari sekolah induk. Dua kelas di Lokasi II hasil swadaya guru dan masyarakat ini ternyata kondisinya juga memprihatinkan bahkan hanya berdinding plafon gipsum yang sudah mulai rapuh.

“Tetapi ada yang lebih parah lagi dan di bawah kolong rumah. Bayangkan mereka sangat niat mau belajar, kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Atas nama rakyat untuk Kotabaru daratan saya minta tolong fasilitas ini dibenahi karena infrastrukturnya tidak standar,” jelasnya.

Di samping tingginya keinginan mengenyang pendidikan, dia mengemukakan, keadaan ini harus segera ditindaklanjuti. Apalagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel perlu benar-benar turun ke lokasi agar mengetahui apa saja permasalahan yang tengah dihadapi.

“Saya tak bisa membayangkan mereka belajar dalam keadaan kehujanan atau kondisi alam sebagainya. Lihat saja atap dan dindingnya terpal, lantainya juga tidak dipasang ubin, bagaimana peserta didik mau belajar dengan nyaman,” tuturnya paman Yani (sapaan akrab).

Kondisi ruang kelas ini sudah berlangsung lebih dari 5 tahun

Sementara satu ruangan beratap dan berdinding terpal ini digunakan oleh kelas XII untuk mengikuti setiap mata pelajaran. Serta rata-rata seluruh pembinanya adalah tenaga pendidik yang kini masih berstatus sebagai honorer.

“Sekali lagi saya meminta dan memohon agar kondisi ini dapat segera ditindaklanjuti. Kalau perlu Disdikbud Kalsel langsung turun ke lapangan. Mereka mesti melihat sendiri keadaannya,” ungkap wakil rakyat yang membidangi ekonomi dan keuangan di DPRD Provinsi Kalsel.

Sementara itu, Kepala Desa Gunung Calang, M Arafah, menuturkan, supaya layak dan sesuai standar. Pemerintah desa setempat telah menghibahkan lahan seluas 2 Hektar (Ha) untuk membangun baru lokasi dua SMA Negeri 1 Pamukan Selatan Kotabaru.

“Sebenarnya untuk hibah lahan di lokasi II sudah kami lakukan. Alhamdulillah, kami sangat mendukung dunia pendidikan. Bahkan, bangunan tersebut sempat bercampur dengan Tsanawiyah dan TK Al Quran namun digunakannya secara bergantian” bebernya.

Soal bangunan yang ada, ia menjelaskan, dua kelas dan satu ruang guru ini sebelumnya merupakan hasil swadaya puluhan tahun silam dari Pemerintah Desa Gunung Calang. Total yang dikeluarkan mereka kala itu sebesar Rp180 juta.

“Kalau fasilitas ini dibangun sekitar tahun 90an dan anggarannya murni dari APBDesa hasil dari retribusi tambang dan sisanya dari swadaya masyarakat. Jujur, kami tak mengambil keuntungan dari situ karena hajat keseluruhan untuk membangun sekolah,” paparnya.

Terkait keadaan ruang kelas XII Lokasi II SMA Negeri 1 Pamukan Selatan dengan bangunan yang terbuat dari terpal itu diprakirakan sudah berjalan sekitar lima tahunan lebih. Serta kondisinya terpaksa harus dinikmati seadanya.

“Semoga setelah paman Yani melihat kondisi, aspirasi kami ingin mendapatkan hak pendidikan yang sama dapat terwujud termasuk pembenahan infrastrukturnya pula,” pungkasnya. (RHS/RDM/RH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Abdi Persada | Newsphere by AF themes.